Ceramah Master Cheng Yen: Semua Orang Satu Keluarga

Saya sangat bersyukur. Dalam perjalanan kali ini, saya mendengar banyak kisah yang menyentuh. Saya juga merasakan bahwa semua relawan dari seluruh dunia bagaikan satu keluarga. Semua relawan luar negeri yang kembali ke Taiwan merasa nyaman dan penuh rasa syukur. Untuk itu, saya harus berterima kasih kepada para relawan di Taiwan. Dengan penuh ketulusan, para relawan kita melakukan pembersihan hingga tidak ada sebutir debu pun. Sungguh, ladang pelatihan hendaknya seperti ini.

Kita membabarkan Dharma lewat tindakan nyata dengan cara seperti ini. Siang dan malam, para anggota TIMA juga berada di berbagai ladang pelatihan kita untuk melindungi kesehatan setiap orang. Saya sangat berterima kasih kepada  para dokter kita yang sepenuh hati mendiagnosis dan memberi penghiburan agar tujuan utama setiap orang kembali ke Taiwan tercapai. Tujuan utama setiap orang adalah menjalani pelantikan.

Dalam pelantikan di Aula Jing Si Xindian, kita melihat seorang ayah dan putranya. Demi menjalani pelantikan bersama putranya, sang ayah menunda pelantikannya beberapa tahun. Dia berharap putranya juga bisa mengikuti pelatihan dan menjalani pelantikan. Dia sungguh seorang ayah yang sangat bijaksana.

Dua hari sebelum berangkat ke Taiwan, dia mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah diperiksa dokter, ternyata dia mengalami patah tulang. Meski demikian, dia tetap bersiteguh untuk kembali ke Taiwan. Namun, rasa sakitnya akhirnya tak terbendung. Dia pun segera dilarikan ke unit gawat darurat. Setelah diperiksa, ada tujuh tulang dada yang retak. Setelah ditangani dokter, dia segera kembali ke barisannya. Ketekunan dan semangatnya sungguh membuat orang kagum.

Semua Orang Satu Keluarga

Kita juga melihat insan Tzu Chi dari Australia yang merupakan relawan lokal pertama. Dia juga mengikuti ceramah pagi saya, tetapi kata yang bisa dia pahami hanya satu, yakni “lebih bersungguh hati”. Selama dua tahun lebih, dia tidak pernah absen dan mengikuti ceramah saya setiap pagi.

Usai mendengar ceramah pagi saya, para relawan berbagi pemahaman mereka bagai kegiatan bedah buku. Usai mendengar ceramah pagi, para relawan berkumpul untuk mendiskusikan apa yang mereka dengar. Para relawan muda berbagi dalam bahasa Inggris sehingga dia bisa memahaminya. Dia merupakan relawan lokal pertama di Brisbane, Australia. Selama dua hingga tiga tahun ini, dia sangat bersungguh hati. Saya sangat tersentuh. Dia tidak pernah absen dari kegiatan Tzu Chi ataupun mendengar Dharma. Bagaimana bisa saya tidak tersentuh? Saya sungguh sangat tersentuh. Inilah yang saya dengar di Taipei.

Tentu, dalam lima sesi pelantikan relawan luar negeri yang dihadiri oleh lebih dari 2.000 orang ini, setiap kisah yang dibagikan sangat menyentuh. Selanjutnya, di Taichung juga berkumpul ratusan relawan dari sebelas negara. Di antara mereka, terdapat relawan dari lima negara di Afrika yang menjalani pelantikan. Dalam acara ramah tamah, relawan dari setiap negara berbagi bagaimana mereka yang hidup dalam kondisi serba sulit bisa meraih kebahagiaan dan sukacita di Jalan Bodhisatwa.

Semua Orang Satu Keluarga

Meski tetap kekurangan secara materi, tetapi kini mereka memiliki batin yang kaya dan bahagia. Kemudian, mereka menunjukkan sesuatu. Mereka sangat menghargai karung dari beras bantuan yang Taiwan kirimkan setiap tahun dan mengolahnya menjadi tas ramah lingkungan. Mereka bahkan mengumpulkan benang bekas yang ada di karung beras dan menggunakannya untuk menjahit tas ramah lingkungan. Tas-tas itu sangat indah. Mereka menggunakan bagian karung yang terdapat logo Tzu Chi. Mereka menjualnya untuk menggalang dana. Ini sungguh membuat orang tersentuh.

Di seluruh dunia, ada banyak kisah yang menyentuh. Kisah-kisah yang menyentuh di berbagai negara tidak ada habisnya. Di Changhua, kita memulai acara Pemberkahan Akhir Tahun di Taiwan. Kita melihat sekelompok relawan lansia yang sangat berdedikasi. Mereka memiliki fisik dan batin yang sehat. Mereka bukan hanya melakukan daur ulang, tetapi juga menyerap Dharma ke dalam hati. Melihat mereka, saya sangat gembira. Mereka menampilkan lautan Dharma yang rapi.

Semua Orang Satu Keluarga

Ini sungguh tidak mudah. Baik ekspresi maupun gerakan tangan mereka, semuanya membuat saya merasa bahwa mereka telah menyerap Dharma ke dalam hati. Inilah persembahan terbaik yang membuat saya dipenuhi kebahagiaan. Tentu, anggota Tzu Cheng dan komite di Changhua juga bekerja sama dengan harmonis sehingga pertunjukan para relawan daur ulang bisa begitu rapi.

Kisah yang ingin saya bagikan sungguh sangat banyak. Selanjutnya, di Dalin, kita bisa merasakan kehangatan keluarga. Kita juga mendengar para dokter dan  perawat di rumah sakit kita berbagi tentang banyak kasus yang sangat mencengangkan. Mendengar kasus-kasus yang mereka tangani, penderitaan pasien membuat saya merasa tidak tega, tetapi kehangatan tim medis kita membuat saya sangat tersentuh.

Kasus yang mereka bagikan beraneka ragam. Ada delapan departemen yang berbagi. Saya sangat gembira mendengar pencapaian mereka. Lalu, saya juga pergi ke Douliu, Tainan, Kaohsiung, dan Pingtung. Kisah yang menyentuh sungguh sangat banyak. Saya mendengar kisah yang beraneka ragam yang tidak bisa saya ulas satu per satu. Semua itu akan selalu saya ingat di dalam hati.

Relawan dari luar negeri pergi ke Taiwan untuk menjalani pelantikan

Seorang ayah yang bijaksana mendampingi anaknya menapaki jalan kebenaran

Hati tidak terhalangi meski mengalami kendala bahasa

Merasakan kehangatan keluarga di RS Tzu Chi

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 30 November 2016

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 2 Desember 2016

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -