Ceramah Master Cheng Yen: Senantiasa Teguh dalam Praktik Bodhisatwa
Video yang ditampilkan merupakan dokumentasi bencana alam di Banqiao 20-an tahun yang lalu. Para relawan yang berdiri di sini telah berdedikasi selama 20-30 tahun. Mereka pernah mengalami bencana ini dan ikut serta dalam pemberian bantuan.
“Selama 20 sampai 30 tahun ini, mereka teguh pada satu tekad, yaitu mengikuti Master dan menjalankan tanggung jawab di pos masing-masing demi menolong orang-orang yang menderita. Tanpa keraguan, mereka teguh pada satu tekad dan mengikuti Master dengan hati penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin dalam membantu makhluk menderita. Sebagai insan Tzu Chi, kami mengikuti langkah kaki Master selamanya dan selalu mengingat tanggung jawab kami untuk berkontribusi bagi masyarakat,” kata Chen Huo-quan, relawan Tzu Chi.
Dalam Sutra Bunga Teratai, satuan kalpa digambarkan sebagai satuan waktu yang tak terhitung bagai butiran pasir dan debu. Kehidupan kita adalah dunia dengan waktu yang begitu singkat. Walau sangat singkat, kita harus menggenggamnya baik-baik. Apabila pikiran kita menyimpang sedetik saja, mungkin tidak akan ada kita yang sekarang.
Kita bertahan selama puluhan tahun sebagai guru dan murid karena kita senantiasa menggenggam waktu dan hati kita selalu bersatu dan saling bertautan. Selama puluhan tahun ini, insan Tzu Chi senior di Taipei bersumbangsih dengan tekad yang sama. Mereka tergerak oleh semangat Tzu Chi, memutuskan bergabung di Tzu Chi, Mereka tersentuh, lalu bertekad untuk bergabung di Tzu Chi, dan menginspirasi lebih banyak orang hingga tak terhingga jumlahnya.
Di masyarakat kita sekarang ini, di berbagai komunitas, baik siang ataupun malam, di mana pun dan kapan pun dibutuhkan, insan Tzu Chi akan segera mengenakan pakaian seragam dan bergegas menuju lokasi dengan rapi. Insan Tzu Chi menginjak bumi dan menjunjung langit yang sama dengan orang lain. Namun, kita harus memikul tanggung jawab dan memberikan pundak kita sebagai sandaran bagi orang-orang yang membutuhkan agar dapat memulihkan kehidupan mereka. Inilah yang telah kita lakukan.
Setiap orang dari kita dapat melayani banyak orang. Dengan demikian, kehidupan kita menjadi sangat bernilai. Kita harus menghargai setiap perjalanan dalam kehidupan kita. “Jangan lupakan tahun itu.”
Kompleks Tzu Chi Banqiao dibuka pada tahun 2005. Beberapa tahun belakangan ini, Kompleks Tzu Chi Banqiao sering menjadi tempat berkumpulnya relawan Tzu Chi luar negeri yang kembali ke Taiwan. Relawan di Banqiao selalu bertanggung jawab untuk menyambut dan menjaga relawan luar negeri dengan ramah dan senang hati. Tzu Chi adalah sebuah keluarga besar. Sejak dahulu hingga kini, para relawan selalu menjaga keluarga ini.
Setiap Bodhisatwa menjaga daerah atau komunitasnya masing-masing. Saat ada kegiatan besar di suatu daerah, para relawan dari daerah lain yang datang merasa bagaikan pulang ke rumah sendiri. Sekarang, di Aula Jing Si Xindian, saya sangat berterima kasih kepada keluarga besar di sini. Beberapa hari ini, saya mendapat penjagaan yang baik. Para relawan konsumsi menyediakan makanan bergizi untuk saya. Para tenaga medis dari RS Tzu Chi Taipei juga telah membantu memulihkan energi saya.
Saya sungguh merasa dalam kehidupan ini, saya tidak memiliki permintaan lagi. Kehidupan saya sudah sangat berisi. Setiap hari saya mendengar tekad kalian sama dengan saya. Kita tidak hidup sendirian. Kita semua bersatu dan menjalani arah kehidupan yang solid. Setiap orang dari kita tidak dapat menjalankan Tzu Chi tanpa dukungan dari orang lain. Jadi, saya juga tidak bisa menjalankan Tzu Chi tanpa kalian semua.
Saat ini kita bersatu untuk mengemban misi dan tujuan kehidupan kita bersama. Intinya, sesuai dengan hukum alam, kita akan meninggal suatu hari nanti. Kita pasti akan melaluinya. Semua orang sama dalam hal ini. Namun, jiwa kebijaksanaan kita akan terus lanjut bertumbuh. Yang ingin saya sampaikan tahun ini ialah ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan hati laksana tanah yang subur; cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin laksana angin yang sejuk. Selain itu, kita juga harus menjadikan kebijaksanaan dan Dharma laksana air yang jernih; ketekunan dan semangat laksana cahaya matahari.
Dengan begitu, barulah sebagai Bodhisatwa dunia, kita dapat mengubah dunia menjadi Tanah Suci. Dunia ini penuh dengan kekeruhan. Hanya dengan menyucikan hati manusia, barulah kita dapat mewujudkan Tanah Suci di dunia. Singkat kata, mari kita bersungguh hati karena waktu terus berlalu. Kita semua menghadapi ketidakkekalan.
Kita juga mendedikasikan diri untuk mencabut penderitaan semua makhluk dan membuat kehidupan kita bernilai. Jangan lupakan tahun itu, orang-orang saat itu, dan tekad saat itu. Kita harus meneguhkan tekad. Jangan menyimpang sedikit pun dari kehidupan ke kehidupan.
“Murid Jing Si berikrar kepada Master, kami akan menyelami secara mendalam mempraktikkan Sutra Bunga Teratai yang dalam; menerangi dunia dan melenyapkan kegelapan; menjalankan yang sulit dijalankan di Jalan Bodhisatwa; menyelami lautan Dharma dan membimbing semua makhluk. Semoga Master sehat selalu, panjang umur, senantiasa memutar roda Dharma, dan terus membabarkan Dharma.”
Bodhisatwa sekalian, setiap tetes sumbangsih merupakan wujud cinta kasih dari semua orang kepada dunia dan semua makhluk yang menderita. Inilah tujuan Bodhisatwa datang ke dunia. Lewat tetes-tetes sumbangsih, kita menyempurnakan jiwa kebijaksanaan dari kehidupan ke kehidupan. Bisakah kalian melakukannya? (Bisa.) Sebagai guru dan murid, kita bersama-sama menapaki Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Ini adalah janji kita.
Menyebarkan cinta kasih bagi semua makhluk yang menderita
Berikrar mendedikasikan diri kapan pun dan di mana pun
Tidak sendirian dalam menjalankan tujuan bersama
Guru dan murid senantiasa bersatu hati
Ceramah
Master Cheng Yen tanggal 26 November 2019
Sumber:
Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia,
Penerjemah:
Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 28
November 2019