Ceramah Master Cheng Yen: Teguh pada Tekad Awal untuk Menyelami Sutra Teratai


Waktu terus berlalu. Saya selalu berpikir dalam hati untuk terus memperhatikan dengan baik bagaimana siang hari yang terang berubah menjadi sore dan malam. Meski saya sudah sangat bersungguh hati, tetapi setelah mobil kita melewati sederet pohon yang menghalangi pandangan, matahari yang tadinya masih menggantung di ufuk barat pun sudah terbenam.

Waktu dalam sehari terus berlalu; matahari terus terbit dan terbenam. Waktu berlalu sangat cepat. Hal ini membuat saya berpikir tentang manusia. Terutama, dalam dua hingga tiga tahun terakhir, saya mulai merasakan perubahan tubuh dari usia paruh baya ke usia lanjut.

Ketika menaiki tangga, walau hanya 1 lantai, saya merasa sangat berat untuk menapaki tangga itu. Tangan saya juga tidak berdaya untuk meraih pegangan tangga. Begitulah kehidupan. Dahulu, saya tidak pernah merasakannya. Saat ini, saya tiba-tiba merasakannya. Saya merenungkan tentang proses kehidupan saya. Dahulu, saat tinggal di pondok kayu kecil, saya menyelami Sutra dengan sepenuh hati dan tekad.

Sutra Teratai mengajari kita untuk membangun ikrar dan tekad untuk membawa manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, melangkah dengan mantap, dan terus menghimpun jalinan jodoh dengan semua makhluk. Pada awalnya, saya merasa sangat kesepian. Saya seorang diri berjuang demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Yang saya miliki hanyalah dua tangan, sepuluh jari tangan, dan dua bahu.


Saya dapat memikul dua bakul beras dengan satu bahu. Meski menggunakan kedua bahu saya, saya pun hanya bisa memikul empat bakul beras. Namun, saat ini, kita memiliki Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma. Delapan Jejak Dharma berarti setiap mengambil satu langkah, kita meninggalkan delapan jejak langkah. Setiap hari, setiap langkah kita meninggalkan delapan jejak langkah sekaligus.

Saya sangat berterima kasih kepada insan Tzu Chi di mana pun berada. Mereka telah mengikuti saya selama puluhan tahun dalam menjalankan misi Tzu Chi, menapaki Jalan Tzu Chi, dan mewariskannya dari generasi ke generasi.

Para insan Tzu Chi selalu berpikir untuk berjuang demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Saya memiliki ikrar dan murid-murid saya mempraktikkannya. Inilah ikrar yang dipraktikkan secara nyata. Saya memiliki keyakinan dan murid-murid saya memahaminya. Inilah keyakinan, ikrar, dan praktik. Mereka semua begitu dekat dengan hati saya dan bekerja sama dengan harmonis. Saya merasa hidup saya sungguh bernilai.

Meski saya telah lanjut usia dan gerakan saya tidak segesit dahulu, tetapi ketika berbalik badan dan melihat ke belakang, saya melihat barisan relawan yang sangat panjang bagaikan barisan lampu yang sangat rapi. Mereka seperti kunang-kunang yang muncul satu demi satu dan memancarkan cahaya cemerlang di tengah kegelapan. Inilah Tzu Chi.

Zaman ini, dunia dipenuhi oleh lima kekeruhan. Hati dan pikiran manusia penuh dengan kegelapan batin dan nafsu keinginan manusia makin tinggi. Beruntung, ada sekelompok insan Tzu Chi yang menyucikan hati manusia dan membawa keharmonisan bagi masyarakat dengan menunjukkan kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Tzu Chi dijalankan dengan praktik nyata dan Jalan Bodhisatwa harus dibentangkan. Hendaknya kita bertindak secara nyata untuk mencapai tujuan kita. Ini disebut dengan melatih diri.


Matahari terbenam menandakan bahwa malam telah tiba. Di penghujung malam, matahari akan terbit di ufuk timur. Setelah matahari terbit, kita memulai hari kita. Hendaklah kita membentangkan Jalan Bodhisatwa dan terjun ke komunitas dan pedesaan. Hendaklah kita menggalang Bodhisatwa sedikit demi sedikit. Ketika budaya humanis dan pendidikan di masyarakat mulai meningkat, maka hati manusia akan tersucikan dan masyarakat menjadi harmonis. Selama 50 tahun lebih, saya berharap ini menjadi tujuan hidup orang-orang.

Belakangan ini, saya teringat kembali ketika saya tinggal sendiri di pondok kayu kecil dan menyalin Sutra Teratai di sana sambil membacanya. Saat ini, saya telah keluar dan melakukan perjalanan jauh dari Taiwan Timur ke Taiwan Barat. Kita menuju arah yang benar. Selain tekun dan bersemangat melatih diri sendiri, kita juga harus menginspirasi orang lain.

Jalan Bodhisatwa sungguh panjang. Hendaklah kita menapaki jalan ini dari kehidupan ke kehidupan. Kita harus yakin bahwa kita telah membentuk jalinan jodoh di kehidupan lampau sehingga ketika saya berbicara, kalian bersedia mendengarkan, menyerapnya ke dalam hati, dan berjalan bersama saya. Tanpa jalinan jodoh, kita tidak mungkin seperti ini.

Kita telah membentuk jalinan jodoh. Kehidupan ini adalah salah satu bagian dari jalinan jodoh yang telah kita bentuk. Jalan di masa depan masih sangat panjang. Tempat tujuan kita sudah dekat. Kehidupan demi kehidupan bagaikan satu demi satu kota bayangan yang harus kita lalui. Dari kehidupan ke kehidupan, kita melewati satu demi satu kota bayangan sehingga makin dekat dengan tempat tujuan kita.


Bodhisatwa sekalian, saya berharap kita semua dapat lebih tekun dan bersemangat dalam melatih diri, menggenggam waktu dengan baik, saling menyemangati, saling mencurahkan perhatian, dan saling menjaga.

Zaman ini, tidak dapat dihindari jika anak muda pindah ke perkotaan atau mereka sibuk dengan bisnis dan pendidikannya. Jadi, makin tua, kita makin memerlukan pendampingan. Semua relawan senior telah tua. Hendaklah kita mendampingi satu sama lain. Relawan paruh baya harus terus membangkitkan cinta kasih. Kita harus menghormati orang yang lebih tua sebagai senior kita.

Hendaklah generasi muda menghargai generasi yang lebih tua dan mewariskan kebiasaan ini agar generasi penerus kita juga akan menghargai kita. Hendaklah kita mewariskan pelita batin dan menautkan hati satu sama lain dengan memperpanjang jalinan kasih sayang, memperluas cinta kasih agung, dan mewariskan semangat Tzu Chi ke generasi demi generasi. Inilah ikrar kita bersama.

Guru saya mengajarkan saya untuk berjuang demi ajaran Buddha dan demi semua makhluk. Ini disebut dengan silsilah Dharma Tzu Chi. Inilah silsilah Dharma Jing Si dan mazhab Tzu Chi. 

Waktu berlalu dengan sangat cepat
Teguh pada tekad awal untuk menyelami Sutra Teratai
Memperdalam dan memperluas Empat Misi Tzu Chi dan Delapan Jejak Dharma
Menyatukan cahaya dan mewariskan kebajikan 

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 16 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto, Felicia
Ditayangkan Tanggal 18 April 2023
Keteguhan hati dan keuletan bagaikan tetesan air yang menembus batu karang. Kesulitan dan rintangan sebesar apapun bisa ditembus.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -