Ceramah Master Cheng Yen: Tekun dan Bersemangat Mengembangkan Berkah dan Kebijaksanaan
Di dunia internasional, kita melihat ketidakselarasan iklim menyebabkan banyak penderitaan bagi manusia. Api terus menjalar dari hutan sampai permukiman warga. Kita mendengar para korban mengatakan bahwa mereka tidak memiliki apa-apa lagi. Saat mereka mengatakan hal itu, kita dapat melihat ekspresi kesedihan mereka.
Mereka menangis tanpa air mata. Mereka sudah kehabisan air mata. Ekspresi mereka itu sungguh membuat kita yang melihat merasa sedih. Begitulah bencana kebakaran yang tak berperasaan. Bagaimana dengan bencana badai? Sama saja. Orang-orang yang hendak menolong pun kesulitan.
Dunia ini begitu luas, bencana yang terjadi pun sangat banyak. Kita juga melihat bencana tanah longsor. Desa itu mulanya begitu penuh aktivitas dan sangat indah. Orang-orang melihat bagaimana tanah longsor terjadi. Desa yang indah dalam sekejap menjadi porak-poranda bagaikan tahu yang ditekan oleh benda keras dan berat. Ia menjadi seperti tahu yang hancur.
Manusia kerap mengaku telah siap menghadapi apa pun, tetapi besarnya kekuatan alam tidak bisa dilawan oleh manusia. Kekuatan manusia sulit melawan kekuatan bencana alam. Yang dapat dilakukan hanyalah bersikap mawas diri dan tulus. Kekuatan karma semua makhluk mengarah pada kesalahan. Saat sebagian besar orang mengarah pada penyimpangan meski sedikit, alam akan marah.
Perbuatan manusia dalam jangka panjang mengakumulasi kekuatan karma yang besar. Saat energi langit, energi bumi, dan energi buruk manusia bersatu, kekuatannya akan sangat besar. Jadi, sering dikatakan bahwa jika manusia di suatu tempat bisa harmonis, tempat itu akan penuh kedamaian dan kebaikan.
Keharmonisan ini menghimpun kekuatan bajik semua orang dan menciptakan energi kebaikan dan kedamaian. Energi kebaikan dan kedamaian ini membawa keindahan dan ketenteraman. Jika antarsesama manusia timbul pertikaian atau peperangan, timbullah bencana akibat ulah manusia.
Kini, kita dapat melihat ke seluruh dunia. Beberapa negara di dunia tengah diliputi ketegangan. Saat melihat berita internasional, kita pun merasa khawatir. Melihat begitu banyak penderitaan dan bencana di dunia, kita hendaknya lebih mawas diri dan tulus.
Setiap orang sungguh harus mawas diri dan tulus. Mawas diri berarti kita harus menyadari berkah setelah melihat penderitaan akibat bencana yang terjadi.
“Meski saya tidak bisa pergi ke daerah bencana untuk membantu, tetapi lewat donasi ini, saya berharap dapat membantu para korban melewati kesulitan,” kata Lim Lay Hoon Daai Mama.
“Semoga lewat donasi ini, kita dapat menyampaikan niat baik kita untuk membantu para korban banjir agar kondisi mereka dapat sedikit membaik,” kata Cyndy New Joe Feong murid kelas bimbingan belajar.
Kita melihat insan Tzu Chi selalu menghimpun kekuatan cinta kasih sedikit demi sedikit, dimulai dari 50 sen ketika Tzu Chi baru berdiri hingga saat ini. Kini, yang harus kita lakukan jauh lebih banyak dari dahulu. Dahulu, kita hanya berfokus pada misi amal. Kita berfokus untuk terus menjalankan misi amal dan terus menggalang relawan. Orang-orang yang kekurangan juga makin banyak kita lihat.
Selain hidup kekurangan, mereka juga jatuh sakit. Tiada yang lebih menderita daripada didera penyakit. Meski memiliki uang, orang yang sakit tetap menderita. Orang sakit yang tak memiliki uang lebih menderita lagi. Jadi, begitu jatuh sakit, manusia akan sangat menderita. Jadi, penyakit adalah penderitaan terbesar. Karena itu, tanpa mengukur kemampuan sendiri, kita bertekad untuk membangun rumah sakit.
Saat itu, kita tidak memiliki dana, lahan, ataupun orang. Namun, saya tidak memikirkan itu semua. Saya hanya memiliki sebuah niat, yakni membangun rumah sakit untuk menolong orang. Hanya itu saja. Insan Tzu Chi pun kembali bergerak untuk mendukung saya. Karena itu, saya sangat bersyukur.
Saya bagaikan memimpin orang untuk mendaki bukit dan hanya beristirahat sejenak di setiap pos peristirahatan. Setelah berhenti dan minum sebentar, kita kembali melanjutkan perjalanan. Setelah semua orang beristirahat sejenak, kekuatan sudah pulih dan kita kembali melanjutkan pendakian. Kita harus mendaki gunung yang lebih tinggi. Jadi, insan Tzu Chi tidak pernah takut akan kesulitan.
Mereka harus terus menyumbangkan kekuatan dan terus melatih kekuatan. Makin tinggi gunung yang didaki, saat menoleh ke bawah, pemandangan yang terlihat pun lebih luas. Kita memandang ke seluruh dunia. Berbagai kondisi di dunia ini membuat kita makin memahami kebijaksanaan.
Saat bersumbangsih, kita menciptakan berkah bagi dunia. Saat menciptakan berkah, ketika kita berinteraksi dengan orang-orang di dunia, kita juga membangkitkan kebijaksanaan kita. Kita mengenal berbagai penderitaan di dunia. Jadi, ke mana pun kita pergi, perasaan kita ikut pergi ke sana. Di mana pun kita menciptakan berkah, kebijaksanaan kita pun turut tumbuh di sana. Inilah yang disebut mengembangkan berkah dan kebijaksanaan sekaligus.
Kekuatan karma buruk menyebabkan bencana
Mawas diri dan tulus demi mengembangkan berkah
Menolong semua makhluk yang menderita dengan welas asih dan kebijaksanaan
Berjuang dengan berani untuk mewujudkan keharmonisan
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 25 Februari 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 27 Februari 2022