Ceramah Master Cheng Yen: Peringatan 30 Tahun RS Tzu Chi Hualien

RS Tzu Chi Hualien telah beroperasi selama 30 tahun. Ini sungguh tidak mudah. Bagaikan manusia, usia ke-30 tahun merupakan masa-masa muda yang penuh kekuatan dan pengalaman sehingga dapat berfokus memberi pelayanan bagi dunia. Saya teringat akan hari ini pada 30 tahun yang lalu, bahkan berhari-hari sebelumnya, insan Tzu Chi dari seluruh Taiwan kembali ke sini. Mereka mulai membersihkan dan menata setiap sudut rumah sakit karena rumah sakit akan resmi beroperasi pada tanggal 17 Agustus. Selama beberapa hari itu, setiap orang menghimpun kekuatan cinta kasih.

Rumah Sakit Tzu Chi Hualien dapat didirikan berkat insan Tzu Chi dari seluruh Taiwan yang bersusah payah menggalang setiap potong batu bata dan setiap karung semen. Setelah menjalankan misi amal Tzu Chi selama 10 tahun, saya membangkitkan niat untuk membangun rumah sakit karena tidak tega melihat warga di wilayah timur Taiwan kekurangan fasilitas medis dan obat-obatan serta sulit untuk berobat. Setelah niat ini terbangkitkan, kita mulai merencanakan pembangunan RS. Bisa dibayangkan betapa sulitnya mewujudkan hal ini. Berkat dukungan pemerintah kota dan provinsi, kita akhirnya bisa mendirikan rumah sakit di atas lahan ini. Saya sangat bersyukur atas hal ini.

Selain lahan, saya juga berterima kasih kepada insan Tzu Chi yang menguras tenaga dan pikiran demi mendukung pembangunan rumah sakit ini. Saat itu, ada relawan yang bersumbangsih dengan tenaga, ada pula yang bekerja keras menggalang dana pembangunan tanpa takut lelah. Inilah akumulasi cinta kasih insan Tzu Chi. Mereka sungguh sangat bekerja keras. Saya tidak bisa menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan rasa syukur kepada mereka. Namun, bagaimana kita merekrut tenaga medis dan membangun rumah sakit? Saya sungguh berterima kasih kepada Wakil Kepala RS Wang dari Rumah Sakit Umum Cathay yang memperkenalkan kakak iparnya, Bapak Kao Erh-pan, untuk membantu merancang bangunan yang sangat kokoh.

Saya juga berterima kasih kepada Kepala RS Tseng, Kepala RS Tu, dan Profesor Yang Sze-piao. Mereka merupakan kepala dan wakil kepala RS Universitas Nasional Taiwan. Mereka terus mendampingi kita dengan sepenuh hati dan penuh cinta kasih. Ada arsitek, pakar administrasi medis, dan pakar manajemen medis yang sangat profesional di Taiwan yang membantu kita. Proyek ini membutuhkan waktu selama 3 tahun. Namun, pihak kontraktor sangat tersentuh sehingga merampungkan proyek ini dalam waktu dua tahun tiga bulan. Mereka merampungkan pembangunan rumah sakit sembilan bulan lebih awal. Namun, berhubung peresmian rumah sakit juga dipercepat sembilan bulan, dari mana kita dapat memperoleh dokter dan kepala rumah sakit? Kita sungguh tidak tahu dari mana kita dapat memperoleh tenaga medis. Banyak tenaga medis yang enggan bekerja di Hualien. Saya sangat berterima kasih kepada Kepala RS Tu yang rela bergabung meski menderita penyakit serius.

Saat itu, beliau terkena kanker hati dan dokternya pernah menyatakan bahwa kondisinya sangat kritis. Meski demikian, beliau tetap bergabung. Saya juga sangat berani meminta Kepala RS Tu yang saat itu merupakan wakil kepala RS Universitas Nasional Taiwan untuk bergabung menjadi kepala RS Tzu Chi Hualien. Jadi, Kepala RS Tu merupakan kepala RS Tzu Chi Hualien pertama. Beliau menjadi kepala rumah sakit selama 5 tahun dan sangat bekerja keras. Tidak mudah untuk menemukan dokter yang bersedia bekerja di rumah sakit kita. Berkat Kepala RS Tu, banyak profesor dan kepala departemen dari RS Universitas Nasional Taiwan yang mengutus orang ke sini atau bergabung secara langsung.

Saya juga berterima kasih kepada Profesor Yang Sze-piao yang hingga kini masih terus mengemban misi pendidikan dan kesehatan kita. Kini beliau masih memeriksa pasien setiap minggu. Beliau sudah berusia 90 tahun lebih. Beliau sungguh mengagumkan. Saya sungguh sangat bersyukur. Selama 30 tahun ini, banyak orang yang terus memberikan dukungan dan berkontribusi. Di bawah pimpinan Kepala RS Chen Ing-ho, RS Tzu Chi Hualien berkembang menjadi sebuah pusat medis. Ada pula dr. Kuo Hann-chorng yang berikrar untuk mendedikasikan diri selama 30 tahun. Beliau memperoleh pencapaian yang cemerlang di dunia medis. Beliau memublikasikan banyak tesis dan buku. Beliau sangat bersungguh hati. Beliau juga berkata bahwa beliau bukan hanya akan berada di sini selama 30 tahun, tetapi akan terus berada di sini hingga akhir hayatnya. Ini membuat saya merasa sangat tenang dan bersyukur.

Singkat kata, para staf senior kita menjalin kasih sayang yang panjang dengan RS. Mereka menganggap RS sebagai rumah mereka. Banyak staf medis kita yang selama 30 tahun ini terus melindungi kehidupan, kesehatan, dan cinta kasih warga Hualien. Saya sungguh sangat bersyukur. Selain kepada para staf medis yang mendedikasikan diri untuk menyelamatkan kehidupan banyak orang, kita juga harus berterima kasih kepada para relawan rumah sakit kita. Mereka memperoleh penghargaan atas sumbangsih mereka selama 30 tahun ini. Kita bisa melihat para relawan kita terus bersumbangsih di rumah sakit tanpa henti selama 30 tahun. Relawan rumah sakit yang telah bergabung selama 30 tahun ini telah mendampingi saya menjalankan misi kesehatan Tzu Chi.

Banyak hal yang tidak bisa saya ungkapkan satu per satu. Singkat kata, saya sangat gembira semua orang bisa bersatu hati. Usia ke-30 tahun merupakan masa-masa yang paling sehat, dewasa, dan kuat bagi manusia. Saya berharap rumah sakit kita juga demikian. Saya berharap baik rumah sakit kita di Hualien, Taipei, Taichung, Dalin, Guanshan, maupun Yuli, semuanya dapat sehat, aktif, dan bekerja sama dengan harmonis untuk bersumbangsih bagi semua makhluk di seluruh dunia.

 

Mengenang pembangunan rumah sakit yang penuh kesulitan

Menguras tenaga dan pikiran untuk mewujudkan ikrar yang penuh welas asih

Menggunakan keahlian untuk berkontribusi dengan tekad yang tak tergoyahkan

Staf medis dan relawan senior menjadi teladan dengan menjalin kasih sayang yang panjang

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal  15 Agustus 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal  17 Agustus 2016

 

Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -