Ceramah Master Cheng Yen: Tekun dan Bersemangat dalam Cinta Kasih Berkesadaran
Relawan Tzu Chi Lin Yong-chang memberikan sharing di acara Pemberkahan Akhir Tahun di Aula Jing Si Tainan:
Saya beranggapan bahwa kanker yang saya derita adalah akumulasi karma buruk yang telah saya ciptakan di kehidupan lampau dan telah berbuah pada kehidupan ini. Penyakit yang saya derita seperti sifat saya yang keras dan sulit diubah. Dokter berkata bahwa minum obat saja tak dapat mengontrolnya, maka harus menjalani kemoterapi.
Minggu pertama setelah menjalani kemoterapi, rambut saya rontok semua. Kemudian, ini membuat saya teringat tentang alam setan kelaparan yang disebutkan dalam Sutra Ksitigarbha. Saya ingin makan, tetapi tidak bisa. Selain itu, ada banyak komplikasi seperti kandung kemih yang terus berdarah dan menyebabkan saluran kemih tersumbat.
Proses menjalani perawatan sangatlah sakit. Suntikan morfin tak dapat menghilangkan rasa nyeri saya. Setiap detik, yang saya rasakan hanyalah nyeri. Jadi, ini membuat saya teringat tentang penderitaan tanpa henti di Neraka Avici yang dijelaskan dalam Sutra Ksitigarbha. Saya tahu bahwa rasa nyeri itu tak mungkin hilang walau sesaat pun. Jadi, ini membuat saya menyadari betapa mengerikannya hukum sebab akibat.
Hari ini saya sangat berterima kasih karena berkesempatan untuk berdiri di sini. Saya bertobat dengan tulus kepada para saudara se-Dharma yang pernah saya lukai lewat nada bicara dan kata-kata.
Tadi Bapak Lin berbagi pengalaman dengan semua orang. Memang benar, siapa yang tak memiliki rintangan karma? Saat kita membuka mulut untuk berucap dan membangkitkan niat, kita menciptakan karma. Untuk menjaga pikiran yang murni dan berjalan di jalan yang benar tanpa menyimpang, itu tidaklah mudah. Inilah yang disebut melatih diri. Melatih diri sangat tidak mudah. Kita harus menjaga pikiran kita setiap saat. Inilah yang diajarkan Buddha kepada murid-murid-Nya.
Meski perjalanan dalam melatih diri tidak mudah, tetapi setelah menjalaninya, kita akan merasa tenang dan damai. Karena terhindar dari berbagai kesalahan, maka batin kita bebas dari kerisauan. Inilah pelatihan diri.
Yang diperoleh dari melatih diri ialah tak memiliki kerisauan dan noda batin. Apakah kita benar-benar tak memiliki noda batin? Kita bisa tak memiliki kegelapan dan noda batin, tetapi tak bisa tidak memikirkan hal-hal yang terjadi di dunia.
Saudara sekalian, Tzu Chi telah memasuki tahun ke-53 dan insan Tzu Chi telah melakukan banyak hal di dalam masyarakat. Saya sangat bersyukur pada gempa yang terjadi di Tainan pada tahun 2016, insan Tzu Chi telah mendampingi banyak korban bencana. Ketika saya mengungkit hal ini, semua orang teringat bahwa hal itu terjadi sebelum Tahun Baru Imlek.
Pada tahun itu, banyak insan Tzu Chi yang mengesampingkan perayaan Tahun Baru Imlek. Mereka memberi bantuan bencana dan menenangkan korban bencana. Inilah jejak kehidupan insan Tzu Chi. Mereka mengembangkan kehidupan mereka dengan membantu orang dan menenangkan orang dengan segenap jiwa dan raga. Ketika mengetahui ada orang yang menderita, insan Tzu Chi akan memberikan bantuan tak peduli di mana pun mereka berada.
Dalam perjalanan kali ini, saya pergi ke Posko Daur Ulang Gangshan, Kaohsiung. Di sana ada banyak plastik. Saya melihat sepasang suami istri, anak mereka, dan cucu mereka. Tiga generasi melakukan daur ulang di sana. Banyak Bodhisatwa lansia di sana, juga ada orang yang menggunting tulisan yang terdapat pada lembaran plastik.
Para Bodhisatwa daur ulang sangat bijaksana. Gulungan plastik mereka sangkutkan pada sebatang kayu sehingga para relawan dapat menggunting bagian yang bertulisan dengan cepat sambil menarik gulungan itu. Sungguh, kita jangan memandang rendah pekerjaan daur ulang karena di dalamnya terdapat kebijaksanaan yang tak terbatas.
Kebijaksanaan besar tersembunyi di dalam gerakan sederhana. Dahulu saya berkata, “Sampah menjadi emas, emas menjadi cinta kasih, cinta kasih menjadi aliran jernih yang mengalir ke seluruh dunia.” Itulah kata-kata yang saya ucapkan lebih dari 20 tahun yang lalu. Semua orang mengingat kalimat ini di dalam hati sebagai apa yang mereka ketahui, pahami, dan jalankan. Semua orang melakukan tindakan nyata.
Banyak bencana yang terjadi di dunia akibat perubahan iklim yang ekstrem. Kita tak boleh menunda lagi. Dahulu, saya berkata, “Tidak cukup waktu lagi.” Kini, saya berkata, “Tidak boleh menunda lagi.” Saya berharap semua orang tidak menyia-nyiakan waktu. Nilai kehidupan akan berlalu setiap detik. Yang benar-benar tersisa dan bernilai ialah jiwa kebijaksanaan. Kita harus menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kita.
Jika ada hal yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat, kita harus segera melakukannya. Jika kita tahu sesuatu yang kita lakukan salah, kita harus segera berhenti melakukannya dan melakukan yang harus kita lakukan. Jangan menyia-nyiakan satu detik pun.
Bodhisatwa sekalian, apa yang saya katakan, kalian harus tahu, paham, dan lakukan, kalian harus tahu, paham, dan lakukan, jangan menunggu lagi.
Relawan di Tainan berikrar kepada Master: “Murid-murid Jing Si dari wilayah Tainan berterima kasih kepada Master yang telah menggunakan kehidupannya untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan kami. Di sini kami bertobat secara mendalam dan membangun ikrar. Kami bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan; harmonis tanpa pertikaian, menciptakan berkah bersama. Kami akan mempraktikkan Enam Paramita untuk menumbuhkan jiwa kebijaksanaan. Kami akan sepenuh hati meyakini, memahami, serta mempraktikkan ikrar kami secara nyata. Semoga Master sehat selalu, panjang umur, terus memutar roda Dharma, dan terus membimbing kami untuk berjalan di Jalan Bodhisatwa.”
Ketika membangkitkan niat untuk membawa manfaat bagi masyarakat, kita harus segera menggenggam niat itu dan segera melakukannya. Ini baru benar-benar berjalan di Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Kita harus memiliki cinta kasih berkesadaran dan tak boleh tersesat. Jika tersesat, kita akan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran. Saya tersentuh karena tindakan dan tekad kalian sejalan dengan Dharma. Ini sangat menyentuh.
Saya berharap semua orang menggenggam niat yang kalian bangun saat ini, bekerja sama dengan harmonis, serta saling mengasihi dan memberi perhatian. Semoga semuanya berjalan sesuai harapan di tahun baru ini; semua orang selalu tekun dan bersemangat. Saya mendoakan kalian. Terima kasih.
Menyadari hukum karma dan membangun pikiran benar
Melatih diri untuk memperoleh ketenangan dan kedamaian
Memberi bantuan bencana dan melindungi Bumi
Tekun dan bersemangat dalam cinta kasih berkesadaran
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 5 Januari 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina
Ditayangkan tanggal 7 Januari 2019
Editor: Metta Wulandari