Ceramah Master Cheng Yen: Posko Daur Ulang: Ladang Pelatihan Penuh Sukacita
“Hari ini adalah hari daur ulang. Mari kita melakukan daur ulang Bersama.”
“Melihat ibu mertua saya melakukan daur ulang dengan gembira, saya pun ikut datang untuk belajar.”
“Ada relawan daur ulang yang bergabung sejak berusia 2 tahun. Hingga kini sudah menikah, dia tetap datang.”
“Kita harus turut berkontribusi untuk mengasihi dan melindungi Bumi.”
“Kita harus menunaikan kewajiban demi masyarakat kita.”
Dunia ini membutuhkan daur ulang. Kita harus melindungi Bumi. Jika Bumi sehat, manusia juga akan sehat. Jadi, para Bodhisatwa daur ulang telah menciptakan pahala yang tak terhingga.
Mereka melakukan daur ulang dengan penuh sukacita, bagai berada pada Bhumi sukacita. Mereka melatih diri di posko daur ulang. Tidak peduli relawan lansia ataupun muda, relawan yang merasa bahagia ataupun memiliki banyak beban pikiran, kekecewaan, dan kekhawatiran di dalam hati, setelah bergabung dengan Tzu Chi, mereka melihat Jalan Bodhisatwa yang rata di dunia ini karena jalan tersebut sudah dibentangkan. Kita membentangkan jalan daur ulang.
Setiap Bodhisatwa daur ulang kita memiliki kelebihan masing-masing. Jadi, jangan meremehkan siapa pun.
Saya sering mengulas tentang Bodhisatwa Sadaparibhuta. Bodhisatwa Sadaparibhuta tidak pernah meremehkan siapa pun karena setiap orang akan menjadi Buddha kelak. Karena itulah, saya menghormati semua orang bagaikan menghormati Bodhisatwa.
Setiap relawan kita bagaikan Bodhisatwa yang dapat mengulurkan tangan untuk membantu satu sama lain dan mengatasi kesulitan orang-orang. Demikianlah tim Bodhisatwa kita.
Semua orang berkumpul Bersama untuk bertutur kata baik dan berbuat baik dengan penuh sukacita. Genggamlah waktu yang ada. Waktu dapat mendukung pemupukan pahala dan pengembangan kebijaksanaan kita. Ini disebut membina berkah sekaligus kebijaksanaan. Membina berkah sekaligus kebijaksanaan, ini disebut melatih diri.
Melatih diri bukan sekadar memberi penghormatan kepada Buddha. Saya pernah berkata bahwa membungkukkan badan untuk mengumpulkan barang daur ulang bagaikan memberi penghormatan kepada Buddha. Saat mengumpulkan barang daur ulang, kita memupuk berkah. Saat membungkukkan badan, kita mengembangkan kebijaksanaan. Saat memungut barang daur ulang, kita memupuk berkah. Jadi, kita membina berkah sekaligus kebijaksanaan.
Dengan melakukan daur ulang sehari, kita menumbuhkan jiwa kebijaksanaan sehari. Kita tidak menyia-nyiakan kehidupan karena kita ingin membalas budi Bumi.
Kita hidup di Bumi ini dan Bumi menyediakan sumber daya alam yang berlimpah bagi kita. Segala barang kebutuhan kita disediakan oleh Bumi. Berhubung kita hidup di Bumi ini dan menikmati segala sumber daya alam, kita tentu harus membalas budi dengan mengasihi dan melindungi Bumi beserta segala isinya.
Namun, kini orang-orang mementingkan kenikmatan hidup dan hanya sedikit orang yang tahu pentingnya melakukan daur ulang. Kita harus lebih bersungguh hati untuk menunjukkan apa yang kita lakukan dan memberikan pendidikan daur ulang pada orang lain.
Kini daur ulang perlu diajarkan, bukan sekadar dilakukan. Kita juga harus menjelaskannya pada orang-orang.
Saya paling suka mendengar Bodhisatwa lansia menjelaskan tentang daur ulang. Kita juga harus menjelaskannya pada orang-orang.
“Kantong plastik dibedakan menjadi yang bisa didaur ulang dan tidak bisa didaur ulang. Yang bisa didaur ulang terbagi atas 4 jenis, yakni PE bening, PE berwarna, PP bening, dan PP berwarna,” kata Huang Ming-hong relawan Tzu Chi.
“Ini termasuk PE berwarna. Ini adalah yang bening, tidak berwarna. PP akan menghasilkan bunyi jika diremas, sedangkan PE tidak. Ini termasuk PP. Ini adalah PP berwarna,” kata Zhan Ying-e relawan daur ulang.
“Bagaimana dengan bungkus gelembung?” tanya relawan Tzu Chi.
“Bungkus gelembung juga termasuk PE,” jawab Zhan Ying-e.
Mereka mempelajarinya dari pengalaman. Tanpa pengalaman ataupun terjun langsung, orang-orang tidak akan paham. Karena itulah, saya sering memanggil mereka dengan sebutan Bodhisatwa. Mereka dapat melindungi Bumi.
Dengan penuh cinta kasih, mereka menghargai semua barang. Tanpa takut kotor dan aroma tidak sedap, mereka mendedikasikan diri di posko daur ulang untuk melakukan pemilahan dengan saksama, lalu membersihkan barang daur ulang. Ini merupakan praktik kesabaran.
Mereka membungkukkan badan untuk mengumpulkan barang daur ulang karena menghargainya. Daur ulang membuat barang yang tidak berguna dapat dimanfaatkan kembali. Selain itu, kita juga dapat melindungi bumi.
Di seluruh dunia, banyak orang yang membuang sampah sembarangan sesuka hati mereka. “Saya bisa melakukan apa saja sesuka hati saya. Saya membelinya jika suka dan membuangnya jika tidak suka.”
Orang-orang membeli barang yang disukai dan membuang barang yang tak lagi disukai. Bayangkanlah, jika setiap orang berbuat demikian, bagaimana Bumi ini bisa ditempati manusia?
Sebagian orang berpikir, “Kekuatan manusia sangat kecil. Apakah semut sungguh bisa mendaki hingga puncak Gunung Sumeru?”
Saya ingin memberi tahu kalian bahwa pasti ada cara untuk mendaki hingga puncak Gunung Sumeru. Kita harus mengimbau orang-orang untuk mengingatkan diri sendiri. Intinya, kita harus melindungi Bumi, termasuk laut yang biru serta daratan dan gunung yang hijau. Kita sungguh harus mengasihi dan melindungi Bumi.
Selain melakukan daur ulang, kita juga harus menyosialisasikan konsep daur ulang. Jangan khawatir seruan kita tidak terdengar asalkan suara kita cukup lantang.
Saya berharap setiap orang dapat menyucikan hati dan meningkatkan kekuatan cinta kasih. Menyucikan hati manusia membutuhkan basuhan air Dharma. Dengan basuhan air Dharma, kebijaksanaan kita akan berkembang. Kita harus yakin akan hal ini. Ini bagai memercikkan air ke arah yang sama. Jika ada banyak orang yang memercikkan air ke pelat besi yang bertemperatur tinggi, temperatur pelat besi itu akan menurun.
Saya berharap semua orang dapat hidup tenteram dan sehat. Ini membutuhkan dukungan berupa cinta kasih dan kekuatan dari orang-orang.
Membungkukkan badan dengan
rendah hati untuk melakukan daur ulang
Membawa manfaat bagi dunia dengan
sukacita dan kesabaran
Basuhan air Dharma
menyehatkan fisik dan batin
Membina berkah sekaligus kebijaksanaan dalam
melatih diri
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 14 September 2020