Ceramah Master Cheng Yen: Saling Berbagi Pengalaman dalam Melakukan Praktik Bodhisatwa
Sejak
bulan Maret tahun ini, insan Tzu Chi dari berbagai negara kembali ke Taiwan
untuk mengikuti pelatihan. Berbagai tim fungsional dari negara yang
berbeda-beda berkumpul di Hualien. Pada bulan Juni, saya kembali melakukan
perjalanan. Fungsionaris dari 28 negara dan wilayah yang menjalankan fungsi
yang berbeda-beda berkumpul di Taiwan untuk mengikuti pelatihan.
Demi
menyambut para relawan yang datang dari negara yang berbeda dan tiba di Taiwan
pada waktu yang berbeda, banyak insan Tzu Chi Taiwan yang bergerak. Secara
keseluruhan, ada ribuan relawan yang melakukan persiapan, menjemput, mengantar,
dan mendampingi para relawan luar negeri. Insan Tzu Chi Taiwan mengerahkan
segenap hati dan tenaga untuk berperan sebagai tuan rumah. Dedikasi mereka
selama beberapa waktu itu sungguh pantas dipuji.
Praktik
Bodhisatwa yang diajarkan oleh Buddha bukan hanya dipelajari oleh relawan
Taiwan. Untuk mempelajari praktik Bodhisatwa yang bisa membawa manfaat bagi
semua makhluk ini, relawan luar negeri berkumpul di Taiwan. Ada banyak relawan
luar negeri yang kembali ke Taiwan. Setelah memahami Dharma dan menggunakan
metode yang sama, kita akan menuju arah tujuan yang sama.
Melihat
para relawan dari berbagai negara berkumpul bersama, saya sungguh sangat
tersentuh. Seluruh peserta kamp pelatihan di Aula Jing Si Sanchong adalah insan
Tzu Chi Malaysia. Dari banyaknya relawan yang hadir, bisa diketahui bahwa cinta
kasih telah terbentang ke seluruh Malaysia. Peserta kamp pelatihan di Aula Jing
Si Banqiao berasal dari lebih dari 20 negara dan wilayah. Semuanya merupakan
kegiatan berskala besar.
Saya
sangat bersyukur pada insan Tzu Chi Taiwan. Jadwal kegiatan setiap hari diatur
dengan sangat baik. Kita juga melihat relawan dari Ekuador, Bosnia, dan Serbia.
Mereka mengikuti kamp untuk pertama kalinya. Tadi, kita juga melihat Ji Duo. Dia
berulang kali pergi ke Ekuador untuk menyalurkan bantuan bencana. Saat Ekuador
diguncang gempa tahun lalu dan dilanda banjir tahun ini, para relawan dari AS pergi
ke sana untuk membantu.
Ji
Duo dan Ji Jue memimpin sekelompok relawan ke Ekuador dan menjalankan program bantuan lewat
pemberian upah. Kali ini, Ji Duo mendampingi relawan dari Ekuador kembali ke
Taiwan untuk mengikuti pelatihan. Dalam kamp pelatihan di Taipei, Ji Duo
berbagi pengalamannya dengan gembira. Dia sangat dekat dengan relawan dari
Ekuador karena sering berinteraksi dengan mereka. Agar benih-benih ini bisa
bertumbuh, dia berusaha untuk melindungi dan membimbing mereka dengan mendampingi
mereka.
Saat
mereka berbagi pengalaman dengan saya, Ji Duo juga mendampingi mereka. Saya
selalu menyarankan insan Tzu Chi untuk menjalani pemeriksaan kesehatan. Berhubung
kali ini dia kembali ke Taiwan, dia pun menjalani pemeriksaan kesehatan. Kita
mendapati bahwa dia menderita penyakit kardiovaskular. Setiap orang merasa
heran mengapa dia tidak menyadarinya. Ternyata, dia sudah mengetahuinya delapan
tahun yang lalu. Namun, dia menyembunyikan hal ini, bahkan keluarganya juga
tidak tahu.
Meski tahu bahwa jantungnya bermasalah, dia tetap berpartisipasi dalam penyaluran bantuan internasional dengan berani. Penyaluran bantuan internasional merupakan misi yang berat dan harus mengatasi berbagai kesulitan. Dia merahasiakan penyakitnya dari semua orang dan terus mengemban misi.
Kali
ini, saya bersikeras agar dia menerima pengobatan di Hualien. Saya sangat
mengkhawatirkannya. Berkat para dokter kita yang sangat kompak, belakangan ini,
dia sudah bisa menyanyikan lagu “Doa”. Ini membuat saya merasa lebih lega. Semoga
dia bisa lekas sembuh.
Provinsi
Jilin, Tiongkok dilanda banjir akibat hujan deras. Lebih dari 200 insan Tzu Chi
dari berbagai kota dan kabupaten di Tiongkok Timur Laut pergi ke Jilin untuk
memberikan bantuan. Inilah cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh serta
perasaan senasib dan sepenanggungan yang diajarkan oleh Buddha.
Meski
relawan kita dan para korban bencana tidak saling mengenal dan terpisah sangat
jauh, tetapi begitu bencana terjadi, relawan kita bersedia menjangkau mereka untuk
memulihkan sendi kehidupan mereka dan membebaskan mereka dari penderitaan. Inilah
welas asih agung. Saat orang lain terluka, kita turut merasakan rasa sakit
mereka. Inilah yang disebut memiliki perasaan senasib dan sepenanggungan.
Buddha
mengajari semua makhluk untuk melapangkan hati hingga bisa merangkul seluruh
alam semesta. Dengan cinta kasih tanpa memandang jalinan jodoh serta perasaan
senasib dan sepenanggungan, kita bisa bersumbangsih di seluruh dunia dengan
kekuatan cinta kasih. Hal terpenting yang harus kita lakukan adalah menenangkan
hati orang yang menderita.
Kita
harus menenangkan hati mereka agar mereka bisa bersikap optimis dalam
menghadapi kesulitan. Untuk itu, dibutuhkan orang yang bersedia bersumbangsih. Kita
harus berinteraksi dengan orang lain dengan penuh cinta kasih. Interaksi yang
penuh cinta kasih hendaknya tidak hanya dilakukan di satu negara. Ini harus
dilakukan di seluruh dunia.
Kita
juga bisa melihat sejarah hari ini. Pada tanggal 26 Juli 2010, ada sebuah
planet minor yang secara resmi diberi nama “Tzu Chi”. Planet minor itu
ditemukan oleh observatorium Universitas Nasional Chung Yang, Taiwan. Sekelompok
cendekiawan, profesor, dan ahli astronomi menemukan planet minor yang belum
dinamai itu. Karena tahu tentang apa yang Tzu Chi lakukan di dunia
internasional demi menolong orang yang membutuhkan, mereka berharap dapat
menamai planet minor itu dengan “Tzu Chi”.
Hingga
tahun 2010, planet minor itu secara resmi diberi nama “Tzu Chi”. Selama lebih
dari 50 tahun ini, meski Tzu Chi bersumbangsih secara diam-diam, tetapi orang
lain bisa melihat dengan jelas apa yang Tzu Chi lakukan. Jadi, saat menemukan
planet minor itu, mereka berharap dapat menamainya sesuai nama Tzu Chi. Bagaikan
planet minor yang terus berputar, misi Tzu Chi akan terus berjalan. Singkat
kata, saya berterima kasih atas pengakuan para akademisi terhadap Tzu Chi. Inilah
sejarah Tzu Chi hari ini.
Saling berbagi pengalaman dalam
melakukan praktik Bodhisatwa
Menjalani pemeriksaan kesehatan untuk
menjaga kesehatan
Mendatangkan kedamaian dan
sukacita dengan cinta kasih tanpa mementingkan jalinan jodoh
Planet Minor
Tzu Chi mencerminkan pencapaian Tzu Chi
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Juli 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 28 Juli 2017