Ceramah Master Cheng Yen: Senantiasa Memutar Roda Dharma dan Berdoa Semoga Dunia Tenteram

“Halo, semuanya. (Halo) Saya telah mendedikasikan diri di posko daur ulang pertama Tzu Chi di Desa Baru Liming selama 30 tahun. Selanjutnya, kami akan terus bekerja keras melakukan daur ulang,” tutur Jian Su-juan, relawan Tzu Chi.

“Pada tahun 1990, di Sekolah Menengah Shin Min, Master mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang dengan kedua tangan yang bertepuk tangan. Hingga kini, kami sudah 30 tahun melakukan daur ulang. Saat baru mulai melakukan daur ulang, kami tidak memiliki kendaraan dan tenaga. Banyak relawan yang sangat berdedikasi. Kami meminjam kendaraan orang lain untuk mengangkut barang daur ulang. Namun, begitu juga sangat tidak leluasa. Karena itu, kami memutuskan untuk membeli kendaraan daur ulang sendiri. Saat itu, kami sesama relawan, termasuk para relawan lansia, mengeluarkan biaya sendiri untuk membeli kendaraan daur ulang yang masih digunakan hingga kini,” tutur Zeng Yi-bing, relawan Tzu Chi.

“Terima kasih, Master. Hari ini, kami berdiri di sini untuk menyampaikan kepada Master bahwa hingga kini, kami masih bersumbangsih. Kami akan terus melakukan daur ulang hingga napas terakhir. Terima kasih,” tambahnya.

Bodhisatwa sekalian, misi pelestarian lingkungan kita telah dijalankan selama 30 tahun. Tiga puluh tahun yang lalu, saya mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang di Taichung. Saya sangat bersyukur kepada relawan Tzu Chi. Saat saya mengucapkan sesuatu dengan pelan, para relawan akan mengingatnya di dalam hati dan mempraktikkannya secara nyata. Jadi, saat saya mengimbau orang-orang untuk melakukan daur ulang, para relawan kita pun melakukannya.

 

Saya masih ingat posko daur ulang pertama kita didirikan di Desa Baru Liming. Saat itu, kita hanya mengumpulkan koran dan kardus bekas. Demikianlah kita memulai kegiatan daur ulang. Saya sangat bersyukur. Dari tidak ada hingga ada, dari kecil hingga besar, kini daur ulang telah menjadi isu yang penting bagi semua orang di seluruh dunia. Jika bisa melakukan daur ulang dengan baik, kita bisa melindungi Bumi.

Populasi dunia terus meningkat dan banyak barang yang digunakan terbuat dari plastik. Semakin banyak konsumsi, semakin banyak sampah yang dihasilkan. Sampah plastik yang tidak bisa ditangani akan ditimbun di dalam tanah. Lama-kelamaan, bumi akan mengeras dan tidak bisa bernapas. Kini banyak negara yang tengah dilanda bencana. Ada banyak negara yang terkena dampak serius akibat gempa bumi.

Jika ingin hidup aman dan tenteram, janganlah kita melukai alam. Di seluruh dunia, bencana gempa bumi, banjir, topan, dan kebakaran kerap terjadi. Ini akibat ketidakselarasan empat unsur alam. Karena itulah, saya sering berkata bahwa kita harus berdoa dengan tulus semoga empat unsur alam selaras. Inilah yang saya maksud dengan empat unsur alam.

Semoga gempa bumi tidak terjadi atau hanya berkekuatan rendah jika terjadi. Semoga turun hujan, tetapi tidak terjadi banjir. Semoga ada tiupan angin, tetapi tidak terbentuk topan. Semoga ada sinar matahari, tetapi tidak terjadi kekeringan. Demikianlah jika empat unsur alam selaras.

Bodhisatwa sekalian, kita harus bersungguh-sungguh melindungi bumi. Gunakanlah kedua tangan yang bertepuk tangan untuk melakukan daur ulang. Kalian mendengar kata-kata saya, menyerapnya ke dalam hati, dan mempraktikkannya secara nyata. Kalian semua telah melakukannya.

 

Lihatlah para staf rumah sakit kita yang mempersembahkan pementasan adaptasi Sutra. Untaian tali pengikat bacang mereka bukanlah tali pada umumnya, melainkan terbuat dari slang infus. Secara keseluruhan, digunakan lebih dari 800 slang yang telah melalui proses desinfeksi. Kini untaian tali ini ada di tangan saya. Untaian tali ini sangatlah kuat. Barang ribuan kilogram pun tidak bisa memutuskan untaian tali ini. Ini sangat kuat karena dirangkai satu per satu.

Untaian tali ini melambangkan semangat insan Tzu Chi. Bagaikan slang-slang yang telah melalui proses desinfeksi, insan Tzu Chi juga telah memperbaiki tabiat buruk di masa lalu, termasuk ketamakan, kebencian, kebodohan, kesombongan, dan keraguan. Dalam ajaran Buddha, lima tabiat buruk ini disebut Lima Racun. Di alam semesta terdapat Lima Kekeruhan dan di dalam batin manusia terdapat Lima Racun. Kita telah menghilangkan Lima Racun dan memperbaiki kehidupan kita dengan mengubah tabiat buruk menjadi welas asih untuk membawa manfaat bagi sesama.

Jika semua orang membangkitkan welas asih untuk membawa manfaat bagi sesama, maka kekuatan yang terhimpun akan sangat besar, seperti untaian tali ini. Melihat untaian tali yang terbuat dari slang infus ini, saya merasa bahwa kita perlu mendaur ulang perlengkapan medis. Selain bermanfaat untuk kelestarian lingkungan, barang-barang itu juga masih sangat berguna.

Intinya, semua barang yang kita gunakan hendaknya digunakan kembali atau didaur ulang menjadi barang lain. Ini saya “tangkap” dari Nantou. Belalang ini dibuat oleh seorang Bodhisatwa lansia kita. Meski sudah berusia 80-an tahun, matanya masih sangat jeli dan kedua tangannya sangat terampil dalam membuat kerajinan tangan seperti ini. Saya sangat bersyukur dalam kunjungan ke Taichung kali ini, saya menemukan banyak permata. Semua itu membuat saya dipenuhi sukacita dan saya akan membawanya ke Griya Jing Si.

 

Bodhisatwa sekalian, tahun ini saya ingin mengimbau orang-orang untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana gempa bumi, banjir, kebakaran, dan topan. Pada saat yang sama, kita juga harus menciptakan berkah bagi dunia dan berdoa semoga empat unsur alam selaras serta dunia aman dan tenteram.

“Master, meski sudah lanjut usia, kami tetap bisa menyelamatkan gunung, lautan, dan bumi. Kami semakin bisa memahami yang dikatakan Master bahwa kita sudah tidak ada waktu lagi. Kami akan selalu mengingat hati Buddha dan tekad Guru, mewariskan ajaran Jing Si, menyebarluaskan mazhab Tzu Chi, dan mengikuti langkah Master dari kehidupan ke kehidupan,” kata Zeng Yi-bing relawan Tzu Chi.

Bodhisatwa sekalian, bisakah kalian menuruti kata-kata saya dan mempraktikkannya secara nyata? (Bisa) Baguslah jika kalian bisa melakukannya. Kalian bisa menjalankan kata-kata saya? (Ya) Roda Dharma di dalam hati harus kita putar setiap waktu. Tidak peduli malam ataupun siang, roda Dharma di dalam hati harus diputar setiap waktu.

Kalian harus berpegang pada Dharma, memutar roda Dharma, mewariskan ajaran saya, dan merekrut lebih banyak Bodhisatwa dunia. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa). Jika bisa demikian, berarti kalian telah berjuang demi ajaran Buddha dan semua makhluk dari kehidupan ke kehidupan dengan sepenuh hati. Kalian bisa melakukannya, bukan? (Ya) Inilah yang disebut mengikuti langkah saya.

Menjaga kelestarian lingkungan agar empat unsur alam selaras
Melenyapkan Lima Racun di dalam batin manusia
Melakukan daur ulang dengan tangan yang terampil
Senantiasa memutar roda Dharma dan berdoa semoga dunia tenteram

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Januari 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 12 Januari 2020
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -