Ceramah Master Cheng Yen: Tekun dan Teguh Dalam Menapaki Jalan Bodhisatwa
“Jika curah hujan masih rendah pada musim hujan berikutnya, lebih dari 20 juta orang akan terkena dampak kekeringan,” kata Penanggung jawab Program Pangan Dunia.
Sungguh, ada begitu banyak penderitaan di dunia. Saya hanya bisa mengimbau semua orang untuk berdoa dengan tulus. Tidak hanya berdoa untuk mereka yang sedang dilanda bencana dan peperangan, kita juga perlu berdoa agar kondisi iklim segera membaik. Mari kita berdoa dengan sungguh-sungguh semoga kondisi iklim kembali selaras dan seimbang. Keempat unsur alam harus selaras. Jika tidak, dunia tidak akan damai. Inilah contoh fenomena dengan fase pembentukan, kelangsungan, kerusakan, dan kehancuran.
Saat ini, kita sedang melihat kerusakan dan kehancuran. Sekarang, di dunia ini, bagaimanakah kondisi kehidupan manusia? Di manakah sumber penderitaan? Kita dapat menelusuri penderitaan manusia pada kelahiran, usia tua, penyakit, kematian, kemiskinan. Kita dapat menyelidiki lebih jauh ke dalam kehidupan. Bagaimana manusia hidup? Mengapa manusia meninggal?
Ada banyak penderitaan dalam kehidupan, mari kita bicarakan satu per satu. Dengan demikian, mereka yang menderita tahu bahwa mereka bukanlah satu-satunya orang yang menderita, melainkan masih ada yang lebih menderita dari mereka.
Orang-orang lahir dalam kondisi berkecukupan juga bukan tanpa sebab. Ini disebabkan oleh jalinan jodoh baik. Dengan adanya jodoh baik, kita terlahir dalam kondisi yang lebih baik. Hukum sebab akibat adalah kebenaran yang sesungguhnya.
“Pembagian bantuan selama dua bulan terakhir telah membantu lebih dari empat ribu orang, terutama kali ini, para penerima bantuan adalah mereka yang tempat tinggalnya lebih terpencil. Mereka sangat membutuhkan penghiburan dan bantuan materi. Saya mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada Tzu Chi,” kata Arkadiusz Wisniewski Wali Kota Opole.
“Mereka tidak memiliki sumber pendapatan. Dari segi kesehatan, warga lansia memiliki lebih banyak masalah kesehatan. Ketika kita berpamitan, banyak warga lansia yang meneteskan air mata,” kata Chen Hui-ru relawan Tzu Chi.
Kita memiliki jalinan jodoh dengan waktu, orang, dan tempat. Relawan Tzu Chi datang ke daerah bencana dan mengulurkan tangan untuk membantu mereka dengan berbagai cara. Waktulah yang menjadi saksi atas semangat para Bodhisatwa dunia. Relawan telah bertindak sesuai cara yang diajarkan Buddha. Sesuai dengan waktu dan tempat. Masih banyak tempat yang harus kita tuju Kita harus terus melangkah maju, membawa cinta kasih dan semangat Bodhisatwa mengelilingi alam semesta untuk selamanya.
Kita harus bertekad dan berikrar pada diri sendiri. Ketika kita berikrar demi orang lain, sering kali timbul kemelekatan. Lambat laun, kita akan merasa lelah. Saat kondisi menjadi rumit, kita kehilangan minat dan berpikir untuk berhenti. Akhirnya, muncul kekhawatiran di hati kita. Lebih baik, kita berikrar pada diri sendiri. Kita menentukan arah untuk diri sendiri dan berikrar.
Kita berikrar untuk membimbing semua makhluk. Kita juga berikrar untuk melenyapkan noda batin. Jika tidak melenyapkan noda batin, ketika kita berurusan dengan hal-hal duniawi, kita akan merasa pekerjaan itu tidak ada habisnya. "Saya ingin melakukan kebajikan, tetapi mengapa justru terperangkap dalam kegelapan batin?" Kita terperangkap dalam jaring yang berlapis-lapis.
Sangat sulit melepaskan diri dari kegelapan batin. Kita harus memiliki keyakinan dan tekad untuk melenyapkan tiap lapisan noda dan kegelapan batin. Ini bagaikan angin kencang yang meniup lapisan debu tebal di tanah. Angin kegelapan batin terus membuat debu beterbangan. Untuk merobohkan tembok debu tersebut tidaklah mudah. Apakah itu tidak mungkin dirobohkan? Bukan. Ini bergantung pada apakah kita memiliki kesabaran dan ketekunan.
Kita tidak boleh menyia-nyiakan satu detik pun. Kita harus membangun ketekunan Lebih dari lima puluh tahun yang lalu, Tzu Chi dimulai dari tidak ada dan berjalan hingga hari ini. Hari ini, kita telah membentangkan jalan luas, memperluas cinta kasih dan memperpanjang cinta kasih secara mendalam. Singkatnya, kita perlu mengandalkan kekuatan cinta kasih di hati semua orang agar bisa bergerak maju. Kita harus aktif dalam menjalankan misi kita sehingga kita dapat menanam benih kebaikan ke dalam hati dan pikiran orang-orang serta mewariskannya dari generasi ke generasi agar semua orang tahu cara berbuat baik.
Dalam Sutra Teratai, kita diajarkan untuk terjun ke tengah masyarakat. Inilah cita-cita Buddha. Sekarang, ini bukan hanya sekadar cita-cita. Kita bisa menjalankan praktik nyata. Kita mengikuti jejak para Bodhisatwa dan menapaki Jalan Bodhisatwa. Selain itu, kita harus menyebarkan Dharma dan membimbing orang-orang di dunia. Jadi, empat misi Tzu Chi, yakni misi amal, kesehatan, pendidikan, dan budaya humanis bertujuan untuk meneruskan ajaran Buddha dan menumbuhkan jiwa kebijaksanaan manusia. Ini memerlukan kerja sama semua relawan untuk memanfaatkan setiap detik yang ada. Dengan demikian, dalam 86.400 detik sehari, kita bisa memasuki alam Dharma yang tak terhitung jumlahnya di alam semesta. Karena itu, dikatakan, "Meski alam semesta terbatas, ikrarku tidak terbatas."
Kita bisa berkomunikasi dengan bebas satu sama lain. Kita harus bersyukur atas kemajuan teknologi sekarang. Perpaduan teknologi dan semangat Sutra Teratai telah membuka jalan di dunia. Banyak hal yang patut disyukuri. Tidak ada kata-kata untuk mendeskripsikan Dharma sepenuhnya karena Dharma ini benar-benar sangat luas. Terima kasih kepada para relawan. Kita harus bersungguh-sungguh dan tidak menyia-nyiakan kehidupan. Di sinilah letak nilai kehidupan kita.
Menelusuri sumber penderitaan dan menyadari kebenaran
Tekun dan teguh dalam menapaki Jalan Bodhisatwa
Menghimpun kekuatan orang banyak untuk menanam benih kebaikan
Menghargai tiap detik untuk menyelami Sutra Teratai
Ceramah Master Cheng Yen tanggal 07 Agustus 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan tanggal 09 Agustus 2022