Ceramah Master Cheng Yen: Meyakini Ajaran Buddha dan Membangun Ikrar Agung

“Saya dilantik pada tahun 2015, lalu menjadi fungsionaris pada tahun 2018. Terima kasih juga kepada kakak-kakak di Su'ao yang telah membantu dengan satu hati dan gotong royong. Dahulu, saat sakit, saya berpikir, "Aduh, parah sekali. Bawa saja saya pergi jika memang sudah waktunya." Namun, kini saya sangat takut mati karena ada banyak tugas Tzu Chi yang belum bisa saya lepaskan. Jadi, saya sangat takut mati dan harus menjaga diri,” tutur Kakak Xie Li-lan, relawan Tzu Chi.

“Sejak dilantik, saya menjalani operasi dalam 3 tahun berturut-turut. Saat dioperasi, saya berkata kepada tubuh saya, "Di mana yang sakit, saya akan mengirimkan kasih sayang ke sana agar kamu cepat sembuh. Tolong kamu juga bekerja sama dengan saya. Dengan begitu, saya baru bisa menjalankan Tzu Chi." Terima kasih juga atas perlindungan para Bodhisatwa sehingga saya dapat menjalankan berbagai tugas ini. Tubuh saya memang berpenyakit, tetapi saya bukan orang sakit. Saya melakukan yang bisa saya lakukan dalam keterbatasan. Bodhisatwa menjaga saya sehingga saya dapat berjalan di Jalan Bodhisatwa dan menjalankan aktivitas Tzu Chi. Terima kasih juga kepada Master yang telah mendirikan dunia Tzu Chi sehingga saya dapat menjalankan survei kasus dan menemukan letak dari nilai kehidupan. Terima kasih,” pungkasnya.

Saya melihat setiap orang sangat tekun dan bersemangat dan memiliki tekad yang luhur untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Selain bersumbangsih, semuanya juga mengucap syukur. Ini adalah yang tertulus dan terindah. Jadi, saya ingin kembali menyampaikan kepada kalian agar terus menggunakan hati yang tulus.


Kalian semua telah memiliki keyakinan. Kalian yakin kepada saya dan ajaran Buddha di dunia. Kalian telah berikrar untuk berjalan di Jalan Bodhisatwa dan mempelajari Dharma. Mempelajari ajaran Buddha berarti menerima Dharma. Dharma harus meresap ke dalam hati dan dipraktikkan. Ini barulah disebut sungguh-sungguh yakin dan memiliki ikrar agung di dalam ajaran Buddha.

Jika hanya terus memikirkan dan mengucapkan ikrar tanpa benar-benar menjalankannya, ini bagaikan astronaut yang berjalan di angkasa, tidak memiliki pijakan yang mantap. Jadi, kita harus menapak dengan mantap dan berjalan di Jalan Bodhisatwa.

Pagi tadi, saya berangkat dari Taipei serta melihat pegunungan dan laut sepanjang perjalanan. Laut terlihat tidak bertepi. Saat saya menatap ke arah laut, laut seakan tak terbatas. Lautan dan langit seakan menyatu. Karena itu, dikatakan bahwa alam ini sangat luas. Namun, seberapa pun luasnya, kita masih berada di Bumi ini.

Sesungguhnya, alam semesta lebih luas dari Bumi ini. Buddha sering mengatakan tentang tiga ribu kosmos atau alam semesta yang tak terbatas. Luasnya tidak terbatas. Jadi, kita harus berikrar dan meyakini ajaran Buddha. Buddha memberi tahu kita bahwa kita memiliki hati Buddha yang juga tidak terbatas.

Buddha melihat penderitaan di dunia, bertekad di dunia, melatih diri di dunia, dan membabarkan Dharma di dunia. Setelah mencapai pencerahan, Beliau memahami kebenaran alam semesta dan membabarkannya bagi kita. Banyak hal yang harus kita pahami, termasuk kebenaran di balik berbagai materi di dunia.


Segala sesuatu yang berwujud dan dapat dilihat disebut sebagai materi. Hukum yang menaunginya disebut hukum fisika. Dari sisi mental, ada psikologi. Dari sisi tubuh manusia, ada fisiologi. Tubuh dan batin manusia berkaitan dengan prinsip fisiologi dan psikologi. Selain itu, segala sesuatu yang berwujud di alam semesta berkaitan dengan prinsip fisika. Dari ketiga prinsip ini, bisa dilihat bahwa sebagian besarnya berkaitan dengan manusia.

Prinsip ini adalah kebenaran. Sebagian besar prinsip ini berkaitan dengan manusia. Tanpa adanya kita manusia yang hidup di dunia, kita tidak akan terhubung dengan alam semesta ini. Meski alam semesta beserta isinya tetap ada, tetapi tanpa adanya kehidupan manusia, prinsip kebenaran ini tidak akan ditemukan. Karena adanya kehidupan manusia, barulah berbagai prinsip ini ditemukan dan dibedakan.

Jadi, Buddha datang ke dunia untuk membimbing kita agar memahami segala prinsip kebenaran dan yang terpenting ialah membangkitkan kebijaksanaan kita. Di manakah kebijaksanaan? Di dalam tubuh dan batin kita. Di dalam tubuh dan batin kita, prinsip psikologi dan fisiologi dapat dipahami. Setiap hari kita berkutat dalam prinsip fisiologi.

Dari Taipei hingga Taichung, saya mendengar banyak relawan Tzu Chi berbagi tentang berbagai penderitaan yang mereka lihat. Relawan Tzu Chi terjun ke tengah masyarakat, melihat banyak penderitaan, dan bertekad untuk mempraktikkan Jalan Bodhisatwa. Namun, apakah kita hanya melihat penderitaan orang lain? Tidak. Setiap orang memiliki penderitaan masing-masing. Saya sendiri juga memilikinya.


Banyak hal di dunia ini yang saya khawatirkan. Kita melihat bahwa di dunia ini begitu banyak orang yang menderita dan membutuhkan bantuan. Jika memiliki jalinan jodoh dan kemampuan, kita dapat membantu mereka dan ini merupakan berkah. Kita hendaknya tulus berdoa bagi ketenteraman dunia. Semoga setiap orang di setiap negara hidup berkecukupan. Dengan demikian, tidak perlu uluran dari organisasi amal.

Tzu Chi juga berawal dari misi amal. Menjalankan misi amal berarti kita harus memberi perhatian bagi seluruh dunia. Bodhisatwa harus terjun ke tengah masyarakat demi satu tujuan, yakni menolong semua makhluk yang miskin dan menderita. Inilah ajaran yang ingin disampaikan Buddha di dunia.

Terima kasih, Bodhisatwa sekalian. Semua orang telah bersungguh hati dan bersumbangsih dengan cinta kasih. Acara Pemberkahan Akhir Tahun setiap tahunnya menandakan satu tahun akan berlalu. Kita harus mengantar tahun 2020 dengan tulus. Kini semakin banyak orang yang menderita di dunia, baik karena bencana alam akibat perubahan iklim maupun karena bencana akibat ulah manusia.

Bayangkan, keharmonisan bergantung pada setiap orang. Jika semua orang bisa bekerja sama dengan harmonis, barulah dunia ini akan damai dan tenteram.

Meyakini ajaran Buddha dan membangun ikrar agung
Melihat penderitaan dan melatih diri di dunia
Membangkitkan kebijaksanaan dan memahami prinsip kebenaran
Bersumbangsih tanpa pamrih demi mewujudkan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Desember 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 11 Desember 2020
Lebih mudah sadar dari kesalahan yang besar; sangat sulit menghilangkan kebiasaan kecil yang buruk.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -