Ceramah Master Cheng Yen: Pencapaian Baru Misi Kesehatan Tzu Chi

“Kami dengan penuh hormat meminta Master untuk memimpin peresmian rumah sakit.”

Hari ini adalah hari yang sangat istimewa. Sudah 18 tahun berlalu sejak misi kesehatan kita menjangkau Yunlin dan Chiayi. Klinik kita di Douliu pun telah beroperasi selama 15 tahun. Saat itu, kita memiliki jalinan jodoh yang istimewa di Dalin karena Yunlin dan Chiayi kekurangan fasilitas medis. Karena itu, ketua parlemen, camat, dan bupati setempat berulang kali berkunjung ke Hualien dengan harapan Tzu Chi dapat membangun sebuah rumah sakit di Dalin seperti yang ada di Hualien.

Mereka berharap di Dalin juga ada sebuah RS besar yang memberikan pelayanan dengan cinta kasih yang tulus dan semangat budaya humanis. Jadi, kita mendirikan RS Tzu Chi Dalin. Setelah 15 tahun beroperasi, Klinik Tzu Chi Douliu kini dikembangkan menjadi rumah sakit. Sungguh, interiornya sudah direnovasi menjadi sangat lapang dan semuanya sangat rapi. Baik tenaga medis maupun peralatan medis, semuanya sesuai standar untuk rumah sakit. Setelah dikembangkan menjadi RS, pelayanan bisa lebih menyeluruh.


Pelaksanaan misi amal di masyarakat ataupun curahan perhatian di komunitas, semuanya dilakukan oleh rumah sakit kita. Jadi, kita memberikan pelayanan medis yang menyeluruh untuk melindungi kehidupan dengan cinta kasih. Semua rumah sakit kita merupakan bagian dari keluarga besar Tzu Chi. Ini membutuhkan dedikasi relawan setempat.

Saya berharap kalian dapat lebih bersungguh hati, baik di RS Tzu Chi Douliu maupun RS Tzu Chi Dalin. Para relawan rumah sakit juga harus lebih bersungguh hati. Insan Tzu Chi selalu mencurahkan perhatian pada orang lain. Kita sering mengikuti kegiatan, seperti kunjungan kasih atau kegiatan lainnya di komunitas. Relawan kita bisa menjalankan berbagai fungsi, seperti melakukan daur ulang.

 

Dalam hidup ini, kita tidak membiarkan waktu kita berlalu sia-sia. Demi menumbuhkan jiwa kebijaksanaan, kita memanfaatkan kehidupan kita. Seiring berlalunya waktu, kehidupan kita juga berkurang. Semua orang demikian. Satu hari berlalu, kehidupan kita pun berkurang satu hari. Buddha pun demikian. Saat berusia 80 tahun, Buddha juga terlihat tua. Pada akhirnya, Buddha juga parinirvana. Parinirvana berarti wafat. Namun, berhubung Buddha telah mencapai pencerahan, maka jiwa kebijaksanaan-Nya selalu ada di dunia ini.

Jalan Bodhisatwa yang kita tapaki saat ini merupakan ajaran Buddha. Jiwa kebijaksanaan Buddha terdapat di dalam hati kita. Kita harus mengembangkannya. Seiring berlalunya hari demi hari, kehidupan kita juga terus berkurang. Meski demikian, dengan mendalami Dharma hari demi hari, kita juga semakin memahaminya. Semakin banyak mendengar Dharma, kita akan semakin memahaminya. Setelah mendengar Dharma, kita harus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.


Kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk mengembangkan cinta kasih yang tidak mementingkan jalinan jodoh serta perasaan senasib dan sepenanggungan. Saat melakukan survei kasus dan melihat orang yang menderita, kita harus berusaha untuk menolong mereka dan mengubah penderitaan mereka menjadi kebahagiaan. Perasaan tidak tega melihat orang lain menderita, ini disebut welas asih. Inilah ajaran Buddha. Buddha mengajarkan kebenaran seperti ini dan kita mempraktikkannya.

Setelah bersumbangsih dengan welas asih dan mendengar Dharma, kita akan senantiasa dipenuhi sukacita. Ini karena sumbangsih kita telah melenyapkan penderitaan orang lain dan membawa kebahagiaan bagi mereka. Jadi, kita memperoleh sukacita agung. Kita bersukacita melihat mereka bahagia dan merasa tenang melihat mereka hidup tenteram. Inilah yang kita peroleh. Kita tidak meminta apa pun dari mereka. Kita tidak terus mengingatkan mereka bahwa kitalah yang menolong mereka. Kita tidak berbuat demikian. Yang kita lakukan ialah terus memperhatikan dan membimbing mereka menjadi donatur atau relawan daur ulang.


Kita mengimbau mereka untuk mencari tahu tentang Tzu Chi dengan berinteraksi secara langsung. Dimulai dari menjadi donatur, mereka bisa menjadi anggota komite, Tzu Cheng, atau relawan daur ulang. Inilah yang disebut berbagi Dharma setelah melenyapkan penderitaan. Lansia yang hidup sebatang kara juga mendapat curahan perhatian dan bantuan dari keluarga besar Tzu Chi. Kita melenyapkan penderitaan mereka, lalu berbagi Dharma dengan mereka.

Setelah mereka diliputi kebahagiaan, kita harus bisa melepas. Kita tidak melekat pada mereka. Kita terus menjalankan misi lain. Kita menjangkau orang yang menderita dan bersumbangsih tanpa pamrih. Inilah yang disebut kekosongan tiga aspek dana. Kita tidak melekat pada  “dia adalah orang yang saya tolong” ataupun  “saya adalah orang yang bisa menolong”. Setelah melepas semua itu, masih ada banyak hal yang harus kita lakukan. Kita harus terus melangkah maju tanpa menyia-nyiakan waktu.


Jalan Bodhisatwa harus ditapaki dari kehidupan ke kehidupan. Dharma yang kita praktikkan sekarang juga harus kita bagikan dan praktikkan di kehidupan mendatang. Inilah yang dilakukan oleh Bodhisatwa di dunia ini secara terus-menerus dari kehidupan ke kehidupan. Buddha juga berkata bahwa sejak berkalpa-kalpa yang tak terhingga lalu, Beliau bertekad untuk datang ke dunia ini guna menjalin jodoh baik dengan semua makhluk.

Setelah jalinan jodoh matang, Beliau pun mencapai pencerahan dan kebuddhaan. Setelah mencapai kebuddhaan, jiwa kebijaksanaan-Nya bertahan selamanya. Ini berarti Dharma telah tersebar di dunia dan dapat menumbuhkan jiwa kebijaksanaan setiap orang dalam keseharian. Jadi, saya mengimbau kalian untuk menggenggam waktu karena seiring berlalunya waktu, kehidupan kita juga terus berkurang. Kita harus menggenggam kehidupan untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan.

 

Klinik Tzu Chi Douliu berkembang menjadi RS dan membuka halaman baru

Memberikan pelayanan medis dengan mengutamakan pasien dan cinta kasih

Ajaran Buddha tersebar di seluruh dunia

Melenyapkan penderitaan dan membawa kebahagiaan

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 7 Januari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 9 Januari 2019

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -