Ceramah Master Cheng Yen: Teguh pada Tekad Awal dan Mempertahankan Ikrar


“Dua puluh tahun yang lalu, Master Cheng Yen dan Tzu Chi telah memberikan kehidupan yang baru bagi saya. Pada tahun 2011, relawan membawa saya ke Malaysia untuk menjalani pembedahan skoliosis. Mereka mengantarkan saya ke bandara. Tidak hanya itu, mereka juga mengajak ibu saya dan ada 1 relawan yang mendampingi untuk membantu sebagai penerjemah. Pascaoperasi, saya menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar. Saya berharap dapat menjadi orang yang lebih baik dan dapat berkontribusi bagi Masyarakat,”
kata Sewwandi relawan asal Sri Lanka.

“Pada tahun 2019, saya pergi ke Taiwan untuk mengikuti kamp pelatihan 4 in 1. Saya belajar bagaimana menginspirasi anak muda untuk bergabung dengan Tzu Chi. Saat kembali ke negara saya, saya mulai mengajak anak-anak muda untuk bergabung dengan Tzu Chi, dimulai dari mengikuti kegiatan-kegiatan Tzu Ching. Terima kasih, Master. Saya mengasihi Master,” pungkas Sewwandi.

“Kali ini, ada 26 relawan dari Australia yang mengikuti kamp. Ada 10 orang di antaranya yang telah dilantik dan telah menerima hati Buddha dan tekad Guru,” kata Song Yi-gang Kepala Kantor Cabang Tzu Chi Australia.

Kali ini, relawan dari Australia dan Sri Lanka dapat sama-sama berkumpul di Griya Jing Si. Saya merasa sangat senang. Selain itu, ada sekitar 600 orang dari 13 negara dan wilayah yang tersambung secara daring. Saya merasa sangat bersyukur. Saat ini, teknologi telah sangat maju dan dapat menyebarkan cinta kasih Bodhisatwa ke seluruh alam semesta. Selama memiliki hati, hanya dengan satu ketukan jari, ladang pelatihan Bodhisatwa dapat tersebar ke setiap rumah.


Saat ini, para Bodhisatwa dari berbagai negara memanfaatkan tahun ini untuk datang ke Taiwan dan berbagi dengan insan Tzu Chi dari negara yang berbda-beda. Semuanya saling mendengarkan cerita masing-masing. Ada kisah yang manis, ada pula kisah yang pahit; ada sebagian orang yang dapat dengan mudah menjalankan misi Tzu Chi, ada pula yang tidak. Melalui proses yang manis ataupun pahit, semuanya sama-sama tetap menjalankan misi Tzu Chi. Ini sungguh tidak mudah.

Tzu Chi berpegang pada ajaran Buddha. Lebih dari dua ribu tahun yang lalu, Buddha lahir dan melihat penderitaan dunia sehingga welas asih-Nya terbangkitkan. Beliau melihat bahwa dunia ini tidak kekal, ada fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur; lahir, tua, sakit, dan mati; begitu pula dengan pikiran manusia yang timbul, berlangsung, berubah, dan lenyap. Inilah empat fase dari tiga fenomena.

Pikiran, kehidupan, dan segala sesuatu di dunia mengalami empat fase perubahan. Keempat fase ini menunjukkan ketidakkekalan. Bagaimana dengan benda-benda material? Semua benda di dunia ini mengalami fase terbentuk, berlangsung, rusak, dan hancur. Semuanya sama-sama tidak kekal, terlebih lagi pikiran manusia. Tidak mudah bagi setiap orang untuk membangun tekad. Bahkan, ketika telah bertekad dan memiliki jalinan jodoh, kita masih perlu untuk mempertahankannya agar terjaga selamanya.


“Mengikuti tekad Guru, berpegang teguh pada tekad dan menjalankan ajaran; menyebarkan Dharma, membawa manfaat bagi semua makhluk; bervegetaris dan bersama-sama berbuat baik. Saya bersedia. Menyatukan hati dan bertindak secara nyata dalam mengikuti Master dan meneruskan misi Tzu Chi. Saya bersedia.”

Kalian telah membangun tekad dan ikrar. Sesungguhnya, membangun tekad dan ikrar itu mudah, tetapi untuk mempertahankannya akan sulit. Dalam kesulitan, tidak mudah untuk mempertahankan tekad dan ikrar. Jika dapat melakukannya, kita sungguh akan memupuk pahala. Dunia ini diliputi banyak noda batin, kegelapan batin, dan rintangan. Jika setiap orang tidak berpegang teguh pada keyakinan dan cinta kasih, tekad dan ikrar itu akan lenyap.

Bodhisatwa sekalian, di sini ada relawan muda dan relawan senior. Saat mendengar kalian mengucapkan ikrar, saya sangat senang. Saya berharap bahwa tekad dan ikrar ini bukan hanya kalian ucapkan karena bertemu dengan saya. Saya harap kalian dapat terus berikrar setiap kali kalian bangun pagi.

Mulai hari ini, kita harus terus bertekad untuk berbagi tentang Tzu Chi kepada setiap orang yang kita temui, senantiasa membangkitkan niat baik, dan mempraktikkan cinta kasih setiap saat. Jangan berpikir bahwa untuk menjalankan Tzu Chi, kita harus menyumbangkan uang. Sumbangan dapat diberikan dalam jumlah yang kecil, baik 1 dolar, 50 sen, maupun 10 sen. Tetes demi tetes sumbangsih merupakan wujud dari niat baik yang akan menghasilkan pahala tak terbatas. Hendaknya kita memiliki pikiran yang tulus. Pikiran yang tulus akan mendatangkan pahala. Begitulah praktik semangat celengan bambu.


Saat ini, banyak negara telah mempraktikkan semangat celengan bambu. Setetes sumbangsih dan niat baik tetap menciptakan pahala. Hendaknya kita mempertahankan hati, pikiran, dan perbuatan yang baik. Meski tidak melakukan banyak hal yang baik, pikiran yang tulus itu akan tetap ada. Ketika Anda memiliki hati yang baik, Anda pasti tergerak untuk berbuat baik.

Saya sering mengatakan bahwa keluarga yang berbuat baik akan dipenuhi berkah. Saya telah mendengar bahwa ada satu keluarga yang semua anggotanya adalah insan Tzu Chi. Keluarga ini pasti dipenuhi berkah karena mereka memiliki kebaikan dalam hati mereka. Niat baik akan membawa kebaikan. Kebaikan ini akan selalu ada dalam hidup kita. Saat mendengar tekad dan ikrar kalian, saya sangat tersentuh dan merasa senang. Saya mendoakan kalian semua.

Ingatlah bahwa kalian telah datang ke Taiwan untuk menemui saya dan berikrar. Saya berharap saya selalu ada di hati kalian. Ketika kalian memiliki pikiran yang baik, kalian pasti dipenuhi berkah. Hendaknya kalian membina berkah dan kebijaksanaan. Inilah doa yang paling tulus dari saya untuk kalian. Saya berterima kasih kepada semuanya.

Hendaknya semua memiliki keyakinan yang kuat. Keyakinan adalah ibu dari segala pahala. Ketika kita menginginkan pahala tetapi tidak berbuat bajik, pahala akan sulit untuk didapatkan. Selama kita memiliki keyakinan yang kuat dan hati yang baik, membangun ikrar, serta melakukan hal baik, kita akan mendapatkan pahala tak terbatas. Saya mendoakan kalian semua.

Bodhisatwa berhimpun untuk membawa manfaat
Empat fase perubahan menunjukkan ketidakkekalan
Teguh pada tekad awal dan mempertahankan ikrar
Dipenuhi pahala dengan membina berkah dan kebijaksanaan

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 12 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 14 Desember 2023
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -