Ceramah Master Cheng Yen: Selangkah demi Selangkah Membentuk Hutan Bodhi

Bodhisatwa sekalian, Dharma yang kita praktikkan di Tzu Chi ialah tidak memiliki nafsu keinginan. Selain itu, semua orang hanya mementingkan satu hal, yaitu bersumbangsih dengan menapaki Jalan Bodhisatwa. Setelah bersumbangsih, kita tidak melekat, justru mengucap syukur. Demikianlah dunia Bodhisatwa Tzu Chi.

Mengetahui bahwa ada orang yang menderita di dunia ini, kita bertekad dan berikrar untuk membebaskan orang-orang dari penderitaan. Jadi, kita memberikan barang bantuan yang mereka butuhkan untuk melenyapkan penderitaan mereka. Setelah memberi, kita tidak melekat. Kita tidak melekat pada siapa yang menerima barang bantuan dari kita. Inilah yang disebut kekosongan tiga aspek dana.

Kita tidak melekat pada siapa yang memberi, siapa yang menerima, ataupun berapa banyak bantuan yang diberikan. Yang kita peroleh ialah sukacita dalam Dharma. Setelah menolong orang yang membutuhkan, kita bisa merasa tenang. Saat orang yang membutuhkan tertolong dan misi kita telah tuntas, kita dipenuhi sukacita dalam Dharma. Demikianlah kita menapaki Jalan Bodhisatwa.

Para Bodhisatwa yang berada di tempat yang jauh, saya berharap di Jalan Bodhisatwa ini, kalian bukan hanya mempraktikkan sukacita, tetapi juga mempraktikkan cinta kasih, welas asih, dan keseimbangan batin. Benar, cinta kasih. Dengan cinta kasih, kita berharap semua orang hidup tenteram dan bahagia. Dengan welas asih, kita tidak tega melihat semua makhluk menderita. Karena itulah, kita bersumbangsih.


Dalam bersumbangsih, kita harus mempraktikkan keseimbangan batin. Dengan keseimbangan batin, kita akan dipenuhi sukacita dalam Dharma sehingga tidak akan melekat pada apa pun. Kita bisa melihat Tzu Chi Kanada. Dua puluh delapan tahun yang lalu, entah jalinan jodoh apa yang membawa Relawan He Guo-qing beserta keluarganya ke Kanada. Dengan adanya jalinan jodoh ini, dia mulai menabur benih Tzu Chi di sana.

Benih-benih ini telah bertumbuh menjadi pohon-pohon besar yang membentuk hutan Bodhi, ladang pelatihan untuk mempelajari ajaran Buddha. Jalan Bodhi adalah jalan kebenaran. Para relawan kita telah menumbuhkan pohon-pohon Bodhi di sana membentuk barisan yang rapi. Jadi, para relawan kita telah membuka dan membentangkan jalan serta membentuk hutan Bodhi di Kanada.

Saya sangat bersyukur pada Relawan He dan istrinya. Setelah pergi ke Kanada, mereka selalu memikirkan Tzu Chi. Berhubung selalu memikirkan Tzu Chi, mereka dapat mengembangkan Tzu Chi di Kanada hingga memiliki ladang pelatihan yang berwujud. Dengan adanya ladang pelatihan yang berwujud, semangat dan filosofi Tzu Chi yang tak berwujud dapat dikukuhkan di sana.

“Murid-murid Jing Si Kanada berikrar dengan tulus di hadapan Master. Tekun dan bersemangat mendengar Dharma. Saya, saya, saya. Menerapkan pola makan vegetaris. Saya, saya, saya. Melindungi kehidupan dan mengasihi Bumi. Saya, saya, saya.”

 

Saya berharap semua orang dapat tekun dan bersemangat melatih diri. Bukankah kalian telah berikrar? Mengenai ikrar tekun dan bersemangat mendengar Dharma, semua orang berkata, "Saya, saya, saya." Setiap orang berikrar untuk tekun dan bersemangat mendengar Dharma. Mengenai ikrar menerapkan pola makan vegetaris, semua orang juga berkata, "Saya, saya, saya." Semua orang mengungkapkan ketulusan mereka untuk menerapkan pola makan vegetaris.

Sungguh, menerapkan pola makan vegetaris hanyalah empat kata yang mudah untuk diucapkan, tetapi sangat sulit untuk dijalankan. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia harus makan tiga kali dalam sehari. Nafsu makan manusia sangat sulit untuk dikendalikan. Orang-orang sering kali menggunakan "lapar" sebagai alasan. Jadi, sulit bagi orang-orang untuk menerapkan pola makan vegetaris. Saya berharap Bodhisatwa sekalian yang berikrar untuk bervegetaris dapat bersungguh-sungguh menerapkan pola makan vegetaris.

Sesungguhnya, tidaklah sulit untuk bervegetaris pada zaman sekarang. Sungguh, bervegetaris sama sekali tidak sulit. Asalkan tidak membunuh hewan dan tidak mengonsumsi hewan, seseorang sudah bisa disebut sebagai vegetarian. Dengan mengonsumsi tanaman pangan saja, kebutuhan gizi kita sudah bisa terpenuhi. Jadi, setiap orang dapat bervegetaris. Asalkan memiliki tekad, kita dapat mengatasi segala kesulitan untuk bervegetaris.

Buddha mengajari kita bahwa membunuh dapat menciptakan karma buruk kolektif. Asalkan kita tidak membunuh, maka semua makhluk akan secara alami kembali pada hukum alam. Jadi, jika ingin hidup tenteram, kita harus bervegetaris. Bervegetaris adalah jalan menuju ketenteraman dan resep mujarab bagi dunia ini. Kita harus bersungguh-sungguh bervegetaris, baru bisa melindungi kehidupan dan mengasihi Bumi.


Kotoran hewan ternak telah menimbulkan pencemaran serius bagi bumi. Kotoran manusia pun demikian. Pernapasan manusia juga mencemari udara. Begitu pula dengan pernapasan hewan. Pernapasan hewan juga mencemari udara. Bayangkanlah, bukankah kita hidup di bumi yang sama dan menghirup udara yang sama setiap hari? Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus bervegetaris dan menyosialisasikan vegetarisme.

Dengan menerapkan pola makan vegetaris,kita sudah memulai gerakan untuk mengimbau orang-orang melindungi kehidupan. Jadi, Bodhisatwa sekalian, mulailah dari diri sendiri untuk melindungi Bumi dan semua makhluk. Ini merupakan arah tujuan kita bersama. Inilah yang ingin saya bagikan dengan kalian. Saya berharap kita dapat bersatu hati.

Saya telah mendedikasikan kehidupan saya untuk kalian. Saya juga berharap kalian dapat membangkitkan ketulusan dan menyatukan hati dengan saya. Mari kita bekerja sama dengan harmonis di jalan yang lapang ini, yaitu Jalan Bodhisatwa. Jalan Bodhisatwa yang lapang membutuhkan setiap orang dari kita untuk meratakannya. Kita harus meratakan dan memperluas setiap jalan. Inilah seruan dari saya untuk semua orang.

Bertekad dan berikrar untuk bervegetaris dengan tulus
Membawa manfaat bagi orang banyak tanpa kemelekatan
Memperdalam akar kebajikan dan menghimpun kekuatan kebajikan
Menabur benih-benih hingga bertumbuh membentuk hutan Bodhi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 4 Oktober 2020   
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 6 Oktober 2020
Jangan takut terlambat, yang seharusnya ditakuti adalah hanya diam di tempat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -