Ceramah Master Cheng Yen: Senantiasa Bersyukur dan Mempertahankan Tekad Awal

Kondisi di Nepal sungguh mengkhawatirkan. Meski kita berniat untuk membantu, tetapi akses jalan masih tidak dapat dilalui. Wilayah tersebut masih dilanda banjir. Pemerintah setempat melarang orang untuk menyalurkan bantuan bencana. Mereka mengatakan bahwa semua barang bantuan harus disalurkan ke pemerintah, baru pemerintah yang akan mengoordinasikannya.

Ini merupakan kesulitan terbesar bagi kita. Kita khawatir metode bantuan seperti ini akan memperlambat upaya penyaluran bantuan. Kita sungguh tak berdaya. Kita juga melihat hewan yang berperasaan. Di tengah genangan air yang begitu tinggi, warga setempat mengerahkan gajah untuk mengangkut orang.

Lihatlah dengan sangat tenang, gajah berlutut di hadapan orang-orang. Lihatlah hewan-hewan itu. Mereka lebih berperikemanusiaan dari manusia. Mereka sungguh berperasaan. Ini sungguh tidak mudah. Sesungguhnya, manusia sangat kejam. Itulah yang menciptakan karma buruk kolektif semua makhluk.

Kondisi alam kini sungguh tidak aman dan tenteram. Lihatlah banyaknya bencana kekeringan dan bencana kebakaran. Kita dapat melihat ketidakselarasan unsur alam sekarang. Saat hidup dalam kondisi aman dan tenteram seperti ini, bolehkah kita tidak bersyukur? Saya sering mengingatkan orang-orang untuk senantiasa membangkitkan rasa syukur di dalam hati.

doc tzu chi

Sungguh, saya selalu bersyukur setiap hari. Hanya dengan membangkitkan rasa syukur, baru kita dapat mempertahankan tekad awal kita. Tanpa hati penuh syukur, sulit bagi kita untuk mempertahankan tekad awal. Dalam ceramah tadi pagi, saya mengulas tentang tekad. Dengan adanya tekad awal, baru kita dapat membina kebajikan dan kepribadian yang baik pada saat berinteraksi dengan sesama. Ini semua adalah saling berhubungan.

Ini cara kita untuk membina kebajikan pada saat terjun ke tengah umat manusia. Kita tidak bertindak sembrono, tetapi tetap penuh cinta kasih.  Ini semua bermula dari sebersit niat. Semangat dan ketekunan bermula dari hati penuh rasa syukur. Hati penuh rasa syukur dapat membina tekad awal kita. Dengan mempertahankan tekad awal, baru kita dapat tekun dan bersemangat dalam kehidupan sehari-hari.  Inilah yang harus kita pelajari.

Lihatlah Kakak Hong-chou. Suaminya berselingkuh tiga kali dengan wanita yang berbeda-beda. Hati wanita paling sempit terutama ketika sang suami berselingkuh. Dia tidak dapat menerimanya. Demi sang suami, dia berniat mengakhiri hidupnya.  Akan tetapi, upaya bunuh dirinya tidak berhasil. Dia juga hidup dalam penderitaan.

doc tzu chi

”Ini semua adalah kaset yang Anda dapatkan pada saat bertemu dengan Tzu Chi dan mengenal ajaran Buddha. Anda memahami Dharma yang mengagumkan dan kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya.”

”Saya menangis tersedu-sedu saat mendengar satu perkataan Master.

“Perkataan Master yang mana yang membuat hati Anda bagai tertusuk?”

“Master berkata bahwa kehidupan manusia tidak kekal dan bumi pun rentan. Master berkata bahwa kehidupan manusia tidak kekal dan bumi pun rentan. Ini ada di dalam Sutra Delapan Kesadaran Manusia Agung. Saat itu, saya menjalani hidup dalam kebodohan. Semakin mendengarnya, saya semakin tersentuh,” kata Kakak Hong-chou.

”Setelah itu, saya bersama seorang kakak Tzu Chi pulang ke Hualien untuk lebih memahami Tzu Chi. Saat itu, saya tidak berpikir untuk bergabung dengan Tzu Chi. Saat itu, Master berkata kepada semua relawan yang hadir dalam pertemuan relawan Tzu Chi, “Saya seperti seekor lembu tua yang menarik empat pedati.” Empat pedati itu adalah perumpamaan Empat Misi Tzu Chi, yakni misi amal, misi kesehatan, misi pendidikan, dan misi budaya humanis,” lanjutnya.

Master berkata,“Kalian semua yang hadir di sini, bisakah kalian menggunakan satu jari kalian untuk membantu saya mendorong pedati?” Master bertanya demikian. Kami semua menjawab, “Bisa.”  Semua orang di sana menjawab, “Bisa.” Bisa! Ya, bisa! Saat kami akan pulang, Master berkata, “Kalian semua yang datang hari ini, bawalah pulang benih berkah untuk disebarkan di sekitar kalian. Sebarkanlah sebanyak mungkin yang kalian bisa.” Kami semua menjawab, “Ya.” Saat itu, saya terus berpikir untuk mengakhiri hidup. Namun, setelah mendengar ceramah Master dan kisah Master mengumpulkan dana dengan membuat sepatu bayi untuk memulai misi amal, saya sangat tersentuh,” sambungnya.

”Saya merasa mengapa saya begitu kecil, sedangkan orang lain begitu mulia. Beliau mendedikasikan diri demi membantu banyak orang, sedangkan saya ingin mengakhiri hidup hanya demi seorang pria. Mengapa saya berbeda jauh dengan orang? Kemudian, saya mengubah pola pikir saya. Saya berpikir, “Berhubung suami saya sudah tidak membutuhkan saya, maka saya akan mengikuti Master ini.” Demikianlah saya pun bergabung dengan Tzu Chi,” pungkasnya.

doc tzu chi

Setiap kali memiliki kerisauan, dia akan teringat pada saya. Begitu teringat pada saya, dia akan berhati-hati terhadap diri sendiri.

Inilah ladang pelatihan dirinya. Di Tzu Chi, tujuan kita, semangat kita, dan setiap perilaku kita dapat membabarkan Dharma. Inilah cara kita untuk menyucikan hati manusia. Dengan bersungguh hati, kita dapat membawa manfaat bagi diri sendiri. Setelah memiliki arah hidup,  kebuntuan hidup kita akan terbuka karena kita sudah tahu cara untuk membentangkan jalan.

Setelah mengetahui arah hidup, kita dapat membuka sebuah jalan,  membersihkan semua rumput liar, ranting pohon, dan lain-lain. Setelah memiliki arah hidup yang benar, relawan ini hidup dengan bahagia. Dia bahkan dapat menginspirasi ayahnya untuk menjadi relawan Tzu Chi. Inilah perubahan dalam hidupnya.

Sungguh, terjebak dalam situasi seperti itu membuat hidupnya penuh penderitaan. Akumulasi kegelapan batin membuat dirinya mengalami penderitaan tak terkira. Cara terbaik untuk  keluar dari situasi itu adalah mendengar Dharma dan mencari arah hidup yang benar. Dengan demikian, kita tidak akan terjebak dalam penderitaan hidup di dunia ini.

Lihatlah dr. Li Sen-jia dari RS Tzu Chi Yuli yang dapat menerima penyakitnya dengan hati yang damai. Beberapa hari lalu, para staf dari RS Tzu Chi Yuli mengadakan sebuah konser musik untuk mengungkapkan rasa syukur kepada dr. Li. Setiap orang berterima kasih kepadanya. Ini karena keluhuran yang telah beliau pupuk sebagai seorang dokter. Keluhurannya telah menginspirasi banyak orang.

Di usia 80 tahun, beliau masih enggan pensiun. Beliau masih ingin melayani pasien meski sudah menderita penyakit. 5 tahun lalu, beliau menderita kanker stadium akhir. Meski mengetahuinya, beliau tetap tidak berhenti. Bahkan saat menjalani terapi target, beliau tetap melakukan pengobatan keliling untuk memperhatikan pasiennya.

Meski sudah kesulitan berjalan, beliau masih berharap dapat melakukan pengobatan keliling yang terakhir kali. Lihatlah keluhurannya sebagai seorang dokter. Beliau tidak berpikir untuk pensiun. Beliau ingin terus memperhatikan pasiennya. Intinya, inilah makna dari hidupnya. Beliau menghormati kehidupan, menyelamatkan kehidupan, dan melindungi cinta kasih pasien. Beliau sudah mencapai semuanya.

Banyak sekali hal yang patut kita syukuri. Inilah nilai dari kehidupan beliau. Manusia dan hewan sama-sama memiliki nilai kehidupan. Karena itu, kita harus saling menghormati.

Semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan
Menuju jalan yang benar setelah mendengar Dharma dan ajaran baik
Memberi manfaat bagi diri sendiri sekaligus menyucikan hati manusia
Kemuliaan seorang dokter dalam melindungi cinta kasih

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 18 Agustus 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,

Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 20 Agustus 2017

Hanya dengan mengenal puas dan tahu bersyukur, kehidupan manusia akan bisa berbahagia.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -