Ceramah Master Cheng Yen: Persamuhan Dharma Melampaui Batasan Ruang

Saya sering mengatakan bahwa kita harus bersyukur atas kemajuan teknologi. Saat saya berbicara di sini, murid-murid saya di tempat yang jauh bisa mendengarnya. Kali ini, saya memiliki kesan yang lebih kuat. Wabah COVID-19 ini membuat kita lebih banyak memanfaatkan teknologi untuk berbagi Dharma. Ini membuat saya merasakan kebenaran Dharma tentang kekosongan dan eksistensi ajaib.

Sambungan telekonferensi yang kita lakukan tidak terintangi oleh apa pun. Pada detik yang sama, informasi bisa tersebar ke puluhan negara. Meski berada di tempat yang berbeda-beda, kita bisa tersambung lewat jaringan internet. Informasi bisa tersebar melewati batasan ruang. Saat ini saya merasakannya. Insan Tzu Chi berbagi tentang hal-hal mengenai Tzu Chi. Hal-hal mengenai Tzu Chi ini dibahas oleh para Bodhisatwa dunia dari berbagai tempat.

Jadi, para relawan Tzu Chi di saat ini tetap menaati peraturan di mana pun mereka berada. Mereka harus berusaha mengerahkan kebijaksanaan dan cinta kasih mereka untuk bersumbangsih tanpa pamrih. Semua orang tetap dipenuhi sukacita dalam Dharma. Mereka berbagi kisah lewat jaringan internet. Bukankah ini bagai persamuhan Puncak Burung Nasar yang tak pernah berhenti berlangsung?

Dari berbagai negara yang berbeda-beda, para relawan berkumpul melalui konferensi video dan berbagi kisah tentang isu global yang sama, yakni wabah COVID-19. Mereka berbagi tentang kondisi negara masing-masing, kondisi kehidupan warga, dan bagaimana para relawan mengatasi kesulitan untuk dapat menyalurkan bantuan. Baik alat pelindung diri bagi para tenaga medis maupun masker yang dibutuhkan masyarakat umum, para relawan berusaha untuk bisa menyalurkannya.


Begitulah Bodhisatwa. Apakah ini hanya berlaku di satu negara saja? Tidak. Ini berlangsung di berbagai negara. Dalam menghadapi wabah kali ini, relawan di seluruh dunia melakukan hal yang sama. Jadi, kita menjalankan hal yang sama di dunia. Kita juga saling menginspirasi dan saling menghibur. Kita berbagi kisah kebaikan dan misi Tzu Chi.

Kita juga menyosialisasikan vegetarisme demi menghargai semua makhluk dan menghindari pembunuhan. Selain baik bagi kesehatan kita, praktik ini juga mengandung cinta kasih yang bermakna. Di dalamnya ada cinta kasih dan ketulusan terhadap hewan. Jadi, kesungguhan, ketulusan, dan cinta kasih harus kita miliki sebagai manusia.

Kita harus bertindak dengan tulus. Kita harus mengasihi semua makhluk dengan cinta kasih sepenuh hati.

Kita harus membangkitkan ketulusan untuk mengasihi semua makhluk di dunia. Jadi, untuk bertahan hidup, kita dapat mengonsumsi padi-padian, sayuran, dan buah-buahan yang alam sediakan. Dengan demikian, tubuh dan batin akan murni. Dengan tubuh dan batin yang murni, kita akan memperoleh kedamaian dan dapat mengembangkan cinta kasih yang tulus. Ini adalah pendidikan yang baik yang dapat dipraktikkan secara nyata, bukan tidak mungkin untuk dipraktikkan.


Kita dapat mempraktikkan ajaran Buddha dengan mudah di mana pun berada. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat melatih ketidakmelekatan dan ketanpaakuan. Kita juga dapat mempraktikkan cinta kasih bukan hanya terhadap manusia, melainkan terhadap semua makhluk. Kita dapat bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan. Kita juga hendaknya harmonis tanpa pertikaian dan menciptakan berkah bersama. Ini bukan kata-kata indah semata. Kita harus dan dapat mempraktikkannya.

Orang baik berbuat baik. Sederhana sekali. Asalkan ada tekad, tidak ada yang sulit. Dharma yang menakjubkan ada di semua tempat. Dharma ini adalah kebenaran sejati. Jadi, asalkan memiliki cinta kasih berkesadaran dan rela bersumbangsih sepenuh hati, tiada hal yang tak dapat dilakukan. Jika dapat melakukan semuanya, kita disebut memiliki kekuatan batin. Cinta kasih berkesadaran menggerakkan kekuatan batin kita. Semua orang dapat melakukannya.

Kemarin kita mendengar wakil wali kota Ormoc, Filipina meminta Bapak Henry Yunez, ketua Tzu Chi Filipina, untuk membantu isolasi warga yang terpapar COVID-19. Pemerintah telah menyiapkan tempat tinggal kosong dan meminta Tzu Chi menyediakan 100 buah tempat tidur lipat. Menerima kabar ini, Bapak Henry Yunez menelepon wakilnya, Alfredo Li. Beliau tahu bahwa kita memiliki persediaan tempat tidur lipat di Cebu. Tempat tidur lipat itu akhirnya dikirimkan dari gudang di Cebu ke Ormoc. Melihatnya, saya sangat kagum dan bersyukur.


Terima kasih kepada para relawan Tzu Chi yang pada masa-masa ini tetap sigap merespons kebutuhan warga dan langsung bergerak untuk mengantarkan bantuan. Saya berterima kasih atas hal ini. Beberapa hari ini, saya sungguh bersyukur atas banyak hal. Saya sangat ingin membagikannya kepada semua orang. Jarak tidak menjadi rintangan. Kita bisa menembus batasan ruang dengan teknologi. Kita juga dapat menyatukan cinta kasih kita. Kita bagaikan menembus batasan ruang. Jadi, kita harus memahami dengan jelas bahwa ajaran Buddha ternyata tidak jauh dari kita di dunia.

Terdapat banyak Bodhisatwa di dunia ini. Baik Bodhisatwa yang datang kembali maupun Bodhisatwa yang baru bertekad, semuanya tersebar di tempat yang berbeda-beda untuk menolong semua makhluk di dunia. Dengan rasa hormat di dalam hati, selamanya kita dapat mempraktikkan kekuatan batin sehingga dapat mengatasi rintangan untuk berbagi Dharma dan melampaui batasan ruang.

Di masa kini, dalam masa kehidupan kita ini, berkat teknologi, kita memiliki kondisi pendukung untuk mempraktikkan kekuatan batin sehingga kita dapat bersumbangsih dan berbagi kisah. Bukankah ini bagaikan persamuhan Dharma Puncak Burung Nasar? Singkat kata, Puncak Burung Nasar ini selalu ada di dalam hati kita dan para Bodhisatwa selalu ada di sana.

Persamuhan Dharma Puncak Burung Nasar berisi kebenaran
Para Bodhisatwa berkumpul dari tempat yang berbeda-beda
Berbagi sukacita dalam sumbangsih di tengah masyarakat
Menghormati semua makhluk dengan cinta kasih berkesadaran

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 April 2020            
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 2 Mei 2020
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -