Ceramah Master Cheng Yen: Teguh Menapaki Jalan Kebenaran
Kita bisa melihat bencana alam akibat ketidakselarasan unsur alam. Unsur air sudah tidak selaras. Kita bisa melihat banjir besar dengan arus yang deras. Banyak lokasi bencana yang tadinya merupakan tempat wisata yang selalu dikunjungi oleh banyak orang karena pemandangannya yang indah. Pemandangan sepanjang jalan terlihat indah. Jembatan yang dibangun juga sangat besar dan terlihat sangat kukuh. Namun, saat terjadi banjir, jembatan di sana terbawa arus banjir bagaikan tahu yang rapuh.
Di lokasi tanah longsor, bangunan juga roboh. Ada pula bangunan yang dengan mudah terbawa arus banjir. Pemandangan yang terlihat dalam siaran berita sungguh menakutkan. Betapa kecilnya kekuatan manusia. Saat bencana terjadi, manusia tidak berdaya dan hanya bisa melarikan diri. Dua tahun yang lalu, yakni tahun 2018, Laos juga dilanda banjir besar. Pascabanjir, insan Tzu Chi segera melakukan survei bencana, mengadakan baksos kesehatan, dan lain-lain.
Dalam baksos kesehatan, penderita penyakit ringan bisa langsung ditangani di sana. Bagi penderita penyakit serius, kita menjemputnya ke Hualien. Kita bisa melihat dua pasien yang datang ke Hualien. Mereka memiliki jalinan jodoh dengan kita. Salah satu pasien memiliki tumor di wajahnya yang bertumbuh dengan cepat. Dia sangat beruntung. Dari kita mengetahui kondisinya hingga dia datang ke Hualien, tumornya bertumbuh dengan sangat cepat. Jika pengobatannya tertunda, dia mungkin sudah tidak tertolong.
Setelah mengetahui kondisinya, insan Tzu Chi dengan cepat membawanya ke Hualien untuk menjalani pengobatan. Kita juga membantu seorang pasien lain mengurus status kependudukan. Di sana, ada banyak anak yang tidak didaftarkan. Berhubung lahir di wilayah terpencil atau pegunungan, mereka tidak didaftarkan. Untuk membawa pasien itu keluar negeri, kita membantu mendaftarkannya. Setelah itu, kita juga harus membuktikan bahwa dia menderita penyakit dan perlu datang ke Taiwan untuk menjalani pengobatan.
Jadi, banyak prosedur yang harus diurus. Setelah datang ke Taiwan, kehidupan gadis itu berubah. Kedua pasien itu ditangani dengan baik. Baik kaki maupun wajah, keduanya telah sembuh.
“Terima kasih, Kakek Guru. Terima kasih, Dokter. Terima kasih, Perawat. Terima kasih, Nenek Zhi-ying,” tutur Somsaksy Panekham, pasien penerima bantuan Laos.
“Anda puas dengan hasilnya?”
“Saya sudah sembuh total,” jawabnya.
Saya mendoakanmu.
“Berkat tim medis Tzu Chi yang luar biasa, operasi bisa berjalan dengan lancar. Ini juga berkat jerih payah banyak pahlawan tanpa nama,” kata Lee Jiunn-tat, Kepala departemen bedah plastik Pusat Medis Tzu Chi, Hualien.
Kita mengangkat tumor dari wajah ibu itu dan membawa harapan bagi gadis itu dengan menyembuhkan kakinya. Ini berkat adanya jalinan jodoh dan dedikasi para insan Tzu Chi. Selama lebih dari 50 tahun ini, insan Tzu Chi menjalankan Empat Misi Tzu Chi dan telah mengajak banyak orang yang memiliki kesatuan tekad dan bersedia untuk bersumbangsih.
Para dokter kita juga bersedia bersumbangsih. Setiap kali Tzu Chi menyalurkan bantuan internasional, mereka selalu menggenggam kesempatan untuk berpartisipasi dalam baksos kesehatan. Lewat baksos kesehatan, kita berkesempatan untuk menerima kasus seperti ini. Para dokter bersumbangsih tanpa pamrih dan menggenggam kesempatan untuk menyelamatkan pasien. Saya sungguh sangat tersentuh dan bersyukur.
Dalam hidup ini, kita harus bersumbangsih dengan cinta kasih. Agama menunjukkan arah yang benar bagi kita, yakni bersumbangsih dengan cinta kasih. Bisa bersumbangsih merupakan berkah. Di Tzu Chi, kita mengubah pengetahuan umum menjadi kebijaksanaan untuk menuju arah yang benar. Kita tersentuh oleh ajaran Buddha dan hendaknya menghargainya karena ajaran Buddha membimbing kita ke arah yang benar. Kita harus teguh menapaki Jalan Kebenaran.
Kita harus teguh menapaki Jalan Kebenaran. Mengapa kita menapaki Jalan Kebenaran? Dengan mendalami ajaran Buddha, kita menyadari bahwa Buddha mengajari kita untuk tidak mengkritik orang lain, melainkan bersungguh hati menuju arah yang benar. Demikianlah ajaran yang bijaksana, mengajari kita untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan dengan kekuatan cinta kasih.
Dalam kehidupan kita terdapat banyak jalan, tetapi tidak semua jalan mengarah pada sifat hakiki kita. Jadi, dengan mempelajari Dharma, kita bisa menuju arah yang benar. Kita harus melapangkan hati kita hingga bisa merangkul seluruh alam semesta. Kita harus menggenggam kesempatan untuk menjangkau orang-orang yang menderita di seluruh dunia demi menolong dan memperbaiki kehidupan mereka. Inilah yang disebut menyelamatkan dunia.
Kita harus berikrar untuk menyelamatkan dunia. Setiap Bodhisatwa membangun ikrar agung untuk menyelamatkan semua makhluk yang tak terbatas. Kini orang-orang di seluruh dunia memiliki pola hidup yang berbeda-beda. Sesuai ajaran Buddha, kita harus terjun ke tengah masyarakat untuk menyelamatkan kehidupan, memberikan bantuan darurat, dan membentangkan jalan cinta kasih. Setelah itu, barulah kita memperluas Jalan Bodhisatwa dan menapakinya bersama untuk bersumbangsih bagi orang yang membutuhkan.
Manusia tidak berdaya
menghadapi bencana alam
Bodhisatwa berikrar untuk bersumbangsih
di tengah masyarakat
Memberi bantuan dan
membentangkan jalan untuk menyelamatkan semua makhluk
Bersama-sama
menuju arah yang benar dengan keteguhan dan cinta kasih
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 09 Juli 2020