Ceramah Master Cheng Yen: Selaras dalam Keyakinan, Ikrar, dan Praktik


Selama beberapa hari ini, Bodhisatwa dari seluruh dunia kembali ke sini untuk mengikuti pelatihan. Melihat kondisi berbagai negara, saya merasa tidak sampai hati. Mereka juga tertekan secara ekonomi. Berkat jalinan jodoh bergabung dengan Tzu Chi dan mendedikasikan diri menjadi relawan, mereka dapat melihat orang-orang yang lebih menderita daripada mereka.

Dalam bersumbangsih, relawan Tzu Chi sungguh mempraktikkan budaya humanis Tzu Chi dengan sangat teratur. Sungguh, ini adalah hal yang sungguh berharga. Terlebih lagi, semua penerima bantuan juga sangat teratur. Lihatlah, mereka duduk di lantai dan mendengarkan relawan dengan sepenuh hati. Dalam penyaluran bantuan, mereka berbaris dengan sangat rapi. Ini semua dimungkinkan karena mereka percaya terhadap Tzu Chi sehingga tidak berebut. Keyakinan ini mendatangkan ketertiban.

Sikap yang tenang adalah nilai budaya humanis Tzu Chi. Lihatlah Paulo. Dia selalu membungkuk di hadapan rompi relawannya dan beranjali untuk mengucap syukur sebelum memakainya dan keluar rumah untuk menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Kata Renungan Jing Si adalah prinsip kebenaran agung yang selalu dia ingat dan praktikkan secara nyata. Terlebih lagi, dia selalu menunjukkan welas asih dan ketulusannya.


Saya melihat bahwa relawan kita sungguh penuh ketulusan dan cinta kasih agung. Semuanya bersumbangsih dengan rasa hormat, cinta kasih, dan ketulusan. Ketika datang ke area kantor Tzu Chi, mereka sungguh teratur. Melepas sepatu di luar menunjukkan rasa hormat dan ketulusan. Semua relawan datang dengan hati yang penuh syukur. Mereka belajar bagaimana seharusnya bersatu hati dan bekerja sama dalam keharmonisan. Mereka juga belajar untuk mengasihi satu sama lain.

Ketika memiliki jalinan jodoh untuk berhimpun, kita harus mengasihi dan menghargai satu sama lain. Selain itu, untuk bekerja sama, semua orang harus menyatukan hati dan mengerahkan kekuatan. Ketika semua orang berusaha, maka akan mendatangkan kekuatan.

Pada hari pelantikan, saya sungguh bersyukur dan terharu melihat bagaimana relawan senior mendampingi relawan yang akan dilantik. Terdapat relawan senior yang bersumbangsih di negara masing-masing. Berkat jalinan jodoh dengan saya, mereka menapaki Jalan Bodhisatwa dan terjun ke tengah masyarakat untuk menjalankan misi Tzu Chi. Mereka juga menggalang Bodhisatwa di negara masing-masing.


Relawan di Timur Tengah juga tidak sedikit. Dengan kondisi iklim gurun di sana, ketika angin bertiup saat penyaluran bantuan, penglihatan mereka akan menjadi kabur dan mata pun menjadi sulit dibuka. Namun, mereka tetap melakukannya demi cinta kasih. Mereka telah menunjukkan cinta kasih agung tanpa syarat dan welas asih agung yang sepenanggungan. Berhubung tidak sampai hati melihat orang-orang menderita, mereka tidak peduli akan kesulitan mereka sendiri saat membawa bantuan. Inilah mengapa saya sungguh mengasihi mereka.

Bodhisatwa sekalian, saya berterima kasih kepada kalian. Ji Hui, relawan Tzu Chi di Yordania, telah menjalankan misi Tzu Chi selama lebih dari 20 tahun. Beliau sungguh mengasihi dan menghormati saya. Saya melihatnya saat dia tengah mendampingi relawan yang akan dilantik di atas panggung. Beberapa relawan mengalami kesulitan berjalan dan menahan rasa sakit yang hebat. Jadi, saya meminta mereka untuk tinggal dan menjaga kesehatan mereka agar dapat terus membawa bantuan ke tempat-tempat yang jauh.

Kita tidak tahu masih berapa panjang perjalanan yang membutuhkan kedua kaki mereka untuk mewakili saya merangkul dan menggenggam orang-orang yang membutuhkan. Kesehatan yang baik sangatlah penting. Kemarin, saya mendengar tentang Khader. Dia adalah seorang guru yang juga merupakan murid dari Ji Hui. Jalinan jodoh sungguh tak terbayangkan.


Relawan lainnya, Al Roz, juga telah melewati kesulitan dalam hidupnya. Dirinya yang makmur berubah sekejap menjadi seorang pengungsi. Dia meninggalkan negaranya tanpa membawa apa-apa. Berkat jalinan jodohnya dengan Ji Hui, dia menjalankan misi Tzu Chi dan merasa tersentuh sehingga terinspirasi untuk bergabung dengan Tzu Chi. Dia telah selesai mengikuti pelatihan. Namun, perjalanan dari Yordania ke Taiwan membutuhkan biaya yang sangat besar. Akhirnya, dia meminjam uang untuk itu. Saya sungguh menghargai itu.

Bodhisatwa sekalian, hendaklah semuanya saling menghargai dan mengasihi. Ada begitu banyak hal yang tak habis diceritakan. Saya akan terus ingat bagaimana semuanya menjadi penggali sumur. Ji Hui telah memberikan dukungan bagi mereka yang ingin berbuat baik. Begitu luar biasa kebijaksanaannya. Dengan kebijaksanaannya, dia memberikan pendampingan bagi relawan lain untuk mengulurkan cinta kasih. Ini sungguh berharga. 

Memiliki tekad yang teguh dan pikiran benar meski dalam kesulitan
Tetap mempelajari Dharma dan mengikuti aturan dalam kondisi sulit
Menabur benih dan menggarap ladang kebajikan dalam jangka panjang
Menggali mata air dan merangkul semua makhluk  

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 27 Juni 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Felicia
Ditayangkan Tanggal 29 Juni 2023
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -