Ceramah Master Cheng Yen: Praktik Nyata dalam Menapaki Jalan Kebenaran

 

Saudara sekalian, kalian datang dari tempat yang jauh, tetapi memiliki kesatuan hati dan tekad untuk mengemban misi Tzu Chi. Sungguh, hati kita semua saling berdekatan. Sungguh, setiap orang bergabung dengan Tzu Chi karena jalinan jodoh yang berbeda-beda. Namun, satu hal yang sama adalah kalian sudah memperbaiki diri dan menjadi relawan Tzu Chi. Bagi relawan Tzu Chi, ketulusan sangatlah penting. Karena itu, tema kita tahun ini adalah “Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antarsesama, Membawa Kebaikan bagi Dunia”. Jika setiap orang memiliki ketulusan di dalam hati dan saling berinteraksi dengan sepenuh hati, bukankah dunia ini akan damai dan harmonis? “Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antarsesama, Membawa Kebaikan bagi Dunia; Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat yang Penuh Berkah”.

Kita harus menerima teladan orang lain sekaligus menjadi teladan bagi orang lain. Ini semua tak terlepas dari pembelajaran. Cara terbaik dalam belajar adalah dengan melakukan praktik nyata. Kita harus mempraktikkan secara nyata segala yang kita pelajari. Sebagai insan Tzu Chi, kita harus menjalankan 10 sila Tzu Chi serta memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati. Kita harus sungguh-sungguh dan terus belajar tanpa henti. Setelah itu, kita harus melakukan praktik nyata guna membimbing orang-orang menuju jalan yang terang dan benar. Dengan penuh ketulusan dan kesungguhan, kita terus melangkah maju di jalan kebenaran. Dengan terus belajar dan bersumbangsih, kita dapat melenyapkan noda dan kegelapan batin, serta mengubah tabiat buruk. Dengan begitu, lama-kelamaan, kita akan kembali pada hakikat yang murni. Inilah tujuan dari pembelajaran.

Setiap orang memiliki hakikat kebuddhaan yang murni dan sempurna. Namun, akibat kelahiran kembali selama berkalpa-kalpa dari kehidupan ke kehidupan, batin kita terus tercemar sehingga kegelapan batin kita pun semakin tebal. Akibatnya, dengan membawa tabiat buruk, kita terlahir ke dunia ini. Kita terlahir ke dunia tanpa bisa memilih. Batin kita terus tertutup oleh noda dan kegelapan batin serta belenggu nafsu keinginan. Semua ini sudah terpupuk sejak lama. Namun, kini kita sangat beruntung karena dapat mempelajari kebenaran yang Buddha sadari pada lebih dari 2.000 tahun lalu. Beliau telah menyadari segala kebenaran di alam semesta. Segala kebenaran di alam semesta ini, baik mengenai materi, kehidupan, maupun pikiran, tiada satu pun yang tidak Beliau pahami. Buddha telah memahami semuanya. Beliau juga berharap kita semua dapat kembali pada hakikat kebuddhaan. Namun, akibat kegelapan batin yang sudah terpupuk dari kehidupan ke kehidupan, kita tak dapat menerima ajaran-Nya dengan segera. Karena itu, Buddha kembali ke dunia untuk mengajarkan tentang Empat Kebenaran Mulia. Beliau terlebih dahulu membimbing setiap orang untuk memahami tentang penderitaan di dunia.

Lihatlah warga Afrika yang sudah menderita dalam jangka panjang. Relawan Tzu Chi terjun ke sana untuk membimbing warga setempat mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan dan mengubah kemiskinan menjadi kekayaan batin. Meski tidak dapat member bantuan materi dalam jumlah banyak, tetapi relawan kita berbagi Dharma dengan mereka. Warga setempat memiliki keyakinan yang dalam sehingga setiap orang dari mereka memiliki batin yang kaya. Kini relawan lokal Afrika bahkan melakukan perjalanan lintas Negara untuk menyebarkan benih cinta kasih dan membimbing warga di negara lain. Lihatlah, melakukan kebaikan bukan hanya dapat dilakukan orang berada, melainkan oleh orang-orang yang memiliki niat. Bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia juga bukan hanya dapat dilakukan orang berada. Jika orang berada juga bersedia bersumbangsih, maka akan lebih baik. Orang yang hidup kekurangan juga dapat mengembangkan kekuatan dan cinta kasih mereka untuk membantu sesama dan menjadi Bodhisatwa dunia. Tiada hal yang tidak mungkin. Orang yang menderita keterbatasan fisik juga dapat menafkahi keluarga. Asalkan dapat mengubah pola pikir, kondisi luar pun akan ikut berubah. Mereka tidak perlu mengandalkan orang lain. Singkat kata, hanya Dharma yang dapat mengubah orang yang berketerbatasan menjadi orang yang berguna dan berpotensi besar. Untuk mengubah kejahatan menjadi kebaikan, kita harus menyerap Dharma ke dalam hati.

Bodhisatwa sekalian, tema kita tahun ini adalah “Ketulusan Jalinan Kasih Sayang Antarsesama membawa kebaikan bagi dunia; Pendidikan Moral dan Kesadaran Lingkungan Menciptakan Masyarakat yang Penuh Berkah”. Tahun depan, tepatnya dimulai dari sekarang, kita akan mulai bekerja untuk membentangkan jalan cinta kasih ke seluruh dunia dan memperpanjang jalinan kasih sayang hingga selamanya. Kita terus membentangkan jalan cinta kasih. Selama hampir 50 tahun ini, wilayah jangkauan Tzu Chi mencapai lebih dari 90 negara. Kita harus terus mengembangkan jalan penuh cinta kasih. Kita harus memperpanjang jalinan kasih sayang dan membentangkan jalan penuh cinta kasih. Sejak dahulu hingga sekarang, bahkan hingga masa depan, kita harus terus memperpanjang dan memperluas cinta kasih. Bodhisatwa sekalian, kita sama-sama memiliki hati Buddha. Kalian dan saya hendaknya memiliki tekad yang sama, yakni bersumbangsih bagi semua makhluk. Saya berharap kalian dapat menyebarkan benih cinta kasih ke setiap tempat. Kita memiliki satu hati yang sama. Sama seperti biji saga. Meski ia berasal dari satu pohon yang sama, tetapi dari satu biji saja, ia bisa bertumbuh menjadi tak terhingga. Setiap tahun, ia berbunga, lalu bertumbuh menjadi benih yang tak terhingga. Jadi, sebutir benih tumbuh menjadi tak terhingga dan yang tak terhingga tumbuh satu benih. Asalkan kita memiliki niat untuk menapaki jalan Bodhisatwa, saya percaya upaya untuk menebarkan benih kebajikan ke dunia tidaklah sulit.

Meski terbentang jarak yang jauh,hati tetap saling bertautan

Menerima dan mempraktikkan ajaran kebenaranserta menjalankan 10 sila Tzu Chi

Menjadi teladan nyata untuk menapaki jalan kebenaran

Giat menciptakan berkahtanpa membedakan kaya atau miskin

Sumber: Lentera Kehidupan  - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 13 November 2015

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 November 2015

Mampu melayani orang lain lebih beruntung daripada harus dilayani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -