Ceramah Master Cheng Yen: Peringatan Tiga Hari Besar

Di bulan Mei, kita memperingati tiga hari besar sekaligus, yakni Hari Ibu, Hari Kelahiran Buddha, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Inilah tiga hari besar yang kita peringati.

Di bulan Mei ini, semua kalangan Buddhis memperingati Hari Kelahiran Buddha. Hari Kelahiran Buddha adalah hari penting dalam agama Buddha. Buddha lahir pada lebih dari 2.000 tahun lalu. Beliau lahir ke dunia bukan karena buah karma, tetapi karena hati-Nya yang penuh cinta kasih.

Dengan jalinan jodoh itu, Buddha datang ke dunia demi satu tujuan, yakni untuk membuka hati, membimbing, menyadarkan, dan membuat semua makhluk menyelami ajaran. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia. Setelah mendengar ajaran Buddha, adakah orang yang tersadarkan? Adakah kita mempraktikkannya lewat tindakan?

 

Melakukan praktik nyata sangatlah penting. Dengan melakukan praktik nyata, baru Dharma dapat sungguh-sungguh meresap ke dalam hati. Dalam melatih diri, kita harus sangat bersungguh hati. Kita harus sungguh-sungguh mempraktikkan Dharma agar dapat menyucikan hati manusia dan menginspirasi orang-orang untuk melakukan kebaikan.

Kita harus mempraktikkan apa yang sudah dipelajari untuk membawa manfaat bagi dunia dan umat manusia. Buddha datang ke dunia untuk membabarkan Dharma dan menunjukkan Jalan Bodhisatwa kepada kita. Buddha ingin menumbuhkan jiwa kebijaksanaan semua makhluk dan memberi tahu kita bahwa semua orang memiliki kebijaksanaan dan sifat hakiki yang setara dengan-Nya.

Dengan penuh cinta kasih dan welas asih, Buddha menggunakan berbagai cara untuk membimbing semua makhluk agar tidak menyerah atas diri sendiri. Kita harus menghormati dan mengasihi diri sendiri karena kita memiliki kesadaran yang setara dengan Buddha.

Buddha memberi tahu semua orang untuk mengasihi dan menghormati diri sendiri sekaligus mengasihi dan menghormati orang lain. Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan. Setiap orang dapat menjadi Bodhisatwa. Kita harus menapaki Jalan Bodhisatwa baru dapat mencapai tataran kebuddhaan.

Untuk mencapai kebuddhaan, kita harus menjalankan Enam Paramita dan puluhan ribu praktik. Demi membantu semua makhluk mencapai kebuddhaan, Buddha mengajarkan praktik Bodhisatwa. Karena itu, saat melihat banyaknya penderitaan di dunia, banyak Bodhisatwa penuh cinta kasih yang terjun ke tengah penderitaan untuk melenyapkan penderitaan semua makhluk.

 

Saat ada orang yang hidup dalam kerisauan, Bodhisatwa akan menjangkaunya untuk melenyapkan penderitaan dan membabarkan ajaran baik. Di mana pun ada orang yang menderita, Bodhisatwa dunia selalu menjangkau mereka untuk memberi bantuan dan bimbingan. Terima kasih. Pada saat ini, hati saya dipenuhi rasa syukur.

Pagi ini, relawan Tzu Chi di Hualien, Taichung, Kaohsiung, dan Qingshui, mengadakan upacara pemandian rupang Buddha pada saat yang bersamaan. Hari ini adalah hari yang sangat bermakna. Saya terima kasih kepada pemerintah setempat dan wali kota Hualien.

Sekarang Wali Kota Wei juga berada di lokasi upacara. Di antara para pejabat pemerintah, ada pula wali kota Kaohsiung, Ibu Chen yang hadir dari upacara dimulai hingga sekarang. Di Taichung, beberapa pejabat pemerintah juga berpartisipasi dalam upacara pemandian rupang Buddha.

Saya lebih berterima kasih kepada para bhiksu/bhiksuni yang menghadiri upacara kita di Taichung, Kaohsiung, dan Qingshui. Bhiksu/bhiksuni dari beberapa vihara berkumpul bersama untuk berdoa bagi dunia. Hari ini, selain di Taiwan, relawan Tzu Chi di seluruh dunia juga bersatu hati untuk berdoa dengan tulus semoga dunia aman dan tenteram, empat unsur alam selaras, dan kondisi iklim dapat bersahabat.

Saya juga berharap dapat mencapai makna dari peringatan tiga hari besar ini. Tujuan kita memandikan rupang Buddha adalah untuk berterima kasih atas budi luhur Buddha. Buddha datang ke dunia demi membimbing kita menuju jalan yang benar, membawa kebahagiaan bagi manusia, serta mengajarkan kita menapaki Jalan Bodhisatwa dengan cinta kasih universal.

 

Saya berterima kasih kepada semua relawan yang telah bekerja sama dengan kesatuan hati sehingga ada Tzu Chi hari ini. 51 tahun sudah berlalu. Mulai hari ini, kita akan memasuki tahun ke-52. Semoga kita dapat terus bersumbangsih bagi semua orang dengan cinta kasih universal. Saya berharap semua orang dapat bersatu hati.

Saya juga berterima kasih kepada para kepala departemen dan staf dari empat badan misi Tzu Chi, kepada para petinggi dan staf dari empat badan misi Tzu Chi, termasuk guru dan siswa dari sekolah Tzu Chi, juga para dokter dan perawat dari Rumah Sakit Tzu Chi. Kalian mendedikasikan diri sepenuh hati demi mengasihi kehidupan. Kita harus selalu bersyukur atas hal ini.

Janganlah kita lupa bahwa hari ini juga merupakan Hari Ibu. Kita harus berterima kasih kepada orang tua yang telah mengajari dan membesarkan kita sehingga kita dapat melangkah maju menapaki jalan hidup kita. Setiap hari, kita harus berterima kasih atas budi luhur Buddha, orang tua, dan semua makhluk.

Saya berharap kita jangan melupakan ketulusan pada saat ini. Kita harus senantiasa berdoa bagi dunia dan tempat hidup kita. Masyarakat yang harmonis dan dunia yang tenteram baru dapat membawa berkah bagi kita. Saya berterima kasih kepada relawan Tzu Chi di seluruh dunia, kepada ibu di seluruh dunia, dan kepada semua Buddha dan Bodhisatwa.

Saya juga berterima kasih kepada bhiksu/bhiksuni yang telah memimpin upacara ini. Saya berterima kasih kepada relawan Tzu Chi yang giat bersumbangsih setiap hari bagi semua orang di dunia. Saya tidak sempat mengungkapkan rasa terima kasih saya satu per satu. Saya mendoakan kalian dengan tulus. Terima kasih.


Buddha membimbing semua makhluk agar membangkitkan kesadaran dan menyelami ajaran

Memperingati tiga hari besar dengan hati yang tulus

Para bhiksu/bhiksuni menghadiri upacara pemandian rupang Buddha

Tekun dan bersemangat untuk membalas budi setiap hari

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 14 Mei 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 16 Mei 2017

 

Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -