Ceramah Master Cheng Yen: Rasa Syukur Bodhisatwa Dunia

Kalian telah pulang kemari. Saya yakin semua orang sangat gembira. Banyak Bodhisatwa yang berkumpul di sini. Dengan banyaknya orang, kita harus bersatu hati agar memiliki kekuatan untuk bersumbangsih bagi semua makhluk di dunia.

Setiap tahun kita mengadakan upacara pelantikan untuk menyatukan arah tujuan kita. Melihat relawan dari berbagai negara yang kembali ke sini, saya ingin terlebih dahulu berterima kasih kepada para relawan senior yang telah mendampingi. Tanpa pendampingan dari relawan senior,  maka hari ini kita tidak akan melihat relawan Tzu Chi di berbagai negara yang giat mengemban misi Tzu Chi dan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa.

Kabarnya, dalam acara pelantikan di Taichung kali ini, terdapat terjemahan ke dalam 4 bahasa. Lewat terjemahan, para peserta pelantikan dapat menyerap ajaran dan semangat Tzu Chi ke dalam hati, lalu mewujudkannya lewat curahan cinta kasih. Relawan Tzu Chi dari berbagai negara dan tempat dapat berkumpul bersama untuk mencurahkan cinta kasih.


Saya ingin berterima kasih kepada banyak orang. Saya ingin berterima kasih kepada setiap tim relawan Tzu Chi. Setiap tim bekerja sama dengan baik. Tim konsumsi juga menyiapkan makanan dengan penuh kesungguhan hati. Kita juga melihat kepala rumah sakit, wakil kepala rumah sakit, dan kepala dari berbagai departemen yang memberikan sambutan hangat sebagai tuan rumah.

Saya sangat berterima kasih sekaligus tersentuh. Begitu pula dengan tim akomodasi. Mereka menata ruang tidur agar para relawan dari luar negeri dapat tidur dengan nyaman. Mereka juga mengadakan kelas untuk berbagi tentang kegiatan Tzu Chi agar dapat dipahami dengan jelas. Baik dilakukan secara langsung maupun yang diceritakan oleh para bhiksuni, semua relawan mengemban misi Tzu Chi dengan berpegang pada ajaran saya.

Setiap relawan mempraktikkan ajaran saya dan berbagi apa yang telah mereka lakukan. Setiap orang dapat berbagi dan melakukan secara langsung. Sebagian besar pembicara berbagi tentang jalan yang telah mereka lalui. Sutra menunjukkan jalan, dan jalan harus ditapaki.

Saudara sekalian, segala yang kalian lakukan merupakan Jalan Bodhisatwa yang ada di dalam Sutra. Jadi, Sutra menunjukkan jalan untuk kita tapaki. Bodhisatwa datang untuk menjangkau semua makhluk yang menderita. Makhluk yang menderita membutuhkan uluran tangan Bodhisatwa untuk memberikan bantuan dan meringankan penderitaan mereka. Inilah nilai Bodhisatwa di dunia. Di dalam hidup ini, jika dapat menjadi orang yang dibutuhkan sesama,  maka kehidupan kita sangatlah bermakna.


Bodhisatwa sekalian, saya sangat bersyukur atas kesungguhan hati dan cinta kasih setiap orang. Setelah dilantik, kalian mengemban tanggung jawab untuk kembali menginspirasi orang-orang yang belum mengenal Tzu Chi. Semoga orang yang telah terinspirasi dapat menginspirasi lebih banyak orang. Ini merupakan tanggung jawab kita.

Saudara sekalian, di depan dada kalian tersemat pita bertuliskan “Hati Buddha dan Tekad Guru”. Di bawah pita tersebut terdapat dua butir biji saga. Ia mengingatkan kalian untuk senantiasa tekun dan bersemangat serta mengingat ajaran saya. Kita dapat melihat Relawan Ji Xuan yang sangat perhatian.  Hari ini dia bertekad kepada saya bahwa dia akan menyebarkan semangat Tzu Chi ke negara-negara yang berbahasa Inggris.

Ada pula relawan yang berbahasa Spanyol. Saya melihat ada relawan dari Meksiko yang mengikuti kamp ini. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Saya sangat berterima kasih karena kali ini penerjemah berbagai bahasa berkumpul di Aula Jing Si Taichung. Untuk menerjemahkan semangat dan filosofi Bodhisatwa, mereka harus sangat memahami ajaran Tzu Chi. Dengan begitu, barulah ajaran Jing Si dan mazhab Tzu Chi dapat diterjemahkan dengan tepat.

Singkat kata, saya berharap setiap orang dapat memperoleh pemahaman dan membawa semangat Tzu Chi ke negara masing-masing. Kita harus menghormati dan menyayangi kehidupan, saling menghormati, dan menghimpun berkah. Orang-orang di masa sekarang kurang rasa bersyukur. Selama puluhan tahun ini Tzu Chi terus menyadarkan orang-orang untuk membangkitkan rasa syukur terhadap sesama.


Bersyukur (gan en) lebih baik daripada berterima kasih (xie xie). Huruf "xie" juga memiliki arti gugur. Setelah mengucapkan terima kasih, ia berlalu begitu saja. Dengan kata “gan en”, kita bersyukur kepada orang-orang yang telah mewariskan Dharma kepada kita. Kita harus senantiasa menyimpannya di dalam hati. Ia akan menjadi sebutir benih. Dengan adanya benih, barulah ada jalinan jodoh. Karena itu, kita senantiasa menyimpan rasa syukur di dalam hati.

Berkat adanya Anda, baru saya dapat mengenal Dharma.  Kita harus senantiasa bersyukur dan saling mendukung pembinaan diri. Kita harus bersyukur kepada orang-orang yang telah mempraktikkan Dharma secara nyata dan bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia. Ini merupakan harapan Buddha, yakni membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia.

 

Bodhisatwa dunia menjangkau semua orang yang menderita

Berkumpulnya relawan Tzu Chi yang memiliki hati Buddha dan tekad Guru

Menyatukan hati tanpa membedakan kewarganegaraan

Bersyukur kepada orang-orang yang telah mewariskan Dharma

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 23 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 25 November 2018

Editor: Khusnul Kotimah

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -