Ceramah Master Cheng Yen: Pentingnya Pola Makan dalam Melindungi Bumi


Melihat ke seluruh dunia, saya merasa sangat prihatin. Saat ini, perubahan iklim menjadi masalah utama dunia. Orang-orang pada umumnya berpikir bahwa hal ini terjadi di tempat yang jauh dan tidak ada hubungannya dengan mereka.

Buddha datang ke dunia dan memberikan perumpamaan bahwa dunia ini seperti rumah yang tengah terbakar. Dunia terdiri atas tiga kelompok alam, yaitu alam nafsu, alam rupa, dan alam tanpa rupa. Alam nafsu adalah dunia awam kita yang saat ini selalu dipenuhi dengan ketamakan dan mengejar keinginan tanpa henti. Ketamakan telah menciptakan karma buruk yang berat.

Sesungguhnya, karma buruk membunuh hewan sangat sulit untuk diperkirakan jumlahnya. Setiap hari, ada ratusan juta ekor hewan yang dikonsumsi oleh manusia. Karena nafsu keinginan mulut manusia, banyak hewan diternak dan akhirnya harus menghabiskan banyak air, rumput, pakan, dll. Berapa banyak sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi keinginan mulut kita?

Saat ini, alam telah mengirimkan sinyal darurat. Jumlah penduduk terus bertambah tanpa henti, di sisi lain banyak sumber daya yang telah terbuang dan makin banyak sampah yang dihasilkan. Kita sering melihat bagaimana sampah di lautan ditelan oleh hewan laut dan kemudian orang-orang mengonsumsi hewan laut itu. Lingkaran setan ini terbentuk karena pencemaran. Jika kita menggalakkan vegetarisme, orang-orang dapat mengonsumsi tanaman dan sayuran yang tumbuh secara alami.


Saat hujan, akar dan daun akan menyerap air hujan. Tanaman melepaskan air hujan untuk menyuburkan tanah dan tanah akan memberi nutrisi kepada tanaman. Tanaman membawa energi bagi tanah untuk dapat menopang kehidupan kita. Ketika kita mencintai dan melindungi tanah, secara alami kita telah menjaga energinya. Beginilah cara manusia dan alam hidup berdampingan dan saling melindungi. Begitu pula dengan hutan, pohon besar dapat menjaga air dan tanah. Semua ini sangat alamiah.

Semua manusia memiliki pengetahuan. Pengetahuan yang baik adalah kebijaksanaan untuk mengetahui cara melindungi, mensyukuri, dan menghargai Bumi. Jika ketamakan dan nafsu keinginan makin besar, manusia akan berupaya mengambil keuntungan dari alam dengan melakukan penebangan dan perusakan dengan alasan peningkatan ekonomi dan perdagangan. Sesungguhnya, berapa pun kekayaan yang kita miliki, semua itu hanyalah label. Kekayaan hanyalah label dan tidak kekal. Contohnya Tzu Chi, pada awalnya hanya dimulai dari 50 sen yang kita kumpulkan untuk disumbangkan dan membantu orang menderita.

Saya sangat ingat dengan kasus-kasus awal Tzu Chi. Suami dari salah satu penerima bantuan kita adalah seorang tipograf surat kabar. Dia selalu bekerja hingga larut malam. Di suatu pagi, saat pulang ke rumah, dia membeli dua buah kubis dalam perjalanan pulang. Dengan penglihatan yang telah buta, istrinya menyentuh kubis yang dibawa oleh suaminya dan merasa sangat senang karena keempat anaknya dapat makan kubis hari itu.


Saat suaminya bangun dan bergegas makan, dia melihat sepiring besar sayur kubis dan mengetahui bahwa istrinya telah memasak kedua buah kubis yang dibelinya. Dia sangat marah, mencaci maki, dan pergi untuk bekerja kembali. Istrinya merasakan penderitaan yang luar biasa. Keluarganya hidup dengan kesulitan ekonomi, dia juga harus menjaga anak-anak dan menjaga rumah. Ditambah lagi, dia mengalami penyakit pada matanya dan tidak memiliki uang untuk berobat. Matanya pun sudah mencapai kondisi yang tidak dapat disembuhkan sehingga penglihatannya tidak akan pulih selamanya. Makin berpikir, dia makin merasa sedih. Akhirnya, dia memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Berbagai kasus yang sudah lebih dari 50 tahun ini sangat menyentuh hati saya. Inilah kehidupan manusia. Segala sesuatu ditentukan oleh jalinan jodoh. Dengan jalinan jodoh baik, kita telah menjalankan misi Tzu Chi lebih dari 50 tahun. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit.

Saat ini, banyak bencana terjadi dan gelombang pengungsi yang disebabkan oleh ulah manusia. Bagaimana kita bisa membantu mereka? Kita memerlukan benih relawan di tempat itu agar dapat memiliki kekuatan untuk membantu mereka. Jika berjodoh, orang yang menderita akan terselamatkan. Namun, berapa banyak orang yang bisa kita bantu? Tidak peduli berapa banyak orang yang bisa kita bantu, yang penting kita bersedia memulai dan bersedia membentangkan jalan. Intinya, kita harus menciptakan lebih banyak berkah.


Himpunan berkah akan melenyapkan bencana. Hendaklah kita terus menyerukan hal ini. Kita semua harus bersumbangsih tanpa pamrih. Dengan demikian, Bumi akan damai, iklim akan bersahabat, dan unsur alam kembali selaras. Hendaklah kita dengan sepenuh hati mendengarkan prinsip kebenaran dan merenungkannya. Hendaklah kita menggalakkkan vegetarisme. Inilah ungkapan kebajikan yang sesungguhnya. Inilah pelajaran besar.

Perkara makan sangatlah krusial. Semua orang harus bervegetaris. Ketika semua orang mendengarkan dan mempraktikkan seruan ini, pasti akan tercipta kedamaian di dunia. Intinya, jika semua orang memahami prinsip kebenaran dan menumbuhkan cinta kasih, segala ekosistem di Bumi akan damai.  

Manusia merusak Bumi untuk memenuhi nafsu keinginan
Memahami prinsip kebenaran dan menumbuhkan cinta kasih
Bervegetaris adalah sumber dari segala kebajikan
Mengubah pola makan demi menciptakan keharmonisan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 09 Agustus 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 11 Agustus 2022
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -