Ceramah Master Cheng Yen: Tekun dan Bersemangat dalam Tekad yang Teguh


“Ajaran Buddha bukan sekadar agama, melainkan sebuah cara hidup yang mengajari kita untuk menjalani kehidupan dengan baik,”
kata Chermee Jandilon Penerima beasiswa Tzu Chi.

“Saya bertobat atas kesalahan saya dan berterima kasih kepada masa lalu yang menjadikan saya seperti saat ini,” kata Jazzamine Jane Franco Penerima beasiswa Tzu Chi.

Dalam hidup kita, dengan jalinan jodoh yang baik, kita akan bertemu dengan Dharma. Kita juga membutuhkan jalinan jodoh untuk memiliki pikiran dan niat yang benar. Hendaknya kita tekun dan bersemangat di jalan yang benar serta melakukan hal yang benar. Ketika kita harus memiliki arah, pilihlah arah dengan prinsip yang benar yang dapat memberikan kita tujuan hidup. Setiap orang dapat memilih agama dan keyakinan masing-masing. Saat ini, kita telah memilih ajaran Buddha. Buddha memiliki welas asih dan cinta kasih.

Kita semua telah membaca Sutra dan setiap Sutra menekankan tentang cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin. Keempat hal ini selalu ada di setiap Sutra - cinta kasih agung, welas asih agung, sukacita agung, dan keseimbangan batin agung. Dengan cinta kasih, kita dapat memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Bagaimana agar ketika orang lain bertemu dengan kita, mereka merasa sukacita, tenang, dan hangat? 


Orang-orang yang menyenangkan ketika ditemui pasti pernah menjalin jodoh baik dengan banyak orang, termasuk kita. Di kehidupan lampau, dia pasti telah menjalin jodoh baik dengan kita sehingga ketika bertemu, kita merasa sukacita, sangat mendengarkan kata-katanya, dan merespons apa pun yang dia lakukan. Apa pun yang dia lakukan, kita akan melakukannya juga. Mereka telah menjalin jodoh baik dengan banyak orang sehingga mendapat dukungan dari banyak orang. 

Hendaknya kita mengintrospeksi diri sendiri dan belajar dari mereka. Ketika kita sangat mendukung dan senang terhadap mereka, kita bukanlah satu-satunya, orang lain pun begitu. Banyak orang yang sama dengan kita. Semuanya sama-sama memiliki rasa hormat dan cinta kasih untuk melangkah ke tujuan yang benar dengan tekun dan bersemangat. Ketika kita melihat orang lain berbuat baik dan kita juga melakukannya, ini berarti kita telah mempraktikkan Dharma dengan benar. Ketika kita menyadari ada orang yang mempraktikkan Dharma dengan benar, hendaknya kita berjalan bersamanya.

Saya ingin memberi tahu kepada semuanya bahwa semua orang harus memiliki pengetahuan benar, pandangan benar, dan tindakan yang benar. Dengan demikian, siapa pun yang melihat kita akan merasa senang. Oleh karena itu, hendaknya kita belajar agar ketika orang lain melihat kita, mereka akan senang dan merespons tindakan kita untuk sama-sama menuju ke arah yang benar. Ini benar untuk dilakukan.  Melatih diri sesungguhnya sesederhana ini. 


Beberapa orang berkata bahwa ajaran Buddha sangat dalam. Saya telah melatih diri selama hampir 60 tahun. Saya merasa sukacita ketika mempelajari Dharma dan saya mempraktikkannya secara nyata. Meski saya telah mendengar Dharma, membabarkan banyak Dharma, dan membaca banyak Sutra, berapa banyak yang benar-benar dapat saya praktikkan? Ketika memikirkan hal ini, saya akan berkata pada diri sendiri, "Saya sangat malu. Jika dibandingkan dengan semuanya, saya tidak melakukan apa-apa." 

Dharma bagaikan lautan. Saat kita menyentuh air dan mengambilnya dengan tangan kita, berapa banyak air yang bisa kita pegang di tangan kita? Dibandingkan dengan lautan, air yang ada di tangan kita sangatlah sedikit. Kita tidak mungkin dapat memastikan berapa banyak air laut yang dapat kita tampung. Sesungguhnya, ini sama seperti menjentikkan air. Jumlah air yang dijentikkan oleh jari kita hanya setetes demi setetes. Ketika kita ingin membasahi satu area dinding, apakah ini hal yang mudah? Tetesan air yang berasal dari jari kita tidak cukup untuk membasahi area dinding itu. Saat kita menjentikkan jari lagi, tetesan airnya akan menguap dengan cepat.

Dengan banyaknya makhluk hidup, banyak pula nafsu keinginan dan noda batin. Kita sering mendengarkan orang-orang berbagi tentang kisah mereka dengan berbagai teori hebat di baliknya. Jika kita melihat perilaku mereka dengan pikiran tenang, akankah kita percaya dengan apa yang mereka katakan? Apa yang mereka lakukan mungkin berbeda dari apa yang mereka katakan. Apa yang mereka katakan mungkin baik, tetapi untuk berbuat suatu hal baik bersama mereka, bukanlah hal yang mudah karena itu bukanlah hal yang sebenarnya ingin kita lakukan. 


Di dalam Sutra, kita telah membaca tentang cinta kasih agung. Saya senantiasa berkata bahwa kita harus melakukan sesuatu yang membuat orang lain merasa sukacita dan puas. Ketika melihat orang lain, kita mungkin akan merespons dan ingin mengikutinya untuk terus tekun dan bersemangat. Apakah kita dapat melakukan yang dia lakukan? Sesungguhnya, kita mungkin belum dapat melakukannya. Namun, meski belum dapat melakukannya, kita memiliki tekad dan keinginan yang kuat untuk dapat mencapainya. Inilah harapan saya terhadap diri sendiri.

Setiap hari, saya mengatakan bahwa sudah tiada waktu lagi. Oleh karena saya memiliki pemikiran ini, saya memiliki cara untuk terus tekun dan bersemangat. Inilah introspeksi diri. Berhubung sudah tiada waktu lagi, saya menyemangati diri sendiri untuk menggenggam waktu saat ini.

Dalam memanfaatkan waktu, sebelum membabarkan Dharma, saya harus memastikan bahwa kata-kata saya sesuai dengan ajaran Buddha. Hal ini memerlukan pandangan benar dan tindakan benar. Kita perlu melatih dan mendidik diri sendiri. Kita sudah mengetahui tentang ketidakkekalan dan waktu terus berjalan. Hendaknya kita mengingatkan diri sendiri akan hal ini.

Memiliki niat baik yang penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin 
Bertemu ajaran Buddha berkat jalinan jodoh baik
Turut bersukacita melihat kebajikan; berlatih dengan tekun dan bersemangat
Menyemangati diri untuk menjalankan praktik dengan tekun   

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 15 Desember 2023
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 17 Desember 2023
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -