Ceramah Master Cheng Yen: Sejarah Panjang Cinta Kasih Tzu Chi
“Sekolah Negeri Eksperimental Hemei adalah sekolah yang diperuntukan bagi siswa dengan keterbatasan fisik. Banyak siswa dari berbagai daerah datang ke Changhua untuk bersekolah di Hemei. Namun, kami memiliki sebuah masalah, yakni saat siswa tiba di stasiun kereta atau datang dari Yilan, siapa yang menjemput mereka? Bila mereka kembali ke sekolah pada hari Minggu, itu tidak masalah. Namun, saat mereka hendak pulang pada hari Jumat pukul 4 atau 5 sore usai sekolah, bila keluarga mereka menjemput dari Yilan atau dari Pingtung, berarti keluarga mereka harus meninggalkan pekerjaan hari itu. Apa yang harus kita lakukan?” kata Kepala sekolah Negeri Eksperimental Hemei, Wu Xing-hong.
“Dahulu, sekolah selalu mencari bantuan sukarelawan sementara. Kami menempel iklan di stasiun kereta dan menunggu apa ada sukarelawan yang membantu. Cara ini sangat tidak menentu dan ini menjadi tantangan besar bagi para siswa. Jadi, pada 15 tahun yang lalu, kami berterima kasih kepada para relawan Tzu Chi dari Changhua yang bersedia mengemban tanggung jawab ini. Mereka berkata, “Kami akan menyediakan pelayanan rutin. Saat siswa di stasiun kereta hendak naik ke kereta, turun dari kereta saat tiba di Changhua, atau naik ke bus sekolah, kami, para relawan Tzu Chi, akan membantu mereka.” Pada 15 tahun lalu, belum ada fasilitas difabel. Jadi, para siswa naik dan turun kereta dengan digendong oleh para relawan. Ini merupakan hal yang luar biasa,” sambung Kepala sekolah Negeri Eksperimental Hemei, Wu Xing-hong.
“Namun, yang membuat saya semakin terharu ialah insan Tzu Chi menjalankannya selama 15 tahun tanpa henti. Jadi, kehadiran saya hari ini ialah untuk mewakili para siswa, para orang tua siswa, dan para guru di sekolah mengucapkan terima kasih kepada para Bodhisatwa dunia dari Changhua. Terima kasih,” pungkasnya.
“Sebenarnya, kita bersyukur karena para siswa tersebut membuat seluruh relawan kita menyadari berkah lewat penderitaan mereka. Apa kita akan melanjutkan sumbangsih kita? (Ya.) Kepala sekolah, kami berjanji kepada Anda bahwa cinta kasih Tzu Chi Changhua selamanya tidak akan putus. Terima kasih,” ujar Lin Su-juan, relawan Tzu Chi.
Saya sangat terharu melihat para relawan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan bergotong royong dalam menggenggam jalinan jodoh untuk menapaki Jalan Bodhisatwa dan bersumbangsih di tengah masyarakat. Dengan bersumbangsih, kita mendapat kekayaan Dharma yang berbeda dari kekayaan duniawi.
Kekayaan Dharma adalah berkah dan kebijaksanaan. Dengan menciptakan berkah di masyarakat, kita memupuk kebijaksanaan diri dan merasakan kebahagiaan. Dengan begitu, kita memupuk berkah dan kebijaksanaan.
Lihatlah, tekad dan ikrar yang dibangun oleh para anggota Tzu Cheng dan komite untuk berdedikasi sangatlah luar biasa. Mereka menerapkan “ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan laksana tanah yang subur”; “cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin laksana angin yang sejuk”.
Para relawan senior telah bersumbangsih sejak lebih dari 30 tahun lalu. Dedikasi mereka yang penuh kesungguhan dimulai sejak sebelum berdirinya Aula Jing Si Changhua. Mereka terus bersumbangsih hingga saat ini. Di Sekolah Menengah Hsin Min, 30 tahun lalu, mereka terinspirasi oleh ceramah saya. Saya pernah datang ke sini sebelumnya.
Menurut sepengetahuan saya, untuk mempersiapkan kedatangan saya saat itu, seluruh relawan membersihkan aula hingga ke ujung ruangan dan bahkan toilet yang bernoda tebal. Mereka membersihkan dan menyikatnya. Mereka juga membersihkan langit-langit dan tembok. Begitulah insan Tzu Chi.
Sejak saat itu, saya dapat melihat kesediaan mereka untuk bersumbangsih tanpa pamrih di Tzu Chi. Mereka melakukannya demi menyebarkan Dharma ke Changhua. Mereka sangat menghormati Guru dan Dharma. Hingga kini, mereka masih menyimpan rasa hormat dan cinta kasih itu.
Pada kedatangan saya kali ini, cuaca hujan dan udara dingin. Namun, layaknya merayakan Tahun Baru Imlek, ada banyak orang yang hadir. Saat saya menyusuri lorong panjang, banyak barang yang ditampilkan. Ini membuat saya teringat pada masa lalu, kehidupan masa lalu, makanan masa lalu, barang dan mainan masa lalu. Banyak barang yang ditampilkan membuat ingatan saya terpanggil kembali.
Saya terus memikirkan kenangan masa lalu. Sungguh menghangatkan hati. Seorang relawan membuat langsung kue yang masih hangat. Dahulu, kita pernah memakan kue itu, tetapi tidak tahu proses pembuatannya. Kini, generasi muda dapat melihat dan memakan kue seperti yang pernah dimakan oleh generasi sebelumnya.
Perpaduan seperti ini dapat menyatukan relawan senior dan relawan muda. Dengan usia kita saat ini, kita tidak dapat kembali muda. Kaum muda juga tidak dapat merasakan lingkungan tradisional. Mereka tidak dapat merasakannya.
Kita juga tidak dapat merasakan kembali masa muda kita. Jadi, dengan menggabungkan kedua generasi, sejarah panjang terangkai. Saya mengetahui perjalanan dan sejarah dedikasi para insan Tzu Chi senior. Namun, para insan yang baru bergabung dengan sedikit pengalaman tidak tahu kejadian masa lalu. Para relawan senior dapat berbagi pengalaman kepada relawan muda, seperti bagaimana awal Tzu Chi di Changhua, siapa saja relawan pertama di Changhua, dan bagaimana mereka terus menginspirasi banyak orang hingga kini.
Para Bodhisatwa, kita menciptakan berkah bukan hanya dengan menolong mereka yang menderita, tetapi juga melindungi bumi dan membersihkan udara sehingga dapat diwariskan kepada anak cucu kita. Mereka perlu menjaga Bumi ini karena pada kehidupan mendatang, kita akan lahir kembali di Bumi ini.
Kini, kita perlu mengurangi perusakan alam. Kita dapat membuat barang yang kita butuhkan dari barang daur ulang dan memanfaatkan kembali sumber daya. Ini disebut menghargai dan menciptakan berkah. Ini disebut menghargai dan menciptakan berkah.
Kita telah melihat banyak penderitaan di dunia saat ini. Untuk menghadapi krisis pada masa depan, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Jadi, harap kalian dapat bersungguh-sungguh. Setiap hari, hati saya terasa berat memikirkan kondisi seluruh dunia. Kita harus bekerja keras untuk bersumbangsih dan menginspirasi orang lain untuk menciptakan berkah dan melindungi Bumi. Inilah yang dilakukan Bodhisatwa dunia.
Perjalanan Tzu Chi memiliki sejarah yang panjang
Menghormati Guru dan Dharma serta mempraktikkan Dharma dengan tulus
Mewariskan cinta kasih kepada generasi penerus dan menginspirasi banyak orang
Menciptakan berkah di dunia dan menciptakan dunia yang harmonis
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 21 Januari 2020