Ceramah Master Cheng Yen: Saling Membimbing dan Menginspirasi Relawan yang Tak Terhingga

Kali ini, insan Tzu Chi dari 20-an negara dan wilayah kembali ke Taiwan. Insan Tzu Chi dari 9 negara dan wilayah berada di Kompleks Tzu Chi Sanchong dan yang berada di sini berasal dari 18 negara dan wilayah. Insan Tzu Chi dari 9 negara membutuhkan penerjemahan. Dengan penuh cinta kasih dan kebijaksanaan, para relawan penerjemah menerjemahkan prinsip kebenaran dengan sangat akurat. Saya sangat bersyukur kepada relawan penerjemah kita. Mereka menciptakan pahala dengan bahasa yang dikuasai.

“Saya berasal dari Ciudad del Este, Paraguay. Paraguay terletak di tengah Amerika Selatan. Saya mengemban tanggung jawab sebagai ketua tim survei kasus di Ciudad del Este. Saat saya berinteraksi dengan orang lain, mereka sering berkata, ‘terima kasih. Kalian banyak bersumbangsih untuk kami. Bagaimana kami berterima kasih pada kalian?’ Tentu saja, saya dengan rendah hati berkata pada mereka, ‘Tidak perlu berterima kasih. Kami hanya berharap kalian dapat menyebarkan cinta kasih dan kelak dapat menolong orang yang membutuhkan di sekitar kalian.’ Kekuatan cinta kasih harus terus disebarkan, bagai kita menabur benih. Dengan memberi mereka cinta kasih, kita bagai menyalakan sebuah pelita bagi mereka. Dengan memberi mereka niat baik, kita juga menjaga kelangsungan Tzu Chi,” ujar Zulma Relawan Tzu Chi Paraguay.

 

Kita mendengar beberapa relawan berbagi pengalaman. Mereka berpegang pada prinsip dan semangat yang benar. Dari sini bisa diketahui bahwa penerjemahan dilakukan dengan baik. Jadi, saya bersyukur kepada para relawan penerjemah. Yang mereka lakukan bagaikan membentangkan jalan bagi orang-orang. Tanpa adanya jalan, orang-orang tidak bisa melanjutkan perjalanan. Dengan adanya penerjemahan, orang-orang bisa memahami prinsip kebenaran dan tahu bagaimana menjalani kehidupan dengan cinta kasih.

Kita juga mendengar relawan yang berceritabahwa dahulu, berhubung tidak memahami Tzu Chi, mereka menolak Tzu Chi. Namun, setelah bergabung dengan tulus dan menghabiskan waktu untuk mengikuti kegiatan secara langsung, mereka lebih memahami Tzu Chi.

Sungguh, mazhab Tzu Chi merupakan Jalan Bodhisatwa di dunia. Jalan Bodhisatwa berawal dari pemikiran Buddha. Dharma dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Jangan hanya mendengar Dharma. Kita mendengar Dharma untuk menerapkannya dalam keseharian agar tidak terjadi konflik dalam menghadapi semua orang dan hal di dunia ini.

Sebaliknya, hati kita akan senantiasa tenang. Karena itulah, kita harus mempraktikkan Dharma di dunia. Namun, agar Dharma dapat dipraktikkan di dunia, silsilah Dharma harus diwariskan. Silsilah Dharma Jing Si mengandung intisari Dharma. Prinsip kebenaran yang mendalam kita praktikkan saat berinteraksi dengan sesama dalam kehidupan sehari-hari sehingga hubungan antarmanusia bisa harmonis dan bahagia.

 

Jadi, kita membutuhkan Dharma di dunia. Karena itulah, kita menyatukan semangat Tzu Chi dan intisari Dharma untuk membentuk silsilah Dharma Jing Si. Dharma mengandung banyak prinsip kebenaran. Kita memilih prinsip kebenaran yang dibutuhkan di dunia ini dan bermanfaat dalam interaksi antarmanusia. Demikianlah kita menyatukan intisari Dharma dan semangat Tzu Chi.

Ajaran Jing Si ialah giat mempraktikkan Jalan Kebenaran. Kita bukan hanya membentangkan jalan di dunia, tetapi juga mempraktikkan semangat Bodhisatwa. Kita tidak memandang perbedaan agama. Kita menghormati semua agama. Para insan Tzu Chi juga memiliki latar belakang agama yang berbeda-beda, tetapi semua memiliki arah tujuan yang sama. Meski kalian yang hadir di sini menganut agama yang berbeda-beda, tetapi di Tzu Chi, semua orang saling menghormati.

Kita harus berusaha mencapai tujuan kita tanpa memandang perbedaan agama. Kita harus tekun dan bersemangat maju selangkah demi selangkah untuk bersumbangsih bagi dunia. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Meski menganut agama dan keyakinan yang berbeda-beda, tetapi semua orang memiliki kesamaan, yaitu cinta kasih. Cinta kasih di dunia dapat melelehkan salju di musim dingin. Dharma yang bagaikan air juga dapat mendinginkan tungku yang panas di musim panas. Kita harus mempraktikkan Dharma dan mengembangkan cinta kasih saat berinteraksi dengan orang lain.


Selama 53 tahun ini, kita tidak menyia-nyiakan satu detik pun. Dari kondisi serba sulit dan tidak memiliki apa-apa, Tzu Chi berkembang hingga seperti saat ini. Negara yang pernah dilanda bencana besar dan menerima bantuan dari Tzu Chi kini telah mencapai 99 negara dan wilayah. Selain itu, pergi ke mana pun, insan Tzu Chi selalu bisa menginspirasi relawan lokal yang tak terhingga. Satu benih bisa bertumbuh menjadi tak terhingga asalkan kita mau bersungguh hati. Kita harus berbagi dengan orang-orang tentang apa yang Tzu Chi lakukan serta semangat dan filosofi Tzu Chi.

Ini bukan demi menggalang dana, melainkan menggalang hati. Siapa pun yang kita temui, kita harus berbagi dengan mereka tentang penderitaan di dunia. Kita berharap mereka bisa menyadari berkah setelah melihat penderitaan sekaligus menciptakan berkah. Jika semua orang bisa menciptakan berkah bagi dunia, inilah kebahagiaan yang sesungguhnya di dunia ini.

Menyebarkan prinsip kebenaran dengan penerjemahan yang akurat
Menyerap intisari Dharma ke dalam hati dan menyebarluaskan mazhab Tzu Chi
Saling membimbing dan menginspirasi relawan yang tak terhingga
Menyadari berkah setelah melihat penderitaan dan membawa manfaat bagi dunia

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 19 Juni 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 21 Juni 2019

Semua manusia berkeinginan untuk "memiliki", padahal "memiliki" adalah sumber dari kerisauan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -