Ceramah Master Cheng Yen: Saling Membimbing Dalam Jalan Bodhisatwa

Ajaran Buddha ada di dunia. Saya sangat berharap di zaman seperti ini ada lebih banyak orang yang terinspirasi untuk berjalan di Jalan Bodhisatwa Kita harus saling membimbing untuk berjalan di Jalan Bodhisatwa. Jika Anda bertanya kepada saya, "Apakah sulit berjalan di Jalan Bodhisatwa?" saya ingin berkata kepada semua orang bahwa sedikit pun tidak sulit. Jika Jalan Bodhisatwa begitu mudah ditapaki, bukankah semua orang bisa menjadi Bodhisatwa?

Ya, semua orang bisa menjadi Bodhisatwa. Tzu Chi merupakan sebuah organisasi Bodhisatwa dunia. Kita juga bisa melihat dokter dan profesor. Mereka bisa menerima semangat dan filosofi Tzu Chi. Setelah menerima dan tersentuh, mereka mendedikasikan diri  untuk melakukan tindakan nyata dan bersumbangsih dengan cinta kasih. Mereka tak hanya menyelamatkan kehidupan dengan status dokter atau profesor, tetapi juga membimbing orang lain dengan ajaran Buddha agar bisa menumbuhkan jiwa kebijaksanaan orang.

Mereka bisa menyelamatkan kehidupan juga bisa membasahi jiwa kebijaksanaan. Bayangkanlah, betapa besar pahalanya. Ini disebut Bodhisatwa. Seperti itulah para dokter menapaki Jalan Bodhisatwa. Dengan melakukan tindakan nyata, mereka lebih bisa memahami Jalan Agung dan bertekad mencapai kebuddhaan. Semakin memahami Jalan Agung, kebijaksanaan mereka akan semakin luas.

Karena itu, untuk membimbing orang banyak tidaklah sulit bagi mereka. Mereka bisa membimbing sesama dokter dan juga bisa membimbing pasien mereka. Dengan demikian, apa yang mereka bagikan, kekuatannya akan lebih besar. Saya juga mendengar bahwa ada satu keluarga yang banyak anggota keluarganya telah bergabung dengan Tzu Chi.


“Tahun lalu, sebanyak 18 anggota keluarga kami dilantik secara bersamaan. Tahun ini, ada 3 anggota keluarga kami ditambah saya dilantik bersama. Jadi, hingga hari ini, dalam keluarga kami, ada 24 orang yang sudah dilantik menjadi anggota Tzu Cheng dan komite,” tutur Hu Jia-li, Relawan Tzu Chi Malaysia.

Ini membuktikan bahwa organisasi seperti Tzu Chi ini bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Saya berharap  semangat ini bisa diwariskan hingga generasi ke-50 keluarga mereka. Sekarang kita sudah melihat keluarga relawan yang sudah 3 generasi bergabung dengan Tzu Chi di Malaysia dan masih ada generasi ke-4, 5, 6, 7, dan 8. Untuk diwariskan hingga generasi ke-50, saya rasa tidaklah sulit. Jika setiap generasi mewariskan semangat Tzu Chi dengan arah yang tepat, generasi berikutnya akan menghormati apa yang dilakukan orang tua mereka.

Seperti itulah semangat Tzu Chi bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Dari sini bisa dilihat bahwa semangat Tzu Chi sangat cocok untuk diterapkan di dunia dan juga sangat cocok untuk diterapkan di dalam keluarga dan masyarakat. Ada juga seorang ibu yang dipenuhi rasa syukur terhadap putranya.

“Putra saya termasuk anak yang nakal, sekarang sudah berubah menjadi baik. Masterlah yang telah mengubahnya. Kini, dia juga akan membawa saya ke posko daur ulang untuk melakukan daur ulang.

Saya bersumbangsih dengan sangat senang di posko daur ulang. Sudah lebih dari 2 tahun saya melakukan daur ulang. Putra saya juga menggalang hati. Dahulu dia sangat nakal, tetapi sekarang sangat patuh. Masterlah yang telah mengubahnya. Saya sangat berterima kasih kepada Master. Saya berdoa semoga Master bisa membimbing kami selamanya dan sehat selalu,” kata Ye Mei, Relawan Tzu Chi Malaysia.


Lihatlah cinta kasih seorang ibu terhadap anaknya. Asalkan putranya baik, ibu itu sudah merasa puas. Tak peduli berapa banyak sumbangsihnya terhadap putra-putrinya, dia melakukannya dengan sukarela. Melihat putranya bisa mengubah kehidupannya yang salah, sebagai seorang ibu, beliau sangat bersyukur. Ini sangat membuat orang tersentuh. Beliau terus mengucapkan terima kasih, saya sangat tersentuh. Ini sangat luar biasa.

Juga ada orang yang tersentuh setelah pergi melihat pementasan Syair Pertobatan Air Samadhi. Intinya, ada berbagai cara dan jalinan jodoh dalam membimbing orang dengan Dharma. Jika ada Dharma, tetapi tak ada jalinan jodoh, orang juga tak bisa dibimbing. Jika ada Dharma dan jalinan jodoh, kita bisa membimbing orang dengan Dharma. Kita sungguh harus menggenggam jalinan jodoh dengan baik dan mempraktikkan Dharma dan kebijaksanaan.

Untuk menumbuhkan kebijaksanaan, kita harus lebih banyak mendengar, berinteraksi, dan menyaksikan bagaimana orang lain melakukan hal yang bermanfaat. Kalian semua harus memahami bahwa sebagai Bodhisatwa dunia, kita harus bersumbangsih dengan rasa iba untuk meringankan penderitaan di dunia. Ini disebut Bodhisatwa dunia.

Di mana pun, jika ada yang membutuhkan, Bodhisatwa akan muncul untuk membantu mereka. Bodhisatwa memberi perhatian kepada semua makhluk yang menderita di dunia. Ketika terjadi bencana di suatu tempat, kita harus segera berdoa dengan tulus semoga bencananya bisa cepat berlalu dan mereka yang terkena bencana bisa selamat. Setelah itu, mungkin kita harus melakukan persiapan untuk menghimpun kekuatan guna membantu mereka.

Kebakaran hutan di California Utara dan Selatan, Amerika Serikat sangat memprihatinkan. Kebakaran hutan telah menyebabkan kerusakan pada Bumi karena permukaan Bumi  telah rusak parah oleh api. Hutan yang begitu luas telah habis terbakar. Dibutuhkan waktu puluhan tahun atau ratusan tahun untuk tumbuh menjadi hutan lebat, tetapi begitu terjadi kebakaran, ia bisa hangus dalam waktu singkat.


Kita harus tahu bahwa asap dari kebakaran hutan tak hanya mencemari udara secara lokal, tetapi berdampak pada udara di seluruh Bumi. Pencemaran udaranya lebih besar. Cuaca menjadi ekstrem karena ketidakselarasan empat unsur. Tak peduli di mana pun terjadi bencana, kita akan pergi memberi bantuan. Kita sudah menyiapkan makanan untuk dikirimkan ke Amerika Serikat bagi korban bencana kebakaran hutan. Intinya, di Griya Jing Si, kita juga sedang menyiapkan produk makanan Jing Si untuk segera dikirimkan ke Amerika Serikat.

Intinya, kita membantu orang tanpa membeda-bedakan negara atau tempat. Saya sangat berharap Bodhisatwa sekalian dapat menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia. Tak peduli di mana pun, jika ada yang membutuhkan, kita harus membantu mereka dengan sepenuh hati dan tenaga.

 

Memahami Jalan Agung dan membangun ikrar

Menapaki Jalan Bodhisatwa dan mewariskannya dari generasi ke generasi

Bodhisatwa muncul untuk membantu orang yang menderita

Menyebarkan cinta kasih tanpa membeda-bedakan negara

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 November 2018

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 17 November 2018

Editor: Khusnul Kotimah
Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -