Ceramah Master Cheng Yen: Praktik Dharma sebagai Persembahan Sejati

“Saat melakukan daur ulang kaca-kaca itu, saya terus berpikir bahwa alangkah baiknya jika kita tak menggunakannya. Ini berarti bersih dari sumbernya. Kami di Xiamen tidak mendaur ulang kaca. Saat melihat di sini menerima kaca, saya dengan sangat terhibur berkata bahwa kaca masih ada nilainya,” kata Chen Xueying, relawan Tzu Chi.

“Kita harus menghargai bumi ini dan mewariskan bumi yang bersih bagi generasi berikutnya. Jadi, kita harus melakukan praktik nyata. Dahulu saya tak mengerti tentang ini. Beberapa tahun yang lalu, saya hanya melafalkan Sutra di rumah. Sekarang saya keluar untuk melakukan daur ulang. Saya merasa bahwa praktik nyata sungguh dapat membersihkan batin kita,” ujar Cai Huaxiang, relawan Tzu Chi.

“Ada orang yang bertanya, "Hal yang kalian lakukan ini bermakna atau tidak?" Mereka mempertahankan tekad selama belasan tahun, itu sudah membuktikan bahwa hal ini sangatlah bermakna. Dari satu menjadi tak terhingga, itu mengandalkan tekad kita. Bukan hanya berpikir saja, melainkan harus benar-benar melakukannya,” kata Liang Shuai, relawan Tzu Chi. 

 

Kita harus menyerap Dharma ke dalam hati dan menerapkannya dalam keseharian. Selain dapat membawa manfaat bagi tubuh dan batin sendiri, kita juga dapat menyebarkan Dharma di tengah masyarakat agar orang-orang dapat mengetahui dan memahaminya. Dengan Dharma, manusia dapat memahami nilai kehidupan dan memahami dari mana kita berasal dan ke mana kita akan pergi. Ini sangatlah penting bagi setiap orang.

Buddha datang ke dunia demi satu tujuan utama, yaitu memberikan ajaran agar semua makhluk menyadari dan menyelami pengetahuan Buddha. Buddha membabarkan Dharma bukanlah demi mendapat persembahan dari semua makhluk. Yang paling Beliau harapkan adalah semua makhluk dapat memahami Dharma dan menyerapnya ke dalam hati sehingga dapat mempraktikkannya untuk berinteraksi dan saling membimbing di tengah masyarakat. Inilah tujuan yang paling utama.


Jika tidak memiliki pikiran yang polos, akan sangat sulit untuk menyerap ajaran Buddha ke dalam hati. Pikiran yang rumit akan menghambat kita untuk memahami ajaran Buddha. Intinya, berbagai delusi membawa kegelapan batin. Kegelapan batin membawa kerisauan. Akibatnya, selapis demi selapis noda batin ini menghalangi kita dari ajaran Buddha.

Meski kita belajar Dharma dan merasa itu masuk akal, tetapi kita tidak dapat mempraktikkannya. Karena itu, kita masih tetap menjadi makhluk awam. Sementara kita berhenti pada tataran makhluk awam, waktu terus berlalu dan usia kehidupan kita terus berkurang. Waktu akan terus berlalu. Seiring berjalannya waktu, usia kehidupan juga tidak menunggu kita. Namun, noda dan kegelapan batin membuat kita berjalan di tempat. Inilah yang sangat dikhawatirkan. Inilah yang saya khawatirkan bagi para relawan dan diri saya sendiri.


Hal yang kompleks di dunia ini begitu banyak. Saya yakin pada ajaran Buddha. Saya meyakini dan memahami setiap Dharma secara mendalam. Namun, kemelekatan menghalangi manusia untuk memahami Dharma sehingga waktu berlalu begitu saja. Melihat segala yang terjadi di dunia, saya merasa sangat tidak berdaya. Bagaimana bisa saya tidak khawatir?

Seiring berjalannya waktu, usia kehidupan juga terus berkurang. Kekeruhan di dunia ini tidak berkurang, tentu saja saya khawatir. Namun, jika hanya khawatir, tidak ada gunanya. Saya harus segera memusatkan pikiran untuk membabarkan dan mempraktikkan Dharma. Saya harus menggenggam waktu yang ada untuk memenuhi tanggung jawab saya, yaitu membabarkan dan mempraktikkan Dharma dengan keyakinan dan pemahaman mendalam.


Tidak peduli kita dapat mempraktikkannya atau tidak, meyakini dan memahami secara mendalam sangatlah penting. Setidaknya kita harus menanam benih Dharma di dalam hati kita. Setelah mengenal ajaran Buddha, kita harus menggenggam waktu untuk segera memupuk keyakinan dan pemahaman yang mendalam. Karena itu, kita harus mempraktikkan Dharma. Setelah meyakini dan memahami secara mendalam, kita harus mulai mempraktikkannya dan segera membangun ikrar agung serta menyebarkan ajaran benar.

Untuk melakukan itu, kita harus bergaul dengan orang-orang bajik yang selalu berbicara sesuai kebenaran. Jangan mendengarkan pandangan sesat yang ada di sekitar kita. Kita harus sangat berhati-hati. Setiap hari kita bertemu dengan banyak orang, sebenarnya siapa yang kita dengarkan? Kita harus sangat bersungguh hati.


Untuk mempertahankan Dharma, kita harus membangun ikrar agung dan menyebarkan ajaran yang benar. Saya berharap kalian semua bersungguh hati. Kata-kata saya ini sangatlah serius dan penuh makna. Semoga kalian semua dapat bersungguh hati. Membuka jalan agung berarti kita harus menuntun semua orang ke arah kehidupan yang benar agar orang-orang dapat berjalan di jalan ini dengan damai.

Kita harus mempraktikkan Dharma melalui tindakan, ucapan, dan pikiran. Kita harus mempraktikkan Dharma melalui tindakan nyata dan menyebarkan Dharma melalui ucapan. Kita harus menjadi pendengar, pembabar, dan penyebar Dharma. Pikiran kita juga harus selalu menerima ajaran Buddha.


Setiap saat, kita harus menjunjung ajaran Buddha  dengan penuh keyakinan dan pemahaman. Jika bisa melatih diri seperti ini, berarti kita telah memikul dan menjunjung tubuh Dharma dari Buddha. Saya ingin meminta kalian untuk memberi persembahan lewat pikiran dan tindakan. Membangun mental sangatlah penting. Dengan mental yang telah dibangun ini, kita melakukan yang dapat dilakukan dengan sebaik mungkin untuk membuka jalan lapang bagi semua orang dan membentangkan Jalan Bodhisatwa.

Jalan yang sudah diratakan mudah dilalui. Ini bergantung pada apakah kita mau melakukannya atau tidak. Jika kita bersedia melakukannya, maka tidaklah sulit. Asalkan tak takut terjemur matahari, terkena angin kencang, atau kehujanan, serta bersedia terjun untuk melakukan tindakan nyata, kita akan bisa melakukannya. Jika dapat melakukannya bersama-sama, maka tidaklah sulit untuk meratakan jalan.

Menjunjung dan menyebarkan ajaran benar dengan keyakinan mendalam

Membimbing semua makhluk dengan semangat Buddha

Membuka jalan lapang tanpa menyimpang

Membentangkan jalan yang lurus tanpa hambatan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 17 Juni 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Li Lie

Ditayangkan tanggal 19 Juni 2018
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -