Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Bersumbangsih dengan Ikrar Tak Terhingga


Negeri dan tanah bersifat rentan dan kehidupan tidaklah kekal. Begitu kegelapan batin manusia terbangkitkan, timbullah kerusakan, kehancuran, pembunuhan, dan sebagainya dalam sekejap. Saya merasakan pilu yang tak tertahankan saat menyaksikannya. Kita melihat bagaimana para pengungsi dari Ukraina telah melarikan diri ke negara lain. Ke manakah mereka akan pergi?

Di Amerika Serikat, relawan kita berjodoh untuk membantu seorang model difabel yang sangat cantik. Temannya membantu beliau dan ibunya melarikan diri ke tempat yang aman. Meskipun relawan kita berasal dari berbagai negara, tetapi mereka juga memiliki jalinan jodoh untuk membantu para pengungsi dari Ukraina. Sebagian pengungsi telah melarikan diri ke Kanada. Relawan kita di sana pun menerima mereka dan menyediakan tempat bernaung bagi mereka.

Relawan kita di seluruh dunia telah membangun tekad agung meski harus menempuh perjalanan yang melelahkan dengan mendaki gunung ataupun naik pesawat. Mereka hanya memiliki sebuah tujuan, yaitu membantu para pengungsi. Andaikan para pengungsi terinspirasi, mungkin mereka juga akan berjodoh untuk menjadi insan Tzu Chi.

Saya mendengar bahwa beberapa dari pengungsi ini bersedia untuk bergabung dalam barisan relawan. Dengan bergabungnya mereka dalam barisan relawan, jalinan kasih sayang ini akan makin panjang seiring waktu dan jalinan persahabatan ini pun akan terus meluas. Meskipun mereka tinggal di negara yang berbeda-beda, tetapi jalinan kasih sayang tak berujung dan cinta kasih yang tersebar di berbagai negara ini juga merupakan benih-benih yang tumbuh menjadi pohon dan hutan Tzu Chi. Demikianlah kekuatan cinta kasih kita.

Lihatlah, selimut-selimut ini merupakan hasil dari kegiatan daur ulang di Taiwan. Botol-botol plastik dikumpulkan dan diolah menjadi benang, kain, lalu selimut. Selimut-selimut ini dikirim ke Polandia lewat jalur udara. Dengan bantuan relawan kita dari berbagai negara, selimut-selimut ini dapat diberikan langsung kepada para pengungsi.

Jumlah uang dalam setiap kartu belanja yang diterima oleh para pengungsi setara dengan 2.000 zloty Polandia (Rp 6,7 juta) atau lebih dari 10 ribu dolar NT. Dengan uang sebanyak itu, para pengungsi bisa melanjutkan perjalanannya. Mereka pun akan merasa bahwa mereka telah tertolong. Namun, berapa banyak pengungsi yang bisa kita bantu? Sesungguhnya, tidak banyak.

Semua itu bergantung pada jalinan jodoh kita dengan mereka. Bagi yang berjodoh, relawan kita dari berbagai negara dan wilayah yang telah berhimpun di sana dapat menyalurkan bantuan secara langsung kepada mereka. Mereka telah mewakili kita untuk mencurahkan cinta kasih kepada para pengungsi. Inilah insan Tzu Chi. Kartu belanja yang kita bagikan merupakan himpunan tetes-tetes donasi kita dalam keseharian. Semua orang bersumbangsih dengan cara yang berbeda-beda.

Festival Perahu Naga akan segera tiba. Ada relawan yang telah membeli beras, ada yang membeli bahan-bahan, ada pula yang datang untuk membantu, dan sebagainya. Relawan kita telah membuat 50 ribu butir bacang untuk penggalangan cinta kasih. Warga yang datang tidak hanya membeli bacang kita, tetapi juga mendonasikan uang dengan harapan dapat memberikan lebih banyak dukungan dan bantuan bagi para pengungsi dari Ukraina. Jadi, himpunan cinta kasih dari semua orang sungguh sangat menyentuh hati.


Kita juga melihat bagaimana relawan kita dari Taichung, Bapak Zhang, membuat sumpit, sedangkan relawan kita yang memiliki keterampilan menjahit pun turut membantu untuk membuat sarung sumpit sehingga sumpit-sumpit itu dapat terbungkus dengan rapi dalam sarung tersebut. Itu juga demi membantu para pengungsi. Meskipun relawan kita menghimpun tetes-tetes cinta kasih dengan cara yang berbeda-beda, tetapi mereka memiliki tujuan bersumbangsih yang sama. Dengan cinta kasih ini, kita dapat membantu orang-orang yang menderita.

Para pengungsi begitu jauh dari kita, bahkan ada yang lebih dari 10 ribu kilometer jauhnya. Namun, relawan kita tetap melakukan perjalanan yang jauh dan berhimpun di sana demi para pengungsi. Inilah cinta kasih. Di mana pun dibutuhkan, relawan kita selalu hadir di sana. Saya sungguh sangat bersyukur.

Melihat sumbangsih mereka, bagaimana mungkin saya tidak mengungkapkan cinta kasih dan rasa terima kasih saya kepada mereka? Bantuan yang mereka berikan bukan hanya sesaat saja, melainkan terus terakumulasi dalam jangka panjang. Sebagai insan Tzu Chi, mereka bersumbangsih dengan kesatuan hati dan menunjukkan cinta kasih Tzu Chi.


Apa yang dijalankan relawan kita di zaman sekarang sungguh seperti yang digambarkan dalam Sutra Bunga Teratai, yaitu Bodhisatwa muncul dari dalam bumi. Bodhisatwa muncul di dunia dan bersumbangsih untuk meringankan penderitaan semua makhluk. Jadi, Bodhisatwa sekalian, mari kita tekun dan bersemangat melatih diri.

Hendaklah kita memiliki kesatuan hati dan pikiran serta mengerahkan kekuatan untuk mencurahkan cinta kasih. Ketika tubuh dan pikiran kita penuh cinta kasih, kita dapat mewujudkannya dalam tindakan nyata. Dengan demikian, seluruh dunia akan diselimuti cinta kasih agung tak terbatas. Jadi, di alam semesta yang tak terbatas ini, insan Tzu Chi juga telah membangun ikrar yang tak terbatas.

Di akhir kebaktian pagi dan sore, bukankah kita juga melantunkan Pelimpahan Jasa yang berbunyi, "Kalaupun alam semesta sungguh terbatas, ikrar kami tak terbatas?" Semoga setiap orang dapat membangun tekad dan ikrar yang tak terbatas untuk bersumbangsih dengan cinta kasih. Dengan demikian, kita dapat menolong semua orang di seluruh dunia. Jadi, kita telah mengembangkan nilai kehidupan kita dengan menjalankan praktik Bodhisatwa.  

Mewujudkan kedamaian negara dengan menghimpun cinta kasih
Melakukan yang terbaik dan tidak keluar dari barisan
Membangun ikrar yang tak terbatas
Tekun melatih diri demi meringankan penderitaan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Mei 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 27 Mei 2022
Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -