Ceramah Master Cheng Yen: Segera Sadar di Tengah Bencana yang Menggemparkan.

Apa yang tengah terjadi di dunia saat ini mirip seperti yang dibahas dalam ajaran Buddha tentang masa Lima Kekeruhan dunia. Lima Kekeruhan meliputi kekeruhan pandangan, kekeruhan noda batin, kekeruhan makhluk hidup, kekeruhan usia, dan kekeruhan kalpa. Menurut ajaran Buddha, masa kini merupakan kalpa akhir.

Mengapa disebut sebagai kekeruhan? Pada saat ini, Lima Kekeruhan telah terbentuk. Lima Kekeruhan ini berasal dari kegelapan batin semua makhluk yang terus terakumulasi dalam jangka panjang. Kegelapan batin ini adalah noda batin yang terwujud lewat pemikiran, tindakan, perkataan, dan niat yang tidak benar. Semuanya mengarah pada perilaku yang tidak benar, seperti ketidakjujuran dalam ucapan. Ini menyebabkan keterbalikan fakta, hoaks, dan fitnah.

Sutra Buddha juga sering membahas tentang lima indra dan lima objek. Lima indra dan lima objek memengaruhi perilaku karena adanya pikiran. Kesadaran dan pikiran yang bergejolak. Kesadaran dan pikiran yang begejolak membuat kebenaran yang kita lihat menjadi terbias. Beberapa orang membiaskan kebenaran yang mereka dengar dan lihat. Beginilah manusia dengan kegelapan batin yang menyebarkan kabar angin. Lambat laun, ini akan menyebabkan  manusia menciptakan karma buruk dan berbuat hal jahat.


Ketidakmampuan dalam membedakan baik dan buruk mengakibatkan gejolak dan karma buruk. Ini diawali dari kegelapan batin. Ini disebut kekeruhan. Kegelapan batin yang ada pada masa kini disebut sebagai kekeruhan kalpa. Waktu telah mengakumulasi banyak karma yang diciptakan oleh semua makhluk. Karena itu, saya sering membahas tentang karma kolektif semua makhluk.

Pada jangka waktu yang panjang, makhluk hidup tidak mengarah pada arah benar dan tidak mempraktikkan kebenaran. Perlahan-lahan manusia menyimpang dari jalan yang benar dan mengarah pada kegelapan batin. Kabar angin keluar dari mulut kita. Saya sering berkata bahwa mulut digunakan untuk makan. Namun, mulut yang memakan daging hewan menciptakan banyak karma buruk membunuh. Mulut juga dapat digunakan untuk membabarkan Dharma dan mengucapkan hal baik.

Awalnya, badan misi pendidikan Tzu Chi di AS berencana mengadakan sebuah acara. Namun, acaranya ditunda. Di lain sisi, kita juga dapat melihat bahwa wabah koronavirus kali ini juga membuat mereka panik dan tidak tenang. Jadi, kita mengundang dokter untuk menjelaskan bagaimana cara untuk mencegah wabah ini. Melalui penjelasan dokter, semua orang merasa tenang. Semua orang merespons baik, memuji, dan berterima kasih kepada dokter yang secara tepat menjelaskan tentang pola hidup yang benar dan cara untuk menenangkan hati.


Meski begitu, kita harus tetap mawas diri. Ya, kita harus mawas diri dalam keseharian, terlebih di tengah kondisi merebaknya wabah. Wabah koronavirus kali ini telah merebak. Kita hendaknya memulai dari diri sendiri untuk berdisiplin diri. Hanya ini yang dapat kita lakukan.

Kita harus membangkitkan cinta kasih dan welas asih. Kita harus tahu bahwa masa kemunduran Dharma ini juga disebut sebagai kekeruhan kalpa. Dalam jangka waktu yang panjang, dunia terus diliputi oleh banyak sumber noda. Karma kolektif semua makhluk dan kekeruhan terus terakumulasi pada masa ini.

Saya terus memberi tahu kalian bahwa kalpa ialah sebuah rentang masa yang sangat panjang. Pada masa ini, bencana wabah penyakit kerap terjadi. Kekeruhan usia terjadi pada saat adanya wabah karena wabah bisa merenggut nyawa manusia. Bukankah belakangan ini kita juga mendengar berita seperti ini? Ini sangat mengkhawatirkan.

Saat wabah ini belum terdeteksi, seseorang telah terinfeksi virus. Bagaimana dia dapat terinfeksi virus? Kita tidak tahu. Mungkin saja ini bermula dari hewan liar. Beginilah kekeruhan usia. Manusia ingin mengonsumsi daging sehingga membunuh hewan.

Akhirnya, ini dibayar dengan nyawa sendiri. Dengan tidak membunuh dan bervegetaris, barulah kesehatan  dan ketenteraman dapat terjaga.


Terdapat banyak biji-bijian di dunia. Ini semua merupakan bahan pangan yang disediakan oleh alam bagi manusia. Jika kita dapat hidup sesuai dengan hukum alam, seharusnya kita akan sehat. Pahamilah istilah dalam ajaran Buddha dan pahamilah penerapannya di dunia. Semua orang, hal, dan materi  yang ada di alam semesta saling terkait. Ini disebut hubungan antara waktu, manusia, dan ruang. Mari pikirkanlah baik-baik.

Banyak sekali bencana yang terus terjadi di Bumi yang terus terjadi di Bumi merupakan sebuah peringatan bagi manusia untuk waspada dan sadar. Di tengah bencana yang menggemparkan, saat ini kita harus sadar. Segeralah sadar dan bertobat. Dahulu, mungkin kita pernah melampaui batas-batas perikemanusiaan. Kini segeralah memperbaiki diri.

Manusia pada hakikatnya baik. Kita harus memiliki cinta kasih untuk melindungi segala sesuatu dan Bumi serta menjalani hidup sesuai dengan hukumnya. Kita harus menaati sila. Beginilah seharusnya kehidupan manusia.

Akumulasi dari kegelapan batin menciptakan karma buruk
Segera sadar di tengah bencana yang menggemparkan
Mengembangkan welas asih dan cinta kasih serta mawas diri
Tidak membunuh dan bervegetaris demi menjaga kesehatan dan ketenteraman

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 13 Februari 2020        
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 15 Februari 2020
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -