Ceramah Master Cheng Yen: Misi Kesehatan Berlandaskan Kebijaksanaan dan Welas Asih


“Saya akan membagikan sebuah kasus medis. Sesungguhnya, pasien ini merupakan relawan kita dari Yilan yang sudah lama menderita sakit mata. Dokter di sana mendiagnosisnya menderita uveitis atau skleritis yang terkait dengan penyakit autoimun. Penyakit seperti ini biasanya diobati dengan steroid. Karena itu, beliau terus menggunakan obat tetes mata steroid. Namun, kondisi matanya malah makin memburuk. Karena itu, beliau datang ke rumah sakit kita. Saat itu, saya segera menyadari bahwa beliau pernah menjalani operasi mata peselancar sekitar dua puluh tahun yang lalu dan luka operasinya tidak pulih sepenuhnya. Saya pun langsung mengatakan bahwa saya menduga itu ialah skleritis yang disebabkan oleh bakteri, bukan penyakit autoimun ataupun uveitis. Jadi, saya segera mengambil sampel dari konjungtiva. Seperti yang saya duga, beliau memang menderita skleritis yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa,” terang Shen Pei-yu, Wakil kepala Departemen Oftalmologi, RS Tzu Chi Taipei.

“Skleritisnya sudah sangat parah karena bakteri telah menginfeksi seluruh bagian putih bola matanya. Dari depan, infeksi ini terus menyebar ke bagian belakang bola matanya. Karena itu, terjadi pembengkakan retina yang membuat ketajaman penglihatannya turun drastic menjadi 20/400. Sesungguhnya, untuk mencegah penyebaran infeksi, ada kemungkinan besar beliau harus menjalani operasi pengangkatan bola mata. Setelah kami memberi tahu beliau tentang risikonya, beliau pun menjalani rawat inap di rumah sakit kita. Cukup berat baginya karena setiap dua hari, kami harus menyuntikkan antibiotik langsung ke bagian bawah konjungtivanya. Dengan perawatan darurat seperti itu, kondisinya berangsur-angsur membaik. Setidaknya, matanya tidak terus memborok,” lanjutnya.

“Setelah itu, kami juga melakukan operasi untuk mengangkat jaringan mati di beberapa area matanya. Setelah keluar dari rumah sakit, beliau tetap harus berangkat dari Yilan ke Taipei setiap dua hari untuk disuntik. Secara berangsur-angsur, kami pun melihat kondisi matanya makin membaik. Ketajaman penglihatannya juga meningkat dari 20/400 menjadi 20/28. Beliau sungguh sangat berterima kasih kepada tim medis kita. Suntikan dua hari sekali dilakukan oleh dokter residen di bawah bimbingan kami. Berkat perawatan dari segenap tim medis kita, bola matanya dapat terselamatkan. Meski kasus ini hanya tentang bola mata yang kecil, tetapi telah melibatkan tujuh departemen. Tujuh departemen ini saling terkait. Contohnya, skleritis yang saya bahas sebelumnya. Jika penanganan saat itu tidak baik, maka beliau harus dirujuk ke dokter spesialis bedah plastik mata untuk menjalani operasi pengangkatan bola mata. Kami merupakan sebuah tim yang bekerja sama secara erat. Karena itulah, kami dapat merawat para pasien secara menyeluruh,” pungkasnya.


Selain mata di kepala kita, kita juga memiliki mata batin. Mata batin sangat penting, tetapi mata di kepala kita lebih penting lagi karena dengan mata ini, kita dapat melihat dan belajar banyak hal. Jadi, mata batin dan mata di kepala memiliki fungsi yang berbeda.

Hari ini, kita mendengar para staf dari Departemen Oftalmologi berbagi pengalaman. Saya merasa bahwa departemen ini sangatlah penting. Di dunia ini, kita bersentuhan dengan berbagai materi yang memiliki fungsi dan warnanya masing-masing. Namun, untuk membedakannya dengan mata kita tidaklah mudah. Saya menaruh harapan tinggi pada para dokter kita. Saya sering mengatakan bahwa profesi mereka berkaitan dengan kehidupan.

Selama masih hidup, hendaklah kita mengembangkan nilai kehidupan dan fungsi tubuh kita. Jika tidak, kita akan menjadi sangat putus asa. Saya sendiri juga merasa demikian. Kini, langkah kaki saya tidak lagi semantap dahulu seakan-akan kaki saya kehilangan fungsinya. Adakalanya, saya tak ingin bergerak. Namun, begitu saya tidak bergerak, fungsi tubuh saya pun menurun lebih cepat.

Penglihatan saya juga makin kabur. Jadi, jika ada yang memperlihatkan sesuatu kepada saya, saya pun akan berkata, "Saya tidak bisa melihatnya dengan jelas. Tolong bacakan untuk saya."

Namun, ada perbedaan yang cukup besar antara membaca sendiri dan mendengarnya dari mulut orang lain. Karena itulah, saya menggunakan tablet ini sekarang. Dengan demikian, saya bisa memperbesar dan memperkecil apa yang ingin saya baca.


Saya sering mengatakan bahwa kemajuan teknologi saat ini telah memberi banyak kemudahan bagi kita. Namun, jika terus melihat tablet ini, mata saya pun menjadi cepat lelah. Saya berharap para dokter kita bisa lebih bersungguh hati. Yang terpenting ialah berhati tulus. Inilah nilai kehidupan.

Dengan hati yang tulus, kalian memulihkan penglihatan para pasien. Sungguh, kalian telah memupuk pahala. Ketika banyak pasien datang berobat kepada kalian, itu menunjukkan bahwa keterampilan kalian tidak hanya diyakini oleh seorang pasien saja, melainkan banyak orang. Para pasien pun akan menyebarkan keyakinan ini kepada yang lainnya.

Inilah yang disebut keyakinan, ikrar, dan praktik. Mereka membalas kebaikan dokter dengan membuat lebih banyak orang yakin pada dokter tersebut sehingga makin banyak pula orang yang tertolong. Kehidupan kalian menjadi bernilai karena diyakini oleh banyak orang. Kalian telah menjaga tekad dan menjalankan ajaran. Kalian tidak hanya bertekad, tetapi juga berikrar menjadi dokter. Tekad kalian tak tergoyahkan.

Namun, untuk menjadi dokter yang baik, kalian harus melindungi kehidupan pasien. Bagaimana melindungi kehidupan? Dengan mendedikasikan kehidupan sendiri demi menyelamatkan nyawa pasien dengan ikrar agung yang tulus. Saya merasa bahwa misi kesehatan Tzu Chi dapat mewujudkannya.


Dalam lingkungan RS Tzu Chi, kita sering kali menggunakan Dharma untuk mengatasi masalah. Kita melihat masalah dari sudut pandang Dharma dan menggunakan Dharma untuk mengatasinya. Demikianlah kita menerapkan Dharma dalam berurusan dengan orang-orang dan segala hal. Inilah kesungguhan hati.

Dengan adanya Dharma di dalam hati, dokter kita dapat melindungi kehidupan pasien dengan penuh kecermatan dan welas asih. Tentu saja, kemungkinan mereka untuk melakukan kesalahan sangatlah minim. Demikianlah dokter kita menggunakan Dharma untuk menyempurnakan keterampilan medis mereka dan menyembuhkan batin pasien. Jadi, keterampilan medis yang dipadukan dengan ketulusan dokter untuk menyelamatkan pasien pun akan membuat pasien beserta keluarga merasa puas sehingga kita memperoleh pujian dari mereka. Inilah misi kesehatan Tzu Chi.

Rumah sakit kita menyediakan lingkungan yang dapat menenangkan para pasien. Kita harus menangani pasien dengan hati yang tulus.

Semua pasien yang datang pada kalian pasti berjodoh dengan kalian. Perpaduan ketulusan dokter terhadap pasien dan keyakinan pasien terhadap dokter akan menjadi obat yang paling mujarab. Saya sangat bersyukur.

Misi kesehatan kita bukan demi mencari keuntungan, melainkan demi mengembangkan nilai kehidupan. Semoga misi kesehatan kita dapat terus melindungi kehidupan, menjaga kesehatan, dan menjunjung tinggi cinta kasih. Saya yakin dengan ketulusan dan keterampilan medis, misi kesehatan kita akan terus bersinar cemerlang. Asalkan kita bertekad, maka tidak ada hal yang sulit. Dengan bekerja sama dalam keharmonisan dan kesatuan hati, kita dapat membentuk kekuatan besar.

Memulihkan penglihatan pasien dengan pengobatan yang mulia
Keyakinan, ikrar, dan praktik yang berlandaskan welas asih dan kebijaksanaan
Menjaga tekad, menjalankan ajaran, dan membangun ikrar agung
Bekerja sama dalam keharmonisan dan mengembangkan potensi kebaikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 04 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 06 Juni 2022
Memiliki sepasang tangan yang sehat, tetapi tidak mau berusaha, sama saja seperti orang yang tidak memiliki tangan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -