Ceramah Master Cheng Yen: Sebutir Benih Kebajikan Tumbuh Menjadi Hutan Bodhi
Saya sering kali mengucap syukur karena melihat insan Tzu Chi di seluruh dunia menjaga komunitas, masyarakat, dan fasilitas kesehatan. Mereka mencurahkan perhatian secara menyeluruh. Akibat pandemi, banyak orang kehilangan pekerjaan dan bahkan tidak bisa makan. Karena itu, relawan kita pun segera melakukan pembagian barang bantuan.
Tzu Chi memberikan bantuan dengan welas asih. Dunia saat ini sungguh sangat membutuhkan Tzu Chi. Karena itulah, kita harus menggalang lebih banyak Bodhisatwa dunia. Saat mencurahkan perhatian kepada orang-orang yang membutuhkan, mari kita mendorong mereka untuk memperhatikan apa yang dilakukan oleh Tzu Chi.
Ada banyak orang yang menghimpun tetes-tetes cinta kasih. Lihatlah relawan kita di luar negeri. Baik saat memberikan pengobatan gratis maupun membagikan barang bantuan, relawan kita selalu mendorong semua orang untuk turut berdonasi sesuai kemampuan masing-masing. Demikianlah mereka menabur benih kebajikan.
Mari kita membimbing mereka untuk membangkitkan sifat hakiki dan cinta kasih mereka. Ketika cinta kasih mereka terbangkitkan, ladang berkah mereka pun akan muncul. Ketika memiliki sebutir benih kecil, kita bisa segera menggarap ladang batin kita. Benih kecil itu akan bertunas, kemudian tumbuh menjadi pohon kecil hingga menjadi pohon besar dan menghasilkan benih yang tak terhingga.
Saya sangat berharap dengan perumpamaan sebutir benih kecil ini, semua orang dapat menggenggam jalinan jodoh baik untuk sungguh-sungguh menggarap ladang batin masing-masing. Dengan benih ini, kita dapat menciptakan berkah hingga ladang batin kita menjadi ladang berkah.
Untuk menciptakan berkah bagi dunia, kita membutuhkan sebutir benih. Jadi, marilah kita menabur benih ini ke dalam hati setiap orang agar mereka dapat membangun tekad. Benih Bodhi akan tumbuh menjadi hutan Bodhi. Dengan demikian, kita dapat melindungi Bumi dan hutan tersebut akan memberikan keteduhan bagi dunia.
Mari kita menyosialisasikan vegetarisme kepada semua orang. Kita dapat berbagi angka-angka ini kepada orang-orang dengan kebijaksanaan kita. Populasi dunia hampir mencapai delapan miliar. Setiap harinya, ada 200 juta lebih ekor hewan yang disembelih untuk memenuhi nafsu makan manusia. Jadi, dalam setahun, ada lebih dari 78,8 miliar ekor hewan yang disembelih untuk memenuhi nafsu makan manusia.
Bayangkan, napas dan kotoran hewan telah mencemari Bumi dan sumber air. Ditambah dengan kotoran manusia, Bumi sungguh telah tercemar. Untuk mewujudkan dunia yang aman dan tenteram, manusia harus sungguh-sungguh melindungi Bumi dan mengasihi hewan.
Lihatlah, hewan juga bisa mendengarkan dan membabarkan Dharma. Ada seorang anggota Tzu Cheng yang setiap pagi datang untuk merapikan halaman Griya Jing Si. Biasanya, beliau mendengarkan ceramah saya lewat ponsel yang disimpan di dalam sakunya atau dipegang di tangannya.
Suatu hari, saat beliau berjalan ke sana kemari, ada seekor kadal yang mengikutinya. Lalu, beliau meletakkan ponselnya di bawah pohon. Kadal itu pun berdiam di sana, mendengarkan dan melihat ponsel itu dengan penuh perhatian. Ia lama berdiam di sana.
Kemudian, salah satu murid saya memberi tahu saya bahwa ada seekor kadal sedang mendengarkan Dharma di bawah pohon. Bahkan saat saya berjalan mendekatinya, ia pun tidak bergerak. Ada banyak orang yang berlalu-lalang di sekitarnya, ia juga tidak takut. Jadi, hewan juga bisa mendengarkan Dharma. Saya juga mendengar bahwa tumbuhan yang mendengarkan Dharma bisa tumbuh lebih subur dan cepat.
Di dunia ini, segala sesuatu memiliki daya hidup yang menakjubkan. Setiap bagian tumbuhan dapat berkomunikasi satu sama lain. Sebatang pohon memiliki batang, akar, dan daun yang terhubung satu sama lain. Jika akarnya tidak sehat, batangnya pun tidak akan kuat. Jika batangnya tidak kuat, rantingnya tidak akan bertumbuh dan daunnya tidak akan lebat. Jadi, sebatang pohon yang rimbun pasti memiliki batang yang kuat dan akar yang tertanam dalam. Jadi, semuanya terhubung oleh jaringan. Begitu pula dengan tubuh manusia.
Seorang dokter pengobatan tradisional Tiongkok dapat mendiagnosis penyakit pasien dengan meraba denyut nadinya. Dengan prinsip yang sama, segala sesuatu di alam semesta ini memiliki jaringannya masing-masing yang memengaruhi daya hidup mereka. Baru-baru ini, saya mencoba mencari tahu tentang sumber kehidupan. Alam semesta seakan-akan berkomunikasi dengan kita setiap saat.
Bodhisatwa sekalian, janganlah kita membangkitkan noda dan kegelapan batin. Kita masih memiliki banyak ruang untuk mengembangkan kebijaksanaan kita agar kita dapat menggarap ladang batin kita dan menaburkan benih-benih yang indah dari kehidupan ke kehidupan.
Di dunia ini, ada guru yang mengajari kita prinsip kebenaran agung. Dalam ajaran Buddha, ada guru Dharma yang menunjukkan arah pada kita. Segala sesuatu di alam semesta ini dapat mengajari kita banyak hal. Tidak peduli jalan mana yang akan kita tapaki, kita membutuhkan pembimbing.
Bodhisatwa sekalian, hendaklah kita setiap saat bersyukur atas segala sesuatu di alam semesta ini. Kita juga harus menghormati dan bersyukur terhadap orang lain. Kita harus mencurahkan cinta kasih universal kepada semua orang di masyarakat. Inilah jalinan kasih sayang yang tak berujung dan cinta kasih yang tak terbatas. Inilah Dharma yang mudah dipahami dan belakangan ini tidak boleh tidak saya sampaikan kepada semua orang.
Meskipun obat mujarab untuk pandemi ini masih sulit digambarkan dengan kata-kata, saya tetap akan menjelaskannya dengan berbagai cara dan perumpamaan. Kita harus memiliki keyakinan. Keyakinan, ikrar, dan praktik sangatlah penting bagi kita.
Demikianlah bunyi Empat Ikrar Agung, "Berikrar untuk menyelamatkan semua makhluk yang tidak terbatas, mempelajari pintu Dharma yang tidak terhingga, memutus noda batin yang tiada akhir, dan mencapai kebuddhaan yang tertinggi."
Jadi, bermula dari sebersit niat, kita menabur benih di ladang berkah kita. Benih berkah ini pun tumbuh menjadi pohon besar dan menghasilkan benih yang tak terhingga. Jadi, hendaklah kita lebih bersungguh hati setiap saat.
Segala sesuatu di alam semesta memiliki naluri
Mencurahkan perhatian dan menjaga kelangsungan hidup orang yang membutuhkan
Sebutir benih kebajikan tumbuh menjadi pohon besar
Hutan Bodhi memberi keteduhan bagi dunia
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 11 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 13 April 2022