Ceramah Master Cheng Yen: Teguh Menapaki Jalan Bodhisatwa

Berapa panjang usia kehidupan kita? Kita tidak tahu. Namun, kita dapat menentukan kedalaman dan keluasan makna kehidupan kita. Kehidupan kita harus memiliki makna yang mendalam. Jangan biarkan kehidupan kita tidak bermakna. Kita harus memperdalam makna kehidupan kita.

Segala hal harus dipikirkan dengan cermat. Manakah arah tujuan hidup kita? Kita harus melangkah dengan mantap ke arah yang benar. Jangan menyimpang selangkah pun.

Belakangan ini, saya sering berkata bahwa bagaikan kompas yang selalu menunjukkan arah timur, barat, selatan, dan utara dengan akurat dan tak pernah bergeser dari titik pusatnya, kita pun harus selalu menuju arah yang benar. Dengan menuju arah yang benar, kita dapat memperluas makna kehidupan kita. Jika kita tidak menyimpang dari arah yang benar, kehidupan kita akan memiliki makna yang sangat mendalam.

Kita harus bisa membedakan benar dan salah. Jangan mudah terpengaruh oleh orang lain. Bodhisatwa sekalian, kalian telah bergabung dengan Tzu Chi serta membangun tekad dan ikrar. Tzu Chi, tepatnya Yayasan Buddha Tzu Chi, dahulu bernama Badan Amal "Ke Nan" Tzu Chi. Saat itu, Badan Amal "Ke Nan" Tzu Chi didirikan dalam kondisi serba sulit.


Pada masa-masa awal, saya melatih murid-murid saya dengan ketat. Saya mengajari mereka tata krama dalam berjalan, berdiri, duduk, dan berbaring. Awalnya, sayalah yang melatih murid-murid saya. Namun, kini sebagian besar murid-murid saya itu sudah tiada. Mereka yang masih hidup pun lebih senior dari saya, bahkan ada yang berusia 90-an tahun.

Untuk murid-murid saya yang sudah tiada, saya tidak akan pernah bertemu mereka lagi. Namun, kami memiliki janji dari kehidupan ke kehidupan. Mereka yang pergi terlebih dahulu akan membantu saya membentangkan jalan agar kelak, saya bisa bergabung dengan mereka dan membantu satu sama lain.Jadi, dari kehidupan ke kehidupan, dengan senantiasa mengingat janji ini, kita akan selamanya mengemban misi demi ajaran Buddha dan semua makhluk.

Insan Tzu Chi penuh cinta kasih dan bagaikan guru tak diundang. Melihat orang-orang menderita, insan Tzu Chi merasa tidak tega dan berinisiatif untuk mencurahkan perhatian dan bersumbangsih.  Perlu diketahui bahwa saat memberi, sesungguhnya kita memperoleh. Dapat bersumbangsih bagi orang lain, kita hendaklah bersyukur.

Saya sering berkata bahwa kita harus bersumbangsih tanpa pamrih sekaligus bersyukur. Kita berkesempatan untuk bersumbangsih karena adanya penderitaan. Bantuan yang dapat kita berikan terbatas, tetapi kebahagiaan yang kita peroleh tak terhingga. Kita merasakan sukacita saat bersumbangsih.


Dengan menolong sesama, kita dapat memperoleh kebahagiaan. Jadi, kita bukan hanya harus bersumbangsih tanpa pamrih, juga harus bersyukur pada orang-orang yang menderita karena berkat mereka, barulah kita dapat memperoleh kebahagiaan saat bersumbangsih. Namun, yang terbaik ialah berdoa semoga semua orang aman dan tenteram serta terbebas dari penderitaan.

Untuk itu, kita harus menyucikan hati manusia. Dengan demikian, hati manusia akan terbebas dari ketamakan, kebencian, dan kebodohan sehingga senantiasa merasa damai. Jadi, saat dipenuhi berkah, janganlah kita menghabiskannya. Yang terpenting ialah menciptakan berkah.

Setiap orang menciptakan berkah dengan niat baik, maka dunia ini akan dipenuhi berkah. Bagaikan pembungkus plastik yang dapat menjaga makanan tetap bersih dan segar, berkah yang tercipta juga dapat menjaga dunia ini dari kekeruhan. Mari kita berpikir dan berbuat baik. Jika setiap orang dapat berpikir dan berbuat baik, berkah yang tercipta dapat melindungi dunia ini. Inilah yang ingin saya bagikan pada kalian.

Semua insan Tzu Chi dapat berbagi tentang kisah dan ajaran Tzu Chi. Saya sangat memuji mereka yang berbagi kisah dengan orang lain. Di dunia Tzu Chi, kita bisa belajar banyak hal dari orang-orang baik yang berbuat baik. Kita juga belajar bagaimana bertutur kata baik dan berbuat baik bersama orang lain.

Setiap hari, kita bersukacita dan bahagia. Jika tidak bergabung dengan Tzu Chi, kalian mungkin sangat kesepian. Setelah bergabung dengan Tzu Chi, kalian tidak sendirian. Lihatlah, semua orang yang duduk di sini merupakan insan Tzu Chi.


Kelak, kalian para anggota Tzu Cheng dan komite juga harus bersatu hati. Di mana pun ada penderitaan dan bencana, insan Tzu Chi harus bergerak untuk membantu dengan membagi diri ke dalam berbagai tim. Dengan bersumbangsih, kita akan memperoleh pencapaian.

Sesuai hukum karma yang diajarkan Buddha, siapa yang bersumbangsih, dialah yang memperoleh pencapaian. Kita mungkin hanya memberikan bantuan berupa makanan atau uang yang terbatas, tetapi karma baik kita akan selamanya menjadi milik kita. Kalian harus berpikir seperti ini.

Jadi, Bodhisatwa sekalian, kekuatan cinta kasih harus terus dikerahkan. Kalian harus ingat bahwa bersumbangsih berarti menciptakan berkah, bukan hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi diri sendiri. Menanam benih berkah akan menuai buah berkah. Dengan berbuat baik di kehidupan sekarang, kita akan dipenuhi berkah di kehidupan mendatang. Jadi, mari kita bersungguh hati. Ini hendaknya dilakukan oleh seluruh insan Tzu Chi.

Semoga setiap orang dapat menggenggam setiap detik. Kita harus memanfaatkan waktu untuk membentangkan Jalan Bodhisatwa di dunia. Tentu saja, profesi dan misi harus dijalankan secara bersamaan. Kita menjalankan profesi untuk memupuk berkah dan menjalankan misi untuk berbuat baik. Dengan berbuat baik, kita juga membina kebijaksanaan. Jadi, kita membina berkah sekaligus kebijaksanaan. Saya mendoakan kalian.

Memperdalam dan memperluas makna kehidupan
Tidak goyah setelah menentukan arah
Selamanya menapaki Jalan Bodhisatwa
Bersumbangsih tanpa pamrih demi semua makhluk

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 05 November 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 07 November 2020
Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -