Ceramah Master Cheng Yen: Saling Menginspirasi dengan Cinta Kasih
“Saya
berasal dari Canoa. Saya datang untuk berpartisipasi dalam misi yang mulia. Beberapa
bulan yang lalu, kami menderita karena gempa bumi. Saya juga pernah mengalami
penderitaan dan membutuhkan bantuan. Saya datang ke sini karena saya berharap
bisa bekerja sama dengan Tzu Chi untuk menolong orang yang membutuhkan. Yang
mereka lakukan sungguh mengagumkan,” kata Fabian Garcia, relawan dari Canoa.
Kita bisa melihat Ekuador diguncang gempa bumi tahun lalu. Pascagempa,
insan Tzu Chi pergi ke sana dan menjalankan program bantuan lewat pemberian
upah di 5 kabupaten dan kota. Setelah itu, relawan kita telah membina hubungan
yang dekat dengan warga setempat.
Kali ini, saat kita akan menyalurkan bantuan di Santa Ana yang
dilanda banjir, warga yang tahun lalu pernah menerima bantuan berinisiatif
untuk menyalurkan bantuan bersama insan Tzu Chi. Setelah insan Tzu Chi dari
Amerika Selatan tiba di lokasi bencana, semua relawan pun membagi tugas. Ji Duo
dan Ji Jue dari Amerika Serikat memimpin upaya pembersihan berskala besar, sedangkan
Ci Cheng dari Amerika Selatan memimpin para relawan dari Canoa melakukan survei
dari rumah ke rumah.
“Saya
sangat berterima kasih kepada orang-orang yang datang membantu kami. Sekarang
semuanya menjadi bersih kembali. Saya merasa sangat senang,” kata Margarita Tuarez, seorang warga.
“Saat ibu
itu mengungkapkan rasa terima kasih atas apa yang telah kita lakukan, saya
sangat tersentuh. Saya merinding dan ingin menangis. Saya merasa bahwa saat
saya menolong sesama, batin saya semakin tersucikan. Sumbangsih saya bagi Santa
Ana mungkin sangat kecil, tetapi ini sangat bermakna bagi saya,” kata Anita Sanchez, Relawan dari Canoa.
Sesungguhnya, dia adalah seorang ibu tunggal. Tahun lalu, dia
terinspirasi untuk menolong sesama dengan cinta kasih. Dia sangat ingin
menolong orang lain. Kebetulan, tanggal 23 April adalah hari ulang tahun
putranya. Putranya berkata padanya, “Bolehkah Ibu tidak keluar rumah? Hari ini
adalah hari ulang tahun saya. Jika Ibu tidak ada di rumah, siapa yang akan
merayakan ulang tahun saya?”
Namun, dia menjelaskan pada putranya, “Hari ulang tahunmu bisa
dirayakan di hari lain. Namun, orang-orang yang menderita tidak bisa menunggu. Mereka
sedang dilanda bencana. Sekarang Ibu berkesempatan untuk menolong mereka. Ibu
tidak boleh menundanya.”
Jadi, seperti inilah dia menghibur putranya. Lalu, dia naik bus
malam ke lokasi bencana. Saat melihat ibu itu, dia merasa bahwa dia telah
mengambil keputusan yang tepat. Dia bisa membantu banyak orang membersihkan
rumah mereka dan memulihkan sendi kehidupan mereka. Karena itu, dia sangat
bersyukur Tzu Chi memberinya kesempatan ini.
Selama beberapa hari ini, upaya pembersihan berjalan dengan
lancar. Bupati Santa Ana sangat bersyukur. Jalan yang beberapa hari lalu masih
dipenuhi lumpur, kini sudah sangat bersih. Rumah warga yang kita jangkau juga
telah bersih.
Kita mengimbau warga untuk membantu satu sama lain. Pemerintah
juga menggerakkan truk, buldoser, dan alat berat lainnya. Asalkan warga
setempat bergerak dan menggunakan metode yang tepat, maka dalam waktu singkat, jalan
akan bersih kembali. Inilah salah satu metode yang digunakan insan Tzu Chi dalam
penyaluran bantuan internasional.
Metode ini sangat efisien. Kita bisa melihat insan Tzu Chi dari 8
negara menghimpun kekuatan dan menjalankan misi dengan efisien. Saya sangat
bersyukur kepada seluruh insan Tzu Chi. Tidak peduli jauh ataupun dekat, semua relawan kita selalu bersatu hati dan
menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih. Saya sangat tersentuh. Terlebih, insan
Tzu Chi AS baru mengikuti rapat tahunan Tzu Chi luar negeri.
Setelah pulang ke Amerika Serikat, mereka segera memesan tiket
pesawat terbang. Mereka hanya memiliki waktu lima jam untuk pulang ke rumah dan
mengemas pakaian bersih sebelum terbang ke Ekuador. Jadi, mereka bergerak
dengan cepat. Saya juga sangat bersyukur pada Ji Duo, Ji Jue, dan relawan lain dari
Amerika Serikat yang berangkat lebih awal dan telah tiba di Ekuador beberapa
hari lalu. Mereka sangat efisien.
Relawan dari Amerika Selatan juga turut menyumbangkan tenaga. Saya
sungguh sangat bersyukur dan tersentuh. Beberapa pengusaha dari Taiwan di
Ekuador juga bergabung ke dalam barisan relawan. Mereka merupakan benih-benih
Bodhisatwa yang telah muncul satu per satu. Saya sungguh sangat tersentuh. Semoga
kelak, Ekuador bisa menjadi tempat terbentuknya hutan Bodhi. Saya sungguh
sangat bersyukur.
Kita juga melihat betapa pentingnya pendidikan. Sejak dini, anak-anak
diajari cinta kasih dan ketekunan. Mereka juga belajar berbelanja dan
menyiapkan makanan sendiri. Mereka juga menata makanan dengan rapi di piring, baru
menyajikannya. Mereka terlebih dahulu mengantarkannya kepada guru, baru
mengantarkannya pada teman. Mereka belajar menghormati guru dan mengasihi
teman. Yang terpenting, mereka menggalakkan pola makan vegetaris.
“Bervegetaris
untuk mengasihi hewan. Bervegetaris untuk menyelamatkan Bumi,” kata Eng Kun-da, Murid TK Tzu Chi Johor Bahru.
“Apa yang kamu lakukan di planet vegetaris?”
“Makan
sayuran,” jawab Iyvan Tan, murid TK Tzu Chi Johor Bahru.
“Mengapa kamu makan sayuran? Untuk mengasihi Bumi?”
“Jangan
membunuh hewan. Jangan menebang pohon,” jawab Iyvan Tan.
“Jangan apa?”
“Jangan
membunuh hewan,” kata Iyvan Tan.
“Mengapa?”
“Harus
mengasihi hewan,” kata Iyvan Tan.
“Mengapa kamu makan sayuran dan buah-buahan?”
“Karena
kita tidak boleh makan daging. Tidak boleh makan daging anak ataupun induknya. Jika
tidak, anak tidak bisa menemukan induknya, induk juga tidak bisa menemukan
anaknya,” kata Tham Jun-zhe, murid TK Tzu Chi Johor Bahru.
“Jika kita
makan daging, kita harus menebang banyak pohon. Saat kita membunuh semua hewan,
kita juga akan kehilangan Bumi. Jika kita bervegetaris, kita menggunakan tanah
untuk menanam sayuran dan kita akan mempunyai lebih banyak oksigen. Selain itu,
makan sayuran juga akan memberi kita banyak gizi,” kata Choong Qi-heng,
murid TK Tzu Chi Penang.
“Jika
dalam sehari, semua orang di Bumi bervegetaris, maka akan mendatangkan dampak
besar. Namun, jika hanya satu orang bervegetaris, maka dibutuhkan waktu
berhari-hari baru bisa mendatangkan dampak besar,” ujar Ng Zhi-xuen,
murid TK Tzu Chi Butterworth.
Mereka sangat mengasihi hewan. Mereka belajar bagaimana mengasihi,
dimulai dari mengasihi hewan, mengasihi Bumi, dan mengasihi kesehatan diri
sendiri.
“Saya
adalah Ng Zhi-xuen. Sekarang saya berusia 6 tahun. Saya bervegetaris sejak
berusia 4 tahun. Saya bervegetaris karena mengasihi hewan,” kata Ng Zhi-xuen.
“Ini
buklet yang dia dapatkan saat ikut bervegetaris pada usia 4 tahun. Sejak awal,
dia bersikeras untuk tidak makan daging setiap kali makan. Sejak saat itulah
dia bervegetaris,” jelas Lim Suk-zhen, ibu Ng Zhi-xuen.
“Saya
menasihati Ibu untuk bervegetaris. Saya memberi tahu Ibu untuk mengasihi hewan
dan Bumi. Seandainya Ibu adalah seekor ikan dan saya adalah anaknya, saat induk
ikan dibunuh, anak ikan akan sangat sedih,” kata Ng Zhi-xuen.
“Ternyata,
asalkan memperoleh asupan gizi yang seimbang, bervegetaris tidak akan memengaruhi
pertumbuhan anak-anak. Sebaliknya, mereka semakin sehat,” kata Lim Suk-zhen,
ibu Ng Zhi-xuen.
“Apakah kamu masih akan bervegetaris setelah melebihi usia enam
tahun?”
“Ya,”
jawab
Ng Zhi-xuen.
Mengasihi kesehatan, Bumi, dan hewan. Konsep mengasihi secara
menyeluruh dan pembentukan karakter sudah ditanamkan sejak usia dini.
“Setelah meninggalkan planet vegetaris, apakah kamu akan terus
bervegetaris?”
“Saya akan
terus bervegetaris,” kata Guan Kai-zer, murid TK Tzu Chi Johor Bahru.
“Mengapa?”
Karena
saya ingin mengasihi lebih banyak hewan,” kata Guan Kai-zer, Murid TK Tzu Chi
Johor Bahru.
“Setelah meninggalkan planet vegetaris, kamu akan bervegetaris
atau makan daging?”
“Saya akan
terus bervegetaris,” kata Lee Gong-qing, murid TK Tzu Chi Johor Bahru.
Saling menginspirasi dengan cinta kasih
Bersumbangsih secara nyata di Jalan Bodhisatwa
Mendidik anak-anak sejak usia dini agar akar cinta kasih tertanam dalam
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 29 April 2017
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 1 Mei 2017