Ceramah Master Cheng Yen: Tak Menyesal Mendedikasikan Diri di Tzu Chi
Anggota Tzu Ching kita pada 20 hingga 30 tahun lalu telah menjadi pilar masyarakat sekarang. Lebih dari 20 tahun yang lalu, Tzu Chi mengadakan kamp untuk para anggota Tzu Ching, guru, kepala sekolah, dan rektor.
Selain kamp untuk para rektor, kepala sekolah, guru, dan anggota Tzu Ching, juga ada kamp untuk murid-murid SD dan berbagai jenjang pendidikan lainnya yang diadakan pada liburan musim dingin dan panas. Kita terus mengadakan kamp seperti itu.
Kita bisa melihat anggota Asosiasi Guru Tzu Chi yang kembali ke Griya Jing Si beberapa hari lalu untuk mengikuti acara ramah-tamah. Mereka tetap mengenakan seragam dengan rapi. Hanya saja, mereka semua sudah beruban, baik sebagian maupun sepenuhnya.
Waktu tidak menunggu siapa pun. Detik demi detik dan tahun demi tahun terus berlalu. Seiring waktu, penampilan kita berubah tanpa kita sadari.
Dalam acara ramah-tamah itu, para guru bersama-sama membicarakan dan mengenang masa lalu. Mereka tidak melupakan tahun itu dan orang itu. Mereka bertemu di sini setelah bertahun-tahun tidak bertemu satu sama lain. Mereka membicarakan dan mengenang masa lalu dengan penuh kehangatan.
Belakangan ini, saya sangat berharap setiap orang dapat mengenang masa lalu. Meski para guru senior ini sudah pensiun, tetapi saya berkata pada mereka, "Jangan menyerah pada usia. Kita masih memiliki tanggung jawab untuk membimbing masyarakat. Sebagian murid kalian telah menjadi guru. Jadi, kalian merupakan guru dari guru. Kalian hendaknya mengemban tanggung jawab untuk mewariskan metode pengajaran kalian. Ambillah ponsel kalian dan carilah nomor telepon murid kalian. Lekas hubungi mereka dan berbagilah dengan mereka tentang metode pengajaran kalian saat menjadi guru mereka, termasuk metode pengajaran Kata Renungan Jing Si."
Hari itu, mereka berbagi bahwa saat memasuki ruang kelas, hal pertama yang mereka lakukan ialah menghapus Kata Renungan Jing Si yang ditulis di papan tulis sehari sebelumnya dan menulis Kata Renungan Jing Si yang baru.
Setiap hari, murid-murid dapat mempelajari satu Kata Renungan Jing Si baru dan berbagi dengan orang tua mereka di rumah. Saat itu, pengajaran Kata Renungan Jing Si yang merupakan pendidikan ekstrakurikuler ini sangat populer.
Saya berkata kepada para guru itu bahwa ini merupakan metode pengajaran yang baik. Kita harus lebih sering bertutur kata baik. Kata Renungan Jing Si yang singkat dapat diingat dengan mudah, juga dapat dipraktikkan untuk memperbaiki tabiat buruk.
Jadi, metode pengajaran ini harus kembali digalakkan dan diwariskan kepada murid mereka yang kini telah menjadi guru. Murid mereka yang menjadi guru mungkin sudah hampir pensiun. Karena itu, mereka hendaknya berpesan kepada murid-murid mereka itu untuk mewariskan kata-kata yang baik dari generasi ke generasi.
Dalam keluarga kita, kita hendaknya mewariskan kebajikan. Begitu pula dalam pendidikan. Kita hendaknya mewariskan kebajikan kepada murid-murid dari generasi ke generasi untuk membangkitkan kreativitas dan niat baik mereka. Inilah pendidikan cinta kasih.
Kini para anggota Tzu Ching senior kita telah menjadi pilar masyarakat. Para guru senior kita yang merupakan guru para anggota Tzu Ching senior ini, juga perlu menyemangati murid-murid mereka yang kini telah menjadi guru. Singkat kata, kebajikan harus diwariskan dari generasi ke generasi.
Intinya, waktu dapat mendukung segala pencapaian, tetapi waktu juga dapat menggerus banyak kebaikan dan harapan.
Kita masih memiliki banyak kesempatan untuk berkreasi dan melangkah maju, tetapi waktu berlalu dengan sangat cepat. Kita hendak mewujudkan harapan kita, tetapi waktu kita tidaklah cukup. Karena itulah, saya berkata bahwa kita tidak punya cukup waktu lagi.
Meski sudah tahu bagaimana mewujudkan harapan kita dan hendak mewujudkannya, tetapi waktu kita tidaklah cukup. Entah mengapa, kini waktu berlalu dengan begitu cepat. Inilah yang membuat saya khawatir setiap hari.
Saya tidak bermalas-malasan, tetapi waktu terasa berlalu dengan sangat cepat. Karena itu, kita semua hendaknya bermawas diri. Sesungguhnya, berapa banyak waktu yang kita miliki untuk maju selangkah demi selangkah?
Kini kita harus mempercepat langkah kita. Kita dipenuhi harapan dan cinta kasih serta hendak bersumbangsih. Namun, waktu tidak menunggu siapa pun. Jadi, kita harus berpacu dengan waktu.
Berhubung waktu tidak menunggu siapa pun, maka kita harus berpacu dengan waktu. Jika kita tidak berpacu dengan waktu, melainkan membiarkan waktu berlalu sia-sia, kita akan menyesal karena tidak menggenggam waktu.
Intinya, kita harus senantiasa meningkatkan kewaspadaan untuk menggenggam waktu yang ada.
Tidak menyesal mendedikasikan diri di Tzu Chi
Tidak menyerah pada usia dan tetap mewariskan kebajikan
Berusaha melangkah maju dengan kreativitas dan niat baik
Jangan bermalas-malasan karena waktu tidak menunggu siapa pun
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 02 September 2021
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 04 September 2021