Ceramah Master Cheng Yen: Selamanya Tekun Melatih Diri demi Semua Makhluk
Satu tahun berlalu lagi. Untuk mengembangkan nilai kehidupan kita, kita harus menjalankan praktik Bodhisatwa. Praktik Bodhisatwa yang diajarkan oleh Buddha ialah membawa manfaat bagi semua makhluk. Melihat biarawati,saya juga merasakan kedekatan dengan mereka. Saya sering berbagi tentang jalinan jodoh saya mendirikan Badan Amal "Ke Nan" Tzu Chi.
Lebih dari 50 tahun yang lalu, timbul sebersit niat untuk mendirikan Tzu Chi. Hingga kini, selama lebih dari 50 tahun ini, Tzu Chi telah menyalurkan bantuan ke 119 negara dan wilayah. Tzu Chi berawal dari semangat 50 sen. Karena itulah, saya sering berkata, "Tetesan air dapat membentuk sungai, butiran padi dapat memenuhi lumbung."
Dengan mengakumulasi tetes demi tetes cinta kasih, kita dapat menolong banyak negara. Saat ada yang dilanda bencana, asalkan dapat melihat, mendengar, dan menjangkaunya, insan Tzu Chi akan segera bersumbangsih.
Saya berharap saat ada yang membutuhkan, insan Tzu Chi dapat muncul di sana bagaikan Bodhisatwa yang muncul dari bumi. Untuk itu, kita harus menginspirasi orang-orang untuk bersumbangsih sebagai Bodhisatwa dunia dengan penuh cinta kasih tanpa takut bekerja keras dan menghadapi kesulitan. Kita harus mengatasi segala kesulitan untuk bersumbangsih tanpa takut bekerja keras.
Di wilayah yang ada insan Tzu Chi, barulah kita dapat terus menyalurkan bantuan. Contohnya pada masa pandemi COVID-19 ini. Adakalanya, insan Tzu Chi di berbagai negara menghadapi kesulitan dalam menyalurkan bantuan. Meski demikian, mereka tidak berhenti. Mereka mengerahkan kebijaksanaan, cinta kasih, welas asih, dan keberanian mereka. Selain melakukan antisipasi dan melindungi diri sendiri dari wabah penyakit, mereka juga berusaha untuk bersumbangsih.
Insan Tzu Chi menggantikan saya menjangkau berbagai daerah untuk mencurahkan perhatian dan bersumbangsih. Bukankah kalian yang kini berada di hadapan saya pun demikian? Kalian menyebarkan cinta kasih ke seluruh dunia. Di setiap wilayah terdapat kisah baru setiap hari.
“Saya adalah Zhang Feng-lan dari Taimali. Saya sangat bersyukur kepada Kakak Yuan-shan beserta istrinya yang sangat bekerja keras. Kakak Yuan-shan juga sangat berdedikasi. Dia membeli kendaraan berkapasitas 9 orang untuk mengantarkan kami ke Taitung guna mengikuti pelatihan atau kegiatan berskala besar. Istrinya, Kakak Su-yun, juga sangat luar biasa. Dia mendukung suaminya dan bersungguh-sungguh melakukan daur ulang,” kata Zhang Feng-lan relawan Tzu Chi.
“Para relawan daur ulang di Taimali sangat tekun melakukan daur ulang. Para Bodhisatwa daur ulang kita ada di sana. Silakan berdiri dan lambaikan tangan pada Master. Terima kasih, Master. Kami sangat bersyukur kepada Master yang menyediakan posko daur ulang bagi kami sehingga kami berkesempatan untuk mengembangkan potensi kebajikan. Terima kasih, Master,” pungkas Zhang Feng-lan.
Kita melihat relawan dari Taimali berbagi pengalaman di atas panggung. Saat matahari terbit di pagi hari, daerah tersebutlah yang terlebih dahulu terkena sinar matahari.
“Kami memang selalu datang lebih pagi. Adakalanya, istri saya juga menyiapkan makanan bagi relawan lain,” kata Chen Yuan-shan relawan Tzu Chi.
“Kami yang mengemban tanggung jawab di sini harus datang lebih pagi. Ini adalah tanggung jawab kami. Berhubung menghadap ke barat, di sini lebih sejuk di pagi hari karena tidak terkena sinar matahari langsung. Namun, sekitar pukul 10 hingga 11, udara mulai terasa panas hingga sore hari. Jadi, tempat ini lebih cocok untuk digunakan pada pagi hari,” kata He Su-yun relawan Tzu Chi.
“Berhubung ingin datang pagi-pagi, ada relawan yang tidak sempat makan pagi, belum makan karena tidak terbiasa makan sepagi itu, atau makan sekadarnya. Jadi, saya menyiapkan sarapan bagi para relawan. Dengan begitu, para relawan juga lebih nyaman saat melakukan daur ulang. Kami semua bagaikan satu keluarga,” pungkas He Su-yun.
“Kami semua adalah petani. Setelah melakukan daur ulang, para relawan pulang untuk melakukan pekerjaan masing-masing. Di pedesaan seperti ini, kami semua bertani. Setelah melakukan daur ulang, kami pulang dan melakukan pekerjaan masing-masing,” pungkas Chen Yuan-shan.
Kita menginspirasi dan membimbing orang-orang untuk bergabung dengan menyentuh hati mereka. Orang-orang yang terinspirasi akan turut bersumbangsih. Setelah itu, mereka dapat kembali menginspirasi orang lain. Demikianlah kita menginspirasi orang demi orang dan membentangkan Jalan Bodhisatwa inci demi inci.
Dalam keluarga besar Tzu Chi ini, semua orang adalah anggota keluarga kita. Kita akan menjadi saudara se-Dharma dari kehidupan ke kehidupan karena kita bersama-sama membangkitkan niat baik dan membangun ikrar agung. Kita semua telah membangun ikrar agung. Kita harus memiliki hati yang lapang dan ikrar yang agung. Jika bisa demikian, kita bisa membawa manfaat bagi seluruh dunia.
Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih tidak habis untuk diulas. Saya bisa melihat ketekunan dan semangat kalian. Kalian harus bersungguh-sungguh menggenggam waktu yang ada dan bekerja keras. Saya tidak bisa sering datang ke sini. Namun, kalian dapat menggantikan saya menjalankan Tzu Chi dan berbagi ajaran saya.
Kalian harus menjaga tempat ini dengan baik. Kita harus menyebarkan ajaran Buddha dan kekuatan cinta kasih ke seluruh dunia. Kita harus menggenggam kehidupan dan mengembangkan nilai kehidupan kita.
“Murid-murid Jing Si Taitung berikrar dengan tulus di hadapan Master. Kami akan mendengar Dharma setiap hari untuk menyucikan fisik dan batin; menyerap Dharma ke dalam hati dan tekun melatih diri; berbagi pelajaran besar di Jalan Bodhisatwa; mengasihi Bumi dengan melakukan daur ulang; memikul bakul beras bagi dunia dengan berani. Mohon agar Master senantiasa tinggal di dunia. Mohon agar Master terus membabarkan Dharma,” ikrar semua relawan Tzu Chi Taitung.
Bodhisatwa sekalian, hati kita sangat dekat satu sama lain. Dengan hati Bodhisatwa, kita bekerja sama dengan cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin demi membawa manfaat bagi dunia dan umat manusia. Kita harus menyatukan hati dan memiliki hati Buddha hingga selamanya. Jadi, kalian harus menjadikan hati Buddha sebagai hati sendiri dan tekad Guru sebagai tekad sendiri.
Dengan kesatuan hati dan tekad, tetes demi tetes cinta kasih dapat membentuk kekuatan besar. Yang terpenting, kita harus mempertahankan tekad kita dari kehidupan ke kehidupan. Ingat, dari kehidupan ke kehidupan, kita harus berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk.
Semoga kalian hidup tenteram setiap hari dan di tahun baru ini, segala hal berjalan sesuai keinginan.
Semoga kalian dapat selamanya tekun melatih diri di Jalan Bodhisatwa. Terima kasih.
Tekun melatih diri tanpa takut
bekerja keras
Terjun ke tengah masyarakat
dengan welas asih dan kebijaksanaan
Membangun ikrar agung untuk
membawa manfaat bagi semua makhluk
Bekerja sama dengan harmonis di
Jalan Bodhisatwa
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 09 Januari 2021