Ceramah Master Cheng Yen: Penyambutan Saudara Se-Dharma dan Penyaluran Bantuan di Haiti

Setiap tahun, kita merasa penuh sukacita saat para relawan luar negeri kembali ke Taiwan untuk menjalani pelantikan. Kita bisa melihat para relawan di Taiwan, baik tua maupun muda, semuanya membungkukkan badan, berjongkok, atau memanjat ke tempat yang tinggi untuk mengepel lantai serta mengelap langit-langit, dinding, kaca, dan lain-lain. Relawan kita sangat bersungguh hati.

Setiap hari, relawan kita harus menyiapkan alat makan bagi lebih dari seribu orang. Semua alat makan harus dicuci dan direndam dengan air panas terlebih dahulu. Mereka sungguh sangat teliti dalam menjaga kebersihan. Saya sangat bersyukur. Bukan hanya relawan kita, saat ada waktu luang, perawat dari RS Tzu Chi Taipei perawat dari RS Tzu Chi Taipei juga datang untuk membantu. Inilah keluarga besar Tzu Chi.

Empat badan misi Tzu Chi bekerja sama. Semua orang mengerahkan pikiran dan tenaga untuk melakukan pembersihan di dalam dan luar ruangan dengan sangat teliti hingga tidak ada sebutir debu pun. Kita berharap baik di Aula Jing Si Xindian, Banqiao, maupun Sanchong, setiap relawan luar negeri dapat merasa nyaman bagai di rumah sendiri.

Ceramah Master Cheng Yen: Penyambutan Saudara Se-Dharma dan Penyaluran Bantuan di Haiti

Tahun ini, dalam upacara pelantikan, kita menjalin jodoh dengan relawan kita yang datang dari jauh dengan korsase teratai. Korsase teratai yang disematkan di depan dada mereka berasal dari Thailand. Pada awal tahun ini, insan Tzu Chi Thailand berulang kali kembali ke Taiwan untuk memperlihatkan korsase teratai pada saya. Mereka meminta pengrajin setempat untuk membuat korsase yang persis seperti teratai asli. Demi menentukan korsase mana yang akan dipakai, mereka kembali ke Taiwan berkali-kali. Akhirnya, kita menentukannya dan korsase teratai pun mulai dibuat.

Korsase teratai ini telah dikirimkan ke Taiwan dalam jumlah besar. Hanya bunga teratai tidaklah cukup. Para relawan di Taiwan juga harus menyatukan kuntum demi kuntum bunga teratai dengan daun teratai. Saat menyatukan bunga dan daun teratai, para relawan harus sangat teliti. Relawan kita juga melekukkan bagian tepi daun agar semakin mirip bunga asli. Inilah yang disebut ketulusan.

Demi para relawan luar negeri yang kembali ke Taiwan untuk dilantik, para relawan di Taiwan rela bekerja keras. Berkat ketulusan hati para relawan kita, terciptalah korsase teratai yang indah ini. Pikiran yang benar dan bajik para relawan kita telah menciptakan korsase teratai yang indah. Insan Tzu Chi Taiwan begitu bersungguh hati.

Ceramah Master Cheng Yen: Penyambutan Saudara Se-Dharma dan Penyaluran Bantuan di Haiti

Saya berharap para relawan luar negeri dapat menerima korsase teratai ini dengan tulus dan sepenuh hati. Ini merupakan niat baik relawan kita. Kita juga melihat angpau berkah dan kebijaksanaan. Angpau yang dibagikan setiap tahun ini merupakan harta kebijaksanaan. Harta kebijaksanaan ini dibagikan setiap tahun kepada insan Tzu Chi di seluruh dunia. Angpau ini harus dirancang dengan bijaksana. Setelah itu, juga harus dibuat satu per satu dengan penuh kesabaran dan ketulusan.

Untuk menampilkan angpau yang sempurna, tidak boleh ada sedikit pun kesalahan. Di dalam angpau juga ditempel gambar Yang Mahasadar di Alam Semesta yang akan timbul saat angpau dibuka. Relawan kita juga menghabiskan banyak waktu untuk menyiapkan benang emas. Lihatlah, helai demi helai benang harus dilem, lalu dikeringkan agar lebih kuat. Setelah kering, barulah diikatkan ke angpau.

Ketelitian para relawan kita menunjukkan ketulusan mereka. Butiran padi yang digunakan berasal dari cinta kasih para dokter kita. Setiap tahun, kita menempelkan butiran padi di dalam angpau untuk menjalin jodoh dengan insan Tzu Chi di seluruh dunia dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun. Orang-orang yang tidak mengetahuinya mungkin mengira bahwa membuat angpau seperti ini sangat mudah. Sesungguhnya, dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk membuat angpau-angpau ini. Saya sungguh tersentuh melihatnya.

Ceramah Master Cheng Yen: Penyambutan Saudara Se-Dharma dan Penyaluran Bantuan di Haiti

Saya berharap semua orang bisa bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong bagai satu keluarga. Singkat kata, para relawan luar negeri berkumpul di wilayah utara Taiwan untuk menjalani pelantikan. Selama beberapa hari ini, mereka mengikuti kamp pelatihan. Sekarang, mereka bersiap-siap untuk menjalani pelantikan.

Pelantikan hanyalah permulaan dalam menapaki Jalan Bodhisatwa. Saya berharap semua relawan kita dapat terjun ke tengah masyarakat untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk sekaligus membawa Dharma ke dalam kehidupan mereka. Inilah yang disebut melenyapkan penderitaan, lalu berbagi Dharma. Dengan begitu, orang-orang bisa memperoleh manfaat dalam jangka panjang.Singkat kata, Dharma harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita bisa melihat kondisi Haiti yang begitu memprihatinkan. Kita akan kembali mengirimkan nasi Jing Si ke Haiti karena kemarin kita menerima kabar bahwa nasi Jing Si kacang merah membawa manfaat besar bagi warga setempat. Barang bantuan yang kita kirimkan belum tiba di Haiti. Nasi Jing Si kacang merah bisa tiba lebih cepat karena dikirimkan lewat udara. Relawan kita bukan hanya menyediakan makanan, tetapi juga menyediakan alat makan demi menjaga kelestarian lingkungan.

Relawan kita membimbing warga setempat menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberikan bantuan kepada mereka. Ini sungguh merupakan tanggung jawab yang berat. Namun, relawan kita tidak takut repot, tidak takut bekerja keras, dan tidak takut mengemban tanggung jawab. Singkat kata, inilah kekuatan cinta kasih. Kini Relawan Curtis Hsing dan beberapa relawan lain dari Amerika Serikat serta staf Da Ai TV masih berada di sana. Relawan setempat juga sangat sibuk setiap hari. Kita masih menyalurkan bantuan bencana di Haiti.

Melakukan pembersihan dengan tulus untuk menyambut kepulangan saudara se-Dharma

Merancang angpau dengan bijaksana dan membuatnya dengan kesatuan hati

Para relawan luar negeri berkumpul di Taiwan untuk mendalami ajaran kebenaran

Lekas bergerak untuk menolong korban bencana

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 2 November 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 4 November 2016
Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -