Ceramah Master Cheng Yen: Tekun dan Bersemangat Melatih Diri
Saya sangat berterima kasih atas sumbangsih kalian setiap hari yang penuh kesungguhan hati dan cinta kasih. Di dunia ini, ada banyak orang yang penuh cinta kasih. Selain harus bersumbangsih dengan penuh cinta kasih, yang terpenting adalah kita harus tekun dan bersemangat mendalami ajaran Buddha serta senantiasa bekerja sama dengan harmonis. Dengan adanya kerja sama yang harmonis, baru kita dapat menyebarkan kekuatan cinta kasih ke setiap tempat di dunia dan membawa harapan bagi masyarakat. Inilah tujuan dari pembabaran ajaran Buddha. Semua bentuk pembabaran Dharma adalah demi mencapai satu tujuan penting ini.
Kita harus membangkitkan cinta kasih setiap orang serta menginspirasi mereka untuk bersatu hati dan bekerja sama dengan harmonis. Jika hati manusia tidak bersatu, bagaimana sebuah organisasi dapat memiliki kekuatan? Keindahan sebuah organisasi terletak pada kesatuan hati dan keharmonisan. Dengan bersatu hati, harmonis, saling mengasihi, dan gotong royong, baru kita dapat menjangkau orang yang membutuhkan dengan semangat dan kekuatan Bodhisatwa. Dalam ceramah tadi pagi, saya berkata bahwa dalam mempraktikkan semangat Mahayana, kita jangan bersikap membeda-bedakan. Kita harus sangat memandang penting prinsip kebenaran. Kita harus tekun dan saling menyemangati untuk mendalami ajaran Buddha. Di Changchun sudah mulai turun salju.
“Kami siswa Jing Si mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Master dan para bhiksuni di Griya Jing Si. Kami akan menghirup keharuman Dharma setiap hari,” ucap relawan.
Kita dapat melihat banyaknya jejak kaki di depan kantor Tzu Chi Changchun, Tiongkok. Matahari belum terbit, ke manakah para relawan pergi? Meski turun salju lebat, mereka tetap berangkat dari rumah sebelum matahari terbit untuk menuju kantor Tzu Chi. Mereka tekun mendengar Dharma setiap hari. Selain itu, jumlah orang yang mengikuti ceramah pagi terus bertambah. Dari laporan mereka, saya melihat jumlah partisipan terus bertambah setiap hari. Kini, setiap hari ada lebih dari 30 relawan yang mendengar ceramah pagi di tengah cuaca yang sedemikian dingin. Lebih dari 30 orang berkumpul di satu tempat untuk mendengar Dharma.
Bodhisatwa sekalian, mereka telah mencapainya. Kita yang berada di Taiwan juga harus meningkatkan semangat dan ketekunan untuk mempelajari ajaran Buddha. Jika tidak, bagaimana kita dapat meneladani Buddha dan mencapai kebuddhaan? Buddha sudah mengajarkan kepada kita bagaimana cara mencapai kebuddhaan. Beliau tidak mengajarkan, “Jika kalian percaya pada-Ku, maka kalian pasti akan mencapai kebuddhaan.” Tidak. Buddha mengajarkan kepada kita untuk meyakini ajaran-Nya serta mempraktikkannya secara nyata untuk melenyapkan noda batin. Kita harus berusaha keras untuk menjalin jodoh baik dengan semua orang serta terjun ke tengah masyarakat untuk membimbing semua makhluk. Setelah menyempurnakan jalinan jodoh baik dengan semua makhluk, maka jalinan jodoh untuk mencapai kebuddhaan juga akan sempurna.
Singkat kata, jika tidak tekun dan bersemangat, bagaimana kita dapat mendalami kebenaran? Beberapa hari ini, saya terus mengulas tentang Devadatta. Saya berusaha untuk membuat kalian paham bahwa sesungguhnya Devadatta memahami kebenaran, tetapi dia memilih menyimpang dari jalan kebenaran. Meski tahu bahwa prinsip kebenaran sangat baik, tetapi dia enggan tekun dan bersemangat. Selain tidak tekun dan bersemangat, dia juga berjalan menyimpang dari kebenaran sehingga akhirnya jatuh ke alam neraka. Meski demikian, Buddha tetap meramalkan bahwa Devadatta dapat mencapai kebuddhaan karena dia mendengar Dharma. Meski mendengar Dharma, tetapi dia selalu meyimpang dari jalan kebenaran. Meski demikian, Devadatta tetap memiliki hakikat kebuddhaan.
Pada dasarnya, semua makhluk memiliki hakikat kebuddhaan. Namun, ada orang malah berpikir, “Jika demikian, bukankah berarti saya dapat berbuat sesuka hati?” “Saya tidak perlu takut menanam benih karma buruk.” “Kelak baru saya berbuat kebaikan dan melatih diri.” “Saya cukup melatih diri di kehidupan mendatang.” Namun, ke mana Anda akan terlahir di kehidupan mendatang? Kita tidak tahu ke manakah kita akan terlahir pada kehidupan mendatang. Apakah Anda yakin pada kehidupan mendatang, Anda masih berkesempatan untuk melatih diri? Terlebih lagi, Buddha mengatakan bahwa Lima Kekeruhan di dunia akan semakin lama semakin parah sehingga orang-orang yang hidup dalam ketersesatan akan semakin dipenuhi noda dan kegelapan batin.
Jika demikian, bagaimana mereka dapat membangkitkan hakikat kebuddhaan di dalam diri? Karena itu, kita harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk melatih diri. Kita harus tekun dan bersemangat melatih diri serta giat melenyapkan noda batin dan sikap bermalas-malasan. Kita harus meningkatkan ketekunan dan semangat untuk melatih diri. Jika tidak, kita akan bermalas-malasan. Saat cuaca di luar sangat dingin, kita mungkin berpikir, “Biarkan saya tidur sebentar lagi.” “Di dalam selimut sangat hangat.” “Biarkan saya tidur 5 menit lagi.” Lima menit ini entah berlanjut sampai kapan. Saat mendengar suara ketukan kayu, kita hendaknya segera bangun. Dengan begitu, kita dapat merasa tenang dan damai karena telah mengikuti kebaktian pagi dan mendengar Dharma.
Kita tidak perlu merasa bersalah. Kita dapat merasakan ketenangan fisik dan batin. Bukankah begini sangat baik? Inilah kondisi batin yang dimiliki para praktisi. Mereka merasakan ketenangan dan kedamaian setiap hari. Begitu pula dengan para umat perumah tangga. Kalian harus mengatur waktu dengan baik. Tidurlah lebih awal dan bangunlah lebih pagi agar dapat mendengar Dharma. Jika turun hujan lebat atau terjadi angin rebut sehingga sulit untuk keluar rumah, kalian tetap harus bangun pagi untuk menata fisik dan batin sendiri. Setelah itu, kalian dapat menyalakan Da Ai TV untuk mendengar Dharma. Namun, lebih baik jika kalian mengikuti ceramah harian saya setiap hari.
Saat
melakukan perjalanan, saya melihat beberapa relawan yang membuat catatan dengan
rapi. Ini menunjukkan ketekunan dan semangat mereka. Baiklah. Singkat kata, waktu
berlalu dengan cepat. Saya berharap semua orang dapat bekerja sama dengan
kesatuan hati dan harmonis serta saling menyemangati untuk tekun mendalami
Dharma. Kita harus memanfaatkan waktu untuk melatih diri. Jika kita bermalas-malasan,
maka waktu kita akan berlalu sia-sia dan kehidupan kita akan tidak bermakna. Jadi,
saya berharap kalian dapat lebih bersungguh hati.
Bekerja sama dengan harmonis untuk menebarkan cinta kasih
Tulus mengikuti ceramah pagi meski turun salju lebat
Memanfaatkan jalinan jodoh untuk giat melatih diri
Mempraktikkan ajaran Buddha untuk membimbing semua makhluk
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 24 Desember 2016
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 26 Desember 2016