Ceramah Master Cheng Yen: Saling Membimbing dalam Sukacita Dharma dan Keharmonisan
“Tahun ini, saya dan istri saya sama-sama berusia 57 tahun. Usia kami sama dengan Tzu Chi. Tahun ini, anak sulung kami juga dilantik di Hualien. Saya berikrar di hadapan Master bahwa saya dan istri saya akan bersatu hati untuk memperhatikan seluruh saudara se-Dharma dan menghimpun tim dengan baik,” kata Liu Feng-neng relawan Tzu Chi.
“Kami juga akan menginspirasi dan membina seluruh insan berbakat di komunitas. Hal terpenting ialah kami akan menggalang Bodhisatwa di komunitas. Kami akan berusaha melakukannya. Kami juga tidak akan pernah lupa dengan nasihat Master, yaitu memimpin tim dengan baik. Kami akan bersumbangsih dengan sepenuh hati dan menggarap tim dengan baik,” pungkas Liu Feng-neng relawan Tzu Chi.
Semua kisah yang saya dengar membuat saya merasa tenang dan sukacita karena setiap Bodhisatwa menginspirasi anggota keluarganya untuk bergabung dengan Tzu Chi. Dapat dibayangkan jika seluruh anggota keluarga berada di Jalan Bodhisatwa, keluarga ini akan merasakan sukacita Dharma setiap hari. Mereka bahkan akan berbahagia dan harmonis setiap hari. Oleh karena itu, saya juga selalu mendorong diri saya untuk membuat kemajuan.
Dalam perjalanan hidup ini, saya selalu berharap untuk terus maju dan tidak membiarkan diri saya diam di tempat. Janganlah kita hanya diam di tempat, melainkan kita harus berjalan maju dengan langkah yang mantap. Saya berharap Bodhisatwa sekalian dapat terus hidup dalam prinsip kebenaran.
Kehidupan penuh dengan kesesatan. Sama halnya dengan perumpamaan Anak Miskin dalam Sutra Teratai. Pada awalnya, dia adalah seorang anak orang kaya. Mengapa dia bisa menjadi anak malang yang miskin? Itu semua terjadi karena noda dan kegelapan batin yang menyelimuti hatinya dari kehidupan ke kehidupan.
Sejak usia 20 tahun hingga 50 tahun, dia tidak bertemu dengan ayahnya. Inilah yang dikatakan dalam Sutra. Ini adalah sebuah perumpamaan yang memiliki makna bahwa dia memiliki jalinan jodoh dengan Dharma dari kehidupan ke kehidupan. Dia dapat melihat dan mendengar sehingga dia seharusnya memiliki jalinan jodoh yang baik.
Namun, akibat tidak tekun dan bersemangat, kebenaran berharga yang dia lihat berlalu dalam sekejap dan Dharma yang dia dengar berlalu begitu saja dalam hitungan detik. Akibat kegelapan batin yang terus muncul, kesempatannya selalu hilang dengan mudah. Oleh karena itu, dia menjadi anak yang miskin. Menit dan detik terus berlalu; kehidupan demi kehidupan terus berlalu. Anak itu telah menjadi makhluk awam.
Buddha memberi tahu kita bahwa semua orang pada dasarnya memiliki hakikat kebuddhaan dan semua orang memiliki kebijaksanaan yang sama dengan Buddha. Mengapa Buddha dapat mencapai pencerahan dan menyadari kebenaran alam semesta, sementara kita masih saja bagaikan seekor ulat yang diam di tempat dan tidak tahu apakah harus naik atau turun? Begitulah kita makhluk awam. Namun, Buddha selalu membimbing kita dari kehidupan ke kehidupan.
“Kami sekeluarga beranggotakan empat orang. Ibu mertua saya adalah anggota komite Tzu Chi. Saya dan suami saya mengikuti pelatihan dan dilantik di tahun yang sama. Tahun ini, suami saya akan mengemban tanggung jawab sebagai ketua tim Heqi. Putra saya juga bergabung menjadi Tzu Ching dan saat ini dia memasuki tahun pertama di perkuliahan. Saya sungguh berharap kelak dia akan menjadi generasi Tzu Chi berikutnya,” kata Cheng Yan-jing Relawan Tzu Chi.
Saat ini, hendaklah kita semua saling menginspirasi dan saling membimbing satu sama lain. Saya telah memberi tahu semuanya untuk terus menggalang Bodhisatwa. Berbicara mengenai menggalang Bodhisatwa, saya mendengar ada satu keluarga, termasuk anak, ibu mertua, cucu, bahkan anaknya di Hualien, juga bergabung dengan Tzu Chi. Mereka telah mewariskan semangat ini hingga empat sampai lima generasi. Seiring berjalannya waktu, semangat Tzu Chi terus diwariskan dari generasi ke generasi. Saya sungguh merasa sukacita.
Saat ini, kalian yang tengah menjalankan Tzu Chi tidak hanya harus mewariskannya kepada anak dan cucu, melainkan harus melakukannya sekarang juga. Sejak dahulu, kita selalu saling membimbing. Dahulu, relawan senior selalu saling mengajak sehingga semuanya dapat membangun tekad dan ikrar. "Sepertinya kamu lebih berjodoh dengannya. Bisakah kamu mengajaknya?" Begitulah mereka memperluas jaringan dengan mengajak lebih banyak orang. Hendaklah kita menggalang Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan.
“Saya sungguh berterima kasih kepada kakak tertua kami di Taichung. Setiap kali penuangan celengan bambu, dia akan membagikan pengalamannya di Tzu Chi dan menceritakan setiap kasus yang dia tangani. Ketika mendengarnya, kami semua sungguh tersentuh. Berkat bimbingan dari Kakak Tertua, kami enam bersaudara dan pasangan kami turut dilantik menjadi relawan. Saat ini, kami memiliki tanggung jawab masing-masing di daerah kami. Saya terlebih bersyukur karena ayah saya telah terinspirasi,” kata Cai Shu-fen relawan Tzu Chi.
“Tahun ini, ayah saya berusia 85 tahun. Setiap hari, beliau pergi ke Depo Daur Ulang di daerah pelabuhan Wuqi dengan sangat gembira. Berkat adanya ladang pelatihan daur ulang, ayah saya dapat melewati usia tuanya dengan penuh warna, makna, dan beliau dapat menemukan arah hidupnya,” pungkas Cai Shu-fen.
Mendengar bahwa kalian sekeluarga bertekad untuk menapaki Jalan Bodhisatwa, saya turut merasa sukacita. Inilah berkah dan kebijaksanaan. Saat Anda melakukan hal yang benar, keluarga tidak akan menentang, melainkan mendukung Anda. Mereka tidak hanya mendukung, tetapi juga turut mengerahkan kekuatan cinta kasih.
Ibu mertua, ibu, ayah mertua, dan ayah Anda akan menjadi anggota Tzu Cheng dan komite Tzu Chi. Dengan menginpirasi mereka untuk bergabung, Anda telah menggalang Bodhisatwa. Semua orang dapat menjadi Bodhisatwa. Dengan demikian, barulah dalam kehidupan ini kita harus menyucikan masyarakat dan dunia, karena yang kita hadapi ialah dunia saat ini.
Taiwan dipenuhi berkah karena kita telah membina berkah dengan memperhatikan masyarakat dan bersumbangsih. Kita juga telah menabur benih kebajikan di seluruh dunia. Di satu tempat, satu benih dapat menghasilkan benih tak terhingga. Jika kita menyatukan kekuatan cinta kasih semua orang, setiap kekuatan kecil yang terhimpun akan menjadi kekuatan yang besar. Jumlah orang yang banyak akan menghasilkan kekuatan yang besar dan berkah yang melimpah.
Saya menyeret tubuh saya untuk dapat bertemu kalian. Saya telah melakukan yang mampu saya lakukan. Namun, dapatkah saya bertemu dengan kalian lagi? Bagaimanapun keadaan kita, kita harus menggenggam jalinan jodoh dengan baik.
Hendaklah semuanya mewariskan Jalan Bodhisatwa dari generasi ke generasi di dalam keluarga. Keluarga yang berbuat baik akan dipenuhi berkah. Hendaklah kita melakukan banyak hal bajik yang juga merupakan pendidikan untuk anak cucu kita. Hendaklah semuanya sepenuh hati.
Menapaki Jalan Bodhisatwa dalam sukacita Dharma dan keharmonisan
Menyingkirkan kesesatan dan menemukan kebenaran dengan langkah yang mantap
Saling membimbing dengan berkah dan kebijaksanaan
Keluarga yang berbuat baik akan dipenuhi berkah
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 Februari 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 05 Februari 2023