Ceramah Master Cheng Yen: Senantiasa Menjalankan Tekad Guru dan Meneruskan Jalinan Jodoh
Dalam kehidupan ini, kita akan mengalami penderitaan fisik. Buddha berkata bahwa tubuh tidaklah bersih. Bagian tubuh manusia mana yang bersih? Tidak ada yang bersih. Buddha berkata bahwa tubuh tidaklah bersih dan perasaan membawa derita. Pasien datang berobat dengan membawa tubuh yang tidak bersih dan empat unsurnya tidak selaras. Karena sakit, dia mencari dokter.
Namun, kita perlu tahu bahwa dia menderita. Yang dirasakannya adalah tubuh fisik yang tidak bersih dan perasaan menderita. Perasaan pasien penuh penderitaan. Pada saat bersamaan, dokter juga merasakan penderitaan akan tekanan. Saat menghadapi pasien, kalian hendak membuat setiap pasien yang tadinya murung dan merintih kesakitan saat masuk, yang tadinya cemberut dan merintih kesakitan saat masuk, menjadi tersenyum saat keluar.
Selain itu, dokter juga dapat mengatasi rasa sakit fisik yang dialami pasien. Ini merupakan tanggung jawab dokter terhadap pasien. Karena itu, terutama di meja operasi, dokter harus berhati-hati pada setiap sayatan dan jahitan. Itu sungguh merupakan kerja keras yang membawa berkah. Melihat kesehatan pasien membaik setelah pengobatan yang melelahkan, dokter akan merasa penuh berkah. Inilah perasaan penuh berkah yang selalu didambakan dokter setiap harinya.
Kerja keras dokter yang melelahkan terbayar oleh keselamatan pasien. Keselamatan pasien membawa ketenangan hati dan kebahagiaan bagi dokter. Di rumah sakit, setiap dokter, perawat, dan staf dari berbagai departemen merasakan hal yang sama. Jadi, saya sangat kagum dan berterima kasih kepada setiap tenaga medis. Apabila misi kesehatan berjalan baik, saya bisa merasa tenang.
Terima kasih kepada Kepala RS yang sangat bertanggung jawab serta wakil kepala RS sekalian yang bekerja sama dengan harmonis seperti untaian tali pengikat bacang. Saya berharap silsilah Dharma Jing Si selalu memegang teguh semangat ajaran Buddha. Kita harus ingat “demi ajaran Buddha, demi semua makhluk”. Sumber semangat silsilah Dharma Jing Si ialah “demi ajaran Buddha”. Guru saya memberi saya 6 kata, “Demi ajaran Buddha, demi semua makhluk.” Saya merasa tergugah.
Saya lalu bernamaskara 3 kali dan berikrar. Pertama, demi ajaran Buddha; kedua, demi semua makhluk; ketiga, menjalankan ajaran. Saya tidak pernah berhenti sejak saat itu. Kini, lebih dari 50 tahun telah berlalu. Kini, saya dapat berkata kepada diri sendiri dan guru saya bahwa saya telah menapaki jalan tersebut dan hidup tanpa penyesalan. Ini karena ada banyak insan Tzu Chi, termasuk anggota komite dan Tzu Cheng, yang mendedikasikan diri membantu saya membentangkan jalan mulai dari misi amal.
Saya telah membentangkan Sutra di jalan Tzu Chi. Para relawan berjalan mengikuti jalan yang dibentangkan sesuai Sutra. Mereka menapaki setiap langkah sesuai Sutra. Saya sangat bersyukur. Hingga kini, saya telah membabarkan hinggabab ke-20 dari Sutra Bunga Teratai, yaitu bab tentang Bodhisatwa Sadaparibhuta.
Kita telah memasuki bagian inti dari Sutra Bunga Teratai yang menyadarkan kita tentang kecemerlangan batin, hakikat sejati, serta pengetahuan dan pandangan Budddha. Buddha berharap kita semua memahami kondisi batin-Nya saat mencapai pencerahan dan bersatu dengan alam semesta serta bagaimana Beliau menyelami asal muasal kehidupan dan segala sesuatu. Dengan kemajuan teknologi saat ini, kita semakin dapat membuktikan pandangan Buddha terhadap alam semesta.
Dengan kemajuan ilmu kedokteran, kita semakin dapat membuktikan pandangan Buddha terhadap kehidupan. Semua itu tercakup dalam kebenaran dan prinsip yang diketahui Buddha saat mencapai pencerahan. Selama perjalanan ini, saya tidak pernah menyimpang dari ajaran Buddha. Jadi, saya bersyukur pada diri sendiri. Saya pun tidak memiliki penyesalan karena tidak menyimpang sedikit pun. Saya sungguh berterima kasih kepada insan Tzu Chi.
“Master yang terhormat dan terkasih, saya Ji Cheng dan keluarga besar RS Tzu Chi Taipei berikrar di hadapan Master. Pertama, kami seluruh keluarga besar RS Tzu Chi Taipei akan setulus hati mengerahkan kekuatan bersama untuk menjaga dan melindungi setiap orang yang memercayakan hidupnya kepada kami. Kami tidak akan mudah menyerah. Kedua, kami akan menjaga kesehatan seluruh insan Tzu Chi serta menjaga kesehatan warga masyarakat. Kami berharap setiap orang dapat memiliki tubuh yang sehat, menapaki Jalan Bodhisatwa bersama, serta membawa manfaat bagi masyarakat. Ketiga, kami akan menyebarkan cinta kasih yang Master berikan pada kami sehingga setiap orang dapat merasakan cinta kasih kami. Kami akan mengasihi setiap orang yang Master kasihi. Kami juga akan terus membina generasi penerus dan orang berpotensi serta membentuk tim terkuat. Kami berharap kekuatan Tzu Chi dapat menjaga setiap orang yang membutuhkan. Terakhir, kami dengan tulus berharap semoga Master sehat selalu, senantiasa memutar roda Dharma, panjang umur, dan penuh berkah. Inilah ikrar tulus kami semua.”
Saya terharu dan bersyukur. Ya, kita semua memiliki misi yang sama dari kehidupan ke kehidupan. Kini kita memiliki jalinan jodoh yang akan semakin dalam dan luas ke depannya. Terima kasih. Cinta kasih adalah harapan kita bersama. Cinta kasih adalah berkah. Yang terpenting, kalian harus mencintai yang saya cintai. Ini adalah harapan terbesar saya.
Dokter dan Bodhisatwa sekalian, Ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan laksana tanah yang subur; cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin laksana angin yang sejuk. Saat dokter dan perawat muncul di hadapan pasien, hati pasien akan tenang. Tanah melambangkan harapan hidup. Saat dokter memberikan kekuatan cinta kasih, itu merupakan kesempatan hidup bagi pasien. Saya berharap kita semua dapat menjadi bagaikan angin yang sejuk dan tanah yang subur yang membawa ketenteraman abadi bagi dunia. Saya bersyukur kepada para Bodhisatwa yang menguntaikan cinta kasih. Terima kasih.
Tubuh
fisik tidak bersih; perasaan membawa derita
Dokter
dan perawat mulia menenangkan hati dan fisik
Senantiasa
menjalankan tekad Guru dan meneruskan jalinan jodoh
Jalinan
kasih guru dan murid berlangsung dari kehidupan ke kehidupan
Ceramah
Master Cheng Yen tanggal 18 November 2019
Sumber:
Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah:
Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 20
November 2019