Ceramah Master Cheng Yen: Mewujudkan Cinta Kasih Tanpa Batas
Saya sangat tersentuh dan sangat bersyukur. Waktu berlalu detik demi detik. Hari ini adalah hari ulang tahun Tzu Chi ke-52. Saya teringat 52 tahun yang lalu, di aula kecil Vihara Pu Ming, Badan Amal "Ke Nan" Tzu Chi didirikan. Saat itu, yang hadir kurang dari 10 orang. Berhubung tidak memiliki banyak beras, kita hanya bisa memasak bubur dengan menambahkan banyak air ke dalam panci kecil berisi sedikit beras. Kemudian, saat menggunakan panci besar, kita tetap memasak sedikit beras yang ditambahkan banyak air.
Kita bisa melihat bayangan awan di langit yang terpantul pada permukaan air yang ada di dalam panci. Karena itu, saya berkata, "Di dalam sebutir beras terkandung matahari dan bulan; di dalam panci memasak gunung dan sungai." Itu semua pernah kita lalui. Pada tanggal 24 penanggalan Imlek setiap bulannya, kita mengadakan kebaktian Bhaisajyaguru. Kita mengadakan kebaktian Bhasajyaguru dengan tulus demi mendoakan para donatur yang setiap bulannya menyumbang 30 dolar, 5 dolar, 20 dolar, atau 10 dolar. Mereka semua menyumbang sedikit demi sedikit.
Setiap bulan kita melantunkan Sutra Bhaisajyaguru dengan tulus untuk mendoakan sekelompok orang yang bersedia bersumbangsih itu. Celengan bambu juga bermula pada saat itu dan terus berlanjut hingga sekarang. Saya sangat memandang penting dana yang terkumpul sedikit demi sedikit karena dengan menghimpun tetes-tetes kebaikan hati inilah, barulah kita memiliki kekuatan untuk bersumbangsih. Karena itu, saya sangat memandang penting hal ini dan sangat bersyukur.
Saya sangat bersyukur sejak Tzu Chi didirikan hingga sekarang, barisan relawan semakin panjang. Kita ingat kembali lebih dari 50 tahun yang lalu, para ibu rumah tangga menghemat uang belanja sayur untuk mendukung saya. Mereka harus terlebih dahulu memperbaiki diri untuk dapat menginspirasi keluarga mereka agar bersedia turut serta untuk bersumbangsih di masyarakat.
Demikianlah Tzu Chi berjalan hingga 10 tahun kemudian, kita menyadari bahwa Taiwan bagian timur sangat kekurangan sumber daya medis. Pasien yang menderita penyakit kritis harus diantar ke Taiwan bagian barat atau utara untuk menerima pengobatan. Pada saat itu, Jalan Tol Suhua belum dibuka. Untuk mengantar pasien ke wilayah barat sangatlah sulit. Di tengah keterbatasan saat itu, Tzu Chi harus menanggung biaya pengobatan yang begitu besar. Itu adalah beban yang sangat besar.
Jadi, saya terpikir, "Jika Hualien memiliki sumber daya medis, bukankah sangat bagus?" Jadi, setelah memiliki ide itu, kita mulai mempersiapkan pembangunan rumah sakit.
Itu sangatlah sulit. Pada saat itu, kita menggalang dana untuk batu bata dan semen sedikit demi sedikit. Itu sungguh tidak mudah. Setiap pembangunan rumah sakit, tidaklah mudah. Kini secara keseluruhan kita memiliki 6 rumah sakit. Saya sangat berterima kasih kepada para kepala RS dan semua staf di setiap departemen yang telah mendedikasikan diri mereka dengan semangat misi. Melenyapkan penderitaan dan mengobati penyakit hingga akarnya untuk menyembuhkan pasien adalah tujuan terbesar kita. Saya sangat berterima kasih kepada semua tim medis yang telah bekerja keras untuk tujuan bersama ini. Inilah yang saya harapkan.
Dahulu, saya membimbing para ibu rumah tangga. Kini, sudah lebih dari 50 tahun berlalu. Dimulai dengan langkah kecil yang berlandaskan kebajikan dan cinta kasih, kini kita telah memberi bantuan ke lebih dari 90 negara dan wilayah. Kita juga telah menginspirasi warga lokal. Kita jangan melihat jumlahnya yang sedikit. Himpunan kekuatan benih-benih cinta kasih ini dapat tumbuh menjadi tak terbatas sehingga setiap orang dapat turut menjadi cahaya yang membantu sesama.
Dengan demikian, bukankah dunia kita menjadi bagai dipenuhi hamparan cahaya kecil yang jika dihimpun juga bisa menjadi terang seperti bulan dan matahari? Jadi, saya sangat berterima kasih kepada benih-benih pertama relawan Tzu Chi yang telah bersedia mengemban tangung jawab di Tzu Chi dan memiliki tekad yang sama dengan saya. Pada masa-masa awal, Griya Jing Si menggunakan tutup atap genting. Namun, setelah diterjang topan, genting tersebut rusak. Kemudian, atap kita tak lagi menggunakan genting, melainkan menggunakan semen yang dibuat oleh para Tzu Cheng.
Dengan begitu, topan bukan lagi masalah. Ini sangat istimewa. Bangunan kita juga sangat berharga. Setiap bangunan di Griya Jing Si dibangun oleh para anggota komite, Tzu Cheng, dan para bhiksuni. Mereka naik sendiri ke atap untuk mengikat rangka baja. Setiap potong batu bata, setiap potong genting, dan setiap batang baja mengandung usaha banyak orang. Semua orang belajar dari tidak bisa sampai bisa.
Singkat kata, semua ini menambah nilai rasa pada Griya Jing Si kita. Kita tidak mengupahi orang untuk membangunnya, kecuali untuk bagian yang memerlukan keahlian atau sumber daya khusus. Bagian-bagian lain dilakukan oleh para anggota Tzu Cheng, komite, dan para bhiksuni. Jadi, di dalam organisasi kita ini, antara guru dan murid, kita semua telah bersatu hati untuk menghimpun kekuatan cinta kasih. Semua ini tidak habis diceritakan.
Yang paling saya syukuri adalah semua orang di dalam masing-masing misi telah menjalankan tanggung jawab masing-masing. Setiap orang telah bersumbangsih dengan segenap kekuatan. Rasa terima kasih saya ini tak habis diungkapkan. Singkat kata, kita harus sungguh-sungguh bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong untuk menjalankan Empat Misi Tzu Chi. Dengan demikian, kita akan dapat menjalankan semuanya dengan lebih baik lagi.
Tekad tetap teguh sejak masa-masa awal yang penuh kesulitan
Tetes demi tetes sumbangsih terhimpun menjadi cinta kasih yang besar
Giat menanam benih kebajikan hingga menjadi tak terbatas
Bersatu hati menjalankan Empat Misi Tzu Chi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 9 Mei 2018
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie