Ceramah Master Cheng Yen: Semua Makhluk di Bumi Hidup Berdampingan dalam Ketenteraman


Ada begitu banyak bencana di seluruh dunia, ditambah pula pandemi Covid-19. Pandemi kali ini sungguh berlangsung sangat lama. Kapan pandemi ini akan berakhir? Virus penyakit ini sungguh sangat kuat. Sejak dahulu, manusia selalu angkuh dan berpikir bahwa manusia dapat menaklukkan segalanya dan juga menciptakan segalanya. Manusia tidak mengukur kemampuan sendiri dan sungguh sangat angkuh.

Lihatlah pandemi kali ini. Virus ini tidak terlihat dan tidak dapat disentuh. Jadi, tidak ada yang bisa menghentikan penyebaran virus ini. Satu-satunya obat mujarab untuk pandemi ini ialah tulus berintrospeksi diri dan bertobat. Tidak ada obat mujarab lainnya.

Lihatlah, begitu unsur-unsur alam tidak selaras, terjadilah bencana air, api, dan angin yang mengerikan di dunia ini. Manusia pun bagaikan semut yang tak berdaya. Jadi, hendaklah kita bersungguh-sungguh dan tulus berintrospeksi diri. Dengan tulus berintrospeksi diri, kita dapat merenungkan apakah dahulu kita bersikap angkuh, diliputi ketamakan, dan menciptakan banyak karma buruk atau tidak.

Banyak dari kita berpikir bahwa kita tidak menciptakan karma buruk karena kita telah menaati norma dalam keseharian. Semua orang berpikir demikian. Sesungguhnya, setiap orang sedikit banyak pernah menciptakan karma buruk.

Contohnya, saat cuaca panas, kita berdiam di dalam ruang berpendingin udara. Dengan demikian, tubuh kita dapat merasakan kesejukan. Namun, tahukah kalian berapa banyak sumber daya yang terkuras hanya demi kesejukan sesaat ini? Itu telah menimbulkan pencemaran udara.


Banyak pula orang yang tamak akan kepraktisan sehingga menggunakan barang sekali pakai yang akhirnya dibuang begitu saja. Karena itu, sumber daya alam terkuras dengan cepat dan sampah pun makin bertambah banyak.

Kita terus menguras sumber daya hanya demi mengejar kesenangan. Baik atas ketamakan akan cita rasa, kenyamanan fisik, maupun kemudahan transportasi, kita selalu ingin memuaskan diri sendiri. Untuk itu, kita pun berusaha untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Semua sumber daya yang kita kuras, tidak ada satu pun yang tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Jika kita tidak menghemat pemakaian sumber daya, berapa pun sumber daya yang tersedia bagi kita juga tidak akan cukup.

Bumi hanya ada satu. Jika kita tidak mengasihi Bumi dan terus menguras sumber daya, Bumi pun akan rusak dengan cepat. Berapa banyak sumber daya alam yang masih tersedia bagi kita? Jadi, hendaklah kita semua membangkitkan kesadaran dan bersatu hati untuk mengurangi pemborosan sumber daya. Berhubung hanya memiliki satu Bumi, kita semua harus mengasihi dan menjaganya. Bumi menopang begitu banyak kehidupan dan hanya manusialah yang dapat melindungi semua kehidupan di Bumi. Kekuatan seperti apa yang dapat membuat kita melindungi Bumi? Cinta kasih.


Jika setiap orang dapat memiliki hati penuh cinta kasih, tidak saling menyakiti, dan sebaliknya saling mengasihi, tentu tidak akan ada pertikaian satu sama lain dan Bumi pun tidak akan rusak. Kita tidak perlu merusak Bumi demi memenuhi nafsu keinginan kita. Kita bisa hidup berdampingan dengannya. Mari kita bersyukur atas sumber daya yang telah disediakan alam bagi kita.

Kita harus menghargai dan menjaga kelestarian sumber daya alam karena dengan sumber daya ini, kita dapat memenuhi kebutuhan kita akan sandang, pangan, dan transportasi serta memiliki hidup yang damai dan tenteram. Jika dapat memahami hal ini, kita akan dapat bersyukur. Hanya dengan hati yang penuh rasa syukur, barulah kita dapat memupuk cinta kasih. Dengan adanya cinta kasih, kita akan melindungi satu sama lain serta dapat hidup tenteram dan bahagia.

Kita hendaknya hidup sederhana. Kesederhanaan adalah berkah. Orang yang dipenuhi berkah akan selalu merasa puas dan menikmati apa yang mereka miliki. Jika tidak puas, kita akan merasa apa yang kita miliki selalu tidak cukup. Dengan demikian, kita akan sangat menderita. Jadi, hendaklah kita mengenal rasa puas dan mengembangkan cinta kasih. Bukankah saya juga sering mengingatkan semua orang untuk cukup makan 80 persen kenyang dan menyisihkan 20 persennya untuk menolong sesama?


Ketika tiap-tiap dari empat orang memasukkan 20 persen makanan mereka ke dalam mangkuk kosong, makanan yang tadinya untuk dimakan oleh empat orang, kini dapat dinikmati oleh lima orang. Semua orang bisa berhitung seperti ini. Jika setiap orang bisa memahami praktik ini dan menyatukan cinta kasih bersama, tentu akan merasakan kepuasan batin.

Jika tidak memiliki cinta kasih, kita akan merasa apa yang kita miliki selalu tidak cukup. Jika kita berpikir bahwa apa yang kita miliki sudah cukup, merasa puas, dan bisa bersumbangsih tanpa merasa itu akan memengaruhi kehidupan kita, tentu kita akan dapat meningkatkan kekuatan dan dapat menikmati sumber daya yang berlimpah dalam jangka yang lebih panjang.

Demi kelestarian Bumi kita, semua orang harus menghemat pemakaian sumber daya. Dengan demikian, Bumi kita dapat selamanya tenteram dan indah. Segenap umat manusia beserta makhluk lainnya pun akan seindah Bumi serta turut hidup damai dan tenteram.  

Tindakan menguras sumber daya mengandung benih karma buruk
Manusia mengejar kesenangan tanpa menyadarinya
Menghemat pemakaian sumber daya demi melindungi Bumi
Semua makhluk di Bumi hidup berdampingan dalam ketenteraman

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 08 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 10 Juni 2022
Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -