Ceramah Master Cheng Yen: Teguh Menggalang Hati untuk Penyaluran Bantuan Bencana

Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Topan Goni kali ini telah membawa bencana besar bagi Filipina. Kemarin pagi, relawan Tzu Chi Filipina segera mengadakan konferensi video. Yang pertama berbicara dalam telekonferensi itu adalah Bapak Antonio Tan yang melaporkan kondisi di Albay.

Dampak bencana di daerah itu sangat parah. Segala akses informasi pun terputus. Saat berbicara, beliau terlihat sangat tegang. Kelihatannya beliau juga ingin menangis dan traumanya belum hilang karena di daerah itu, beliau sendiri memiliki toko dan gudang yang besar yang juga rusak akibat bencana. Gudangnya menyimpan banyak barang.

Singkat kata, dalam bencana kali ini, kerugian yang dideritanya sangat besar. Saat beliau berbicara lewat telekonferensi, saya mendengarkan dengan sepenuh hati. Saat mendengarkan ceritanya, saya juga merasa tidak sampai hati. Aliran lumpur dari gunung berapi di sana juga menimbun rumah ratusan keluarga. Kondisinya sungguh parah.


Saat mendengarnya, saya berpikir dari mana kita harus memulai. Bagaimana kita memberi bantuan? Kemarin saya juga berinteraksi dengan para relawan. Saya berharap mereka dapat memulai program bantuan lewat pemberian upah. Lalu, apakah Pulau Luzon dan Kota Manila juga terdampak bencana? Ya. Kantor cabang Tzu Chi setempat juga tengah bersiap untuk meninjau daerah bencana dan menyalurkan bantuan.

Semoga mereka semua selalu selamat dan dapat meningkatkan kewaspadaan. Terlebih lagi, kini kondisi pandemi juga sangat parah. Ini tentu membatasi interaksi orang-orang saat ingin menyalurkan bantuan. Namun, setelah meninjau lokasi bencana, di mana pun itu, para relawan segera menyampaikan laporan.

Mereka menyampaikannya dengan sangat cepat. Setiap penyaluran bantuan bencana juga dilakukan dengan cepat bagaikan memadamkan api kebakaran. Kapankah penyaluran bantuan ini bisa selesai?

 

Sehubungan dengan adanya pandemi kali ini, relawan dari negara lain juga tak dapat membantu. Kita hanya bisa memberi perhatian dari jauh serta mendoakan mereka. Karena itu, kita yang berada dalam kondisi tenteram harus bersyukur, bertobat, dan berdoa demi ketenteraman dunia. Saya juga berharap kita semua dapat menyerukan agar orang-orang memberi kepedulian bagi daerah yang tertimpa bencana.

Kali ini, semua orang hendaknya kembali bergerak untuk menghimpun tetes-tetes ungkapan cinta kasih di daerah masing-masing. Himpunan kekuatan cinta kasih dan ketulusan kita adalah doa bagi mereka. Ini adalah wujud kepedulian kita yang penuh berkah bagi mereka yang tengah menderita. Berapa pun jumlahnya bukanlah masalah. Yang terpenting, kita berniat untuk membantu.

Di masa pandemi ini, sulit bagi kita untuk pergi ke daerah bencana, tetapi kita dapat menggunakan cara lain untuk mengungkapkan kepedulian kita. Ini sangatlah penting. Kehidupan memang tidaklah kekal. Apakah yang paling kuat di dunia ini? Kekuatan karmalah yang paling kuat. Kekuatan ini tidak dapat dilawan oleh siapa pun. Jadi, yang terbaik bagi kita ialah mengimbau semua orang untuk membangkitkan tetes-tetes cinta kasih agar berkah dapat terhimpun.

 

Kemarin saya juga berpesan kepada para anggota Sangha di Griya Jing Si untuk turut mengerahkan kekuatan dengan menggalang cinta kasih dari para kerabat yang dikenal. Para bhiksuni pun saya gerakkan, terlebih Anda semua yang duduk di sini. Meski hanya menyumbang satu atau dua dolar, kekuatan kecil itu juga merupakan wujud cinta kasih. Kita justru perlu menghimpun setiap tetesan kecil cinta kasih ini hingga menjadi cinta kasih yang besar.

Saya berharap ke mana pun suara saya terdengar, orang-orang di sana dapat menciptakan berkah dan mengerahkan kekuatan untuk meredam bencana di dunia. Saya berharap setiap daerah senantiasa tenteram. Orang yang hidup dalam kondisi tenteram harus mendoakan, menjaga, dan membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan saat ini.

Selain itu, kemarin saya juga terus berkata kepada insan Tzu Chi di Filipina, "Di saat-saat tenteram, kalian hendaknya menggalang lebih banyak Bodhisatwa." "Kini saatnya bagi kalian untuk mengerahkan orang-orang yang berada dalam ketenteraman untuk mengulurkan sedikit cinta kasih demi menambah benih berkah dan keselamatan." Saat ini, asalkan bersedia untuk bersumbangsih, kita dapat menambah benih berkah dan keselamatan. Ini masih sempat untuk dilakukan.

 

Untuk itu, dibutuhkan tekad dari semua orang. Tekad yang terbangkitkan ini menunjukkan bahwa kita bersedia untuk bersumbangsih dan tidak berani mengumbar ketamakan. Kita rela memberi dengan sukacita, tak peduli berapa pun jumlahnya. Ini juga merupakan wujud kekuatan hati. Jadi, cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin harus dibangkitkan dan diserukan pada saat ini.

Jika kalian memiliki kerabat di luar negeri, kalian juga boleh mengajak mereka, terlebih orang-orang di sekitar kita. Yang terpenting bukanlah jumlah uangnya, melainkan bagaimana kita memetik pelajaran besar. Sungguh, pelajaran besar ini mengajarkan kepada kita semua untuk membangkitkan kesadaran di hati kita dan mengembangkan sedikit cinta kasih demi terjaganya ketenteraman.

Begitu banyak penderitaan di dunia ini. Kita hendaknya membawa sedikit penghiburan bagi mereka yang menderita dan mengerahkan lebih banyak kekuatan agar bantuan bencana dapat segera disalurkan. Semua ini bergantung pada cinta kasih setiap orang. Terima kasih kepada para insan Tzu Chi yang selalu mendengarkan seruan saya dan bersiap untuk bergerak. Inilah seruan saya untuk kalian semua.

Kekuatan karma sulit untuk dilawan
Bertobat dan berdoa demi ketenteraman dunia
Bantuan bagi yang menderita bergantung pada cinta kasih setiap orang
Teguh menggalang hati untuk Penyaluran bantuan bencana

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 03 November 2020 
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 05 November 2020
Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -