Ceramah Master Cheng Yen: Tekun dan Bersemangat demi Menghargai Jalinan Jodoh


“Divisi Kerohanian Tzu Chi memberi tahu kepada kami bahwa Master dan para bhiksuni Griya Jing Si ingin merawat para lansia. Jika ada yang membutuhkan, kami diharapkan untuk membantu mereka memasang pegangan tangan. Jadi, kami berusaha untuk mencurahkan perhatian kepada relawan yang telah lanjut usia,”
kata Lin Zhi-mao relawan Tzu Chi.

“Saat ini, sebagian besar lansia hidup berdua dengan pasangan mereka. Mereka selalu berkata, ‘Yang saya lakukan tidak banyak. Jika Master dan para bhiksuni merawat kami, kami merasa tidak enak hati.’ Saya berkata, ‘Jangan merasa begitu. Kalian telah menjalankan misi Tzu Chi selama bertahun-tahun. Tentu saja, Master sangat baik terhadap kita dan akan selalu memedulikan kita’," pungkas Lin Zhi-mao.

“Kita memiliki banyak relawan lansia. Ketika saya menelepon mereka, mereka akan berkata, ‘Saat ini saya masih sangat sehat. Mengapa perlu ada pegangan tangan?’ Saya tetap menjadwalkan waktu untuk mengunjungi mereka. Saat berkunjung ke sana, mereka tetap berpikir seperti itu. Sama seperti 5 dari 18 relawan yang telah bertahun-tahun bersumbangsih di depo daur ulang. Ada yang bekerja 5 hari dalam seminggu; ada pula yang bekerja 7 hari dalam seminggu. Depo Daur Ulang Tzu Chi hanya tutup saat Tahun Baru Imlek saja,” kata Ye Xiu-mei relawan Tzu Chi.

“Jadi, hal yang mereka lakukan di depo daur ulang sangatlah banyak. Terlebih lagi, konsep mereka dalam menghargai barang sangatlah kuat. Jadi, mereka menolak pemasangan pegangan tangan. Saya berkata kepada mereka, ‘Master memiliki pemikiran yang jauh ke depan. Memasang pegangan tangan berguna untuk menjaga keamanan kita. Hal terpenting ialah jika kalian sakit, kalian tidak dapat menjalankan Tzu Chi.’ Jadi, saya membujuk banyak relawan agar menerima pemasangan alat bantu ini,” pungkas Ye Xiu-mei.


Selama berada di Changhua, saya merasa puas ketika melihat ketulusan kalian. Ketulusan ini jangan hanya terlihat saat saya berada di sini selama 3 hingga 4 hari. Saya menginginkan ketulusan yang abadi. Hendaknya kita memperpanjang jalinan kasih sayang Bodhisatwa hingga waktu yang lama.

Pada kehidupan lampau, kita pasti telah membentuk jalinan jodoh yang baik. Saat menginventarisasi kehidupan, pikirkanlah tentang kapan kita mulai bergabung dengan Tzu Chi. Tidak peduli kapan pun itu, setelah bergabung, apakah kita selalu bergerak maju? Meski ada orang yang berjalan dengan langkah kecil, tetapi mereka tidak pernah mundur. Apakah benar? (Benar.)

Saya percaya bahwa kalian selalu melangkah maju dan lurus menuju Jalan Bodhisatwa. Saya sangat bersyukur atas hal ini. Selama selalu melangkah maju, jangan takut kita berjalan lambat. Namun, hendaknya kita menggenggam waktu dengan baik. Jika kita melangkah dengan tekun, kita akan memperoleh manfaatnya. Tanggung jawab saya dengan adanya jalinan jodoh ini ialah mengajarkan praktik Bodhisatwa.

Hendaknya kita semua tekun dan bersemangat untuk membangun tekad dan melangkah maju. Segala hal yang kita lakukan adalah tanggung jawab diri kita sendiri. Saya juga terus menjalankan tanggung jawab saya terhadap kalian. Berkat jalinan jodoh, saya dapat datang ke Changhua. Ketika mendengar ketekunan kalian, saya merasa sangat senang.

Saya melihat sangat banyak Bodhisatwa yang berani, tekun, dan bersemangat. Melihat bagaimana semuanya saling merawat dan saling mengasihi, saya merasa sangat terhibur. Sesungguhnya, saya sangat khawatir terhadap setiap murid saya. Namun, bagaimanapun saya mengungkapkannya, semua tidak ada gunanya. Semua ini bergantung pada jalinan jodoh.

Hendaknya semua memahami hukum karma. Dalam hukum karma, ada yang disebut dengan "sebab". Kita semua harus tahu bahwa "sebab" adalah sebutir benih. Ketika benih bertemu dengan kondisi yang tepat, seperti tanah, air, dan sinar matahari, ia akan bertunas. Inilah prinsip kebenaran yang ada. Jadi, hendaknya kita berusaha menjaga benih ini. Di manakah letak benih ini? Di dalam kesadaran kita.
 

Saat ini, Anda dan saya selalu menggunakan kesadaran ke-6 dan ke-7 kita. Saat ini, dengan kesadaran keenam, saya dapat mendengar apa yang kalian katakan. Saya tahu di ruangan ini ada berapa orang, bagaimana semuanya sangat rapi, dan siapa yang sedang berbicara. Saya melihat dan mendengar semuanya. Dalam kesadaran pikiran saya, saya merasa tersentuh dan kagum.

Ketika saya mendengar ada sebuah keluarga yang mengalami kesulitan, saya merasa tidak sampai hati. Saya akan berkata pada diri sendiri, "Saya tak berdaya." Kalaupun ada yang meminta saya untuk melenyapkan bencana, ini bukan sesuatu yang bisa saya lakukan. Saya hanya bisa berdoa bagi mereka. Orang lain pun hanya dapat mendoakan yang terbaik. Hendaknya kita mendoakan satu sama lain.

Dalam kehidupan ini, kita pasti melalui banyak proses, misalnya sakit atau tantangan lainnya. Saat sakit, kita akan menjalani perawatan untuk menjadi sehat kembali. Hal terpenting dalam hidup ialah jiwa kebijaksanaan. Seiring berjalannya waktu, hidup kita akan berubah. Kita pasti akan menjadi tua. Makin hari, seseorang akan makin tua. Menjadi tua adalah hal yang baik. Namun, kita harus menggenggam waktu dengan baik. Meski kondisi tubuh kita makin hari makin menurun, kebijaksanaan kita harus makin berkembang.

Hendaknya kita terus mendengarkan Dharma. Ketika menghadapi kesulitan, saya akan terus menyemangati diri sendiri. Ketika sakit, kita akan menerima perawatan medis; jika hati dan pikiran kita penuh noda batin, kita perlu menyembuhkannya dengan Dharma. Oleh karena itu, setelah bergabung di Tzu Chi, kita harus menerima Dharma.


Saat ini, kalian yang berada di hadapan saya telah berusia paruh baya. Hendaknya kalian menabur benih kebajikan di Jalan Bodhisatwa. Selama masih memiliki kekuatan, hendaknya kalian sepenuh hati untuk merawat lansia, mewariskan Dharma, dan membimbing generasi selanjutnya. Generasi kalian saat ini hendaknya memelihara interaksi yang baik satu sama lain. Semua orang harus saling berbagi ajaran yang baik. Intinya, hendaknya kalian menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Ini adalah hal yang sangat sederhana.

Di masa lalu, seseorang harus berjalan ribuan mil untuk mencari guru atau untuk mempelajari keterampilan. Saat ini, hanya dengan satu ketukan jari kalian pada ponsel, saya dapat menyapa kalian kapan saja. Ketika kalian ingin mendengarkan ceramah saya, hanya dengan ketukan jari, saya akan hadir di hadapan kalian. Dharma bukan hanya apa yang saya katakan, melainkan juga apa yang kalian semua katakan. Begitulah cara mewariskan Dharma. Ini disebut dengan menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk. Semua orang bisa melakukan ini.

Terima kasih kepada semua relawan di Changhua yang telah membuat saya merasa senang. Kalian sangat hangat, bajik, dan indah. Lingkungan di sini juga sangat indah. Setiap sudutnya sangatlah bersih. Kalian sungguh-sungguh bekerja dengan kesatuan hati dan keharmonisan. Saya merasa sangat tersentuh.

Banyak hal yang patut disyukuri dan banyak hal yang patut dipuji. Jalan yang kita ambil adalah jalan yang benar. Hendaknya kita terus tekun dan bersemangat. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan. 

Ketulusan akan menghasilkan kasih sayang yang abadi
Berani, tekun, bersemangat, dan saling mendukung
Menyerap Dharma ke dalam kesadaran dan menciptakan benih yang tak terhingga
Berpegang teguh pada ikrar untuk terus melangkah maju

Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 09 Maret 2024
Sumber: Lentera Kehidupan – DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet
Ditayangkan Tanggal 11 Maret 2024
Kebahagiaan berasal dari kegembiraan yang dirasakan oleh hati, bukan dari kenikmatan yang dirasakan oleh jasmani.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -