Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Melatih Diri dengan Ketulusan, Kebenaran, Keyakinan, dan Kesungguhan

“Kita harus bervegetaris, jangan membunuh makhluk hidup. Kita harus mengasihi Bumi,” kata Foo Sue Lynn, murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi di Malaysia.

“Kita harus bervegetaris karena kita tidak boleh membiarkan hewan-hewan di dunia mati dan berkurang karena kita,” kata Sim Yun Zing, murid Kelas Budi Pekerti Tzu Chi Malaysia.

Sebagai manusia, kita harus memiliki cinta kasih berkesadaran dan jangan memiliki delusi (pikiran atau pandangan yang tidak rasional –red). Jika memiliki delusi, maka kita akan berjalan menyimpang dan mungkin tidak dapat kembali ke jalan benar. Jika kita mencari keuntungan dengan membunuh hewan, kita akan menciptakan karma buruk. Karma buruk yang terakumulasi akan membawa dampak negatif dari generasi ke generasi.

Karma buruk yang terakumulasi akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Jika semua orang dapat mengingat hal ini setiap saat, bukankah masalah perubahan iklim, polusi udara, dan kerusakan lingkungan dapat diredam? Sesama manusia harus saling menghormati dan mengasihi. Bersyukur, menghormati, dan mengasihi kehidupan, bukankah itu paling dibutuhkan manusia sekarang?

 

“Kami bertatap muka dengan para mahasiswa untuk menjelaskan manfaat bervegetaris bagi lingkungan. Hanya bervegetaris seminggu sekali atau dua kali, bahkan sebulan sekali juga baik,” kata Wang Kai-fen, anggota Tzu Ching.

”Ini merupakan kegiatan yang sangat bagus karena dapat membuat semua orang tahu bahwa daging bukan satu-satunya pilihan makanan. Kita memiliki banyak pilihan makanan,” kata Jannery Tam, salah satu mahasiswi.

“Mereka sangat menyukai makanan vegetaris, juga sangat menyetujui konsep ini. Banyak orang yang berkata bahwa mereka akan mempertimbangkan untuk bervegetaris di masa depan. Ada orang yang berkata pada saya bahwa dia akan bervegetaris mulai hari ini,” kata Aurora Isaac, salah seorang relawan.

Kini, banyak orang yang telah terinspirasi. Semoga kelak lebih banyak orang yang terinspirasi. Kita bisa melihat bahwa banyak orang yang telah terinspirasi untuk bervegetaris. Alangkah baiknya jika semakin banyak orang yang terinspirasi untuk bervegetaris dan membangkitkan cinta kasih berkesadaran untuk melenyapkan delusi. Jadi, kita harus terus menginspirasi dan membimbing orang. Jika kita tidak aktif dan tidak bersungguh hati dalam hal ini, maka pikiran keliru akan timbul dan waktu akan berlalu begitu saja. Jika kita membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa melakukan apa yang harus kita lakukan, itu berarti membuang-buang waktu.


Waktu sungguh berlalu dengan cepat dan iklim terus berubah dengan sangat cepat tanpa kita sadari. Pada zaman ini, ada orang yang sangat baik hati dan ada yang sebaliknya. Untuk membawa lebih banyak kebaikan bagi dunia, kita harus meningkatkan jumlah dan kualitas orang yang baik hati. Kita harus mengerahkan lebih banyak upaya untuk itu.

“Saya sangat berterima kasih kepada Kakak Huang Jin-xing dan Kakak Zheng Li-qing yang telah menyediakan tempat pelatihan ini sehingga kami dapat melatih diri bersama. Tempat ini juga sangat nyaman. Kami mendengar ceramah pagi Master di sini. Di sini juga tersedia meja dan kursi sehingga kami bisa duduk dengan baik untuk membuat catatan. Saya sangat berterima kasih kepada Kakak Huang yang setiap hari datang lebih awal  untuk menyiapkan semuanya,” kata Liao Mei-zhen, relawan Tzu Chi.

“Saya berharap para relawan Tzu Chi di komunitas kami ini dapat memiliki tempat berkumpul yang lebih praktis. Dengan adanya tempat ini, kami dapat mengajak para relawan Tzu Chi atau warga di komunitas untuk melatih diri bersama,” Huang Jin-xing, relawan Tzu Chi.

 

Kita harus mengemban tanggung jawab untuk memikul bakul beras bagi dunia. Kita harus memberi barang bantuan bagi orang yang membutuhkan. Bagi orang yang tidak memiliki Dharma di dalam hati, kita harus berbagi Dharma kepada mereka. Untuk berbagi Dharma kepada orang lain, kita sendiri harus mendengar Dharma terlebih dahulu. Hanya ketika kita memahami Dharma dengan jelas, barulah kita dapat membantu orang lain. Semua ini saling berkaitan. Bagaimana kita membimbing orang dengan Dharma agar mereka dapat menyerap prinsip kebenaran, itu sangatlah penting. Semuanya bergantung pada sebersit niat kita. Jadi, kita harus memiliki ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan. Dengan ketulusan, kita berikrar untuk membimbing semua makhluk. Insan Tzu Chi berikrar dengan tulus untuk membimbing semua makhluk. Kita harus memiliki pikiran yang benar. Dengan kebenaran, kita berikrar untuk memutus noda batin. Untuk memutus noda batin, kita perlu menyingkirkan pandangan yang tidak benar dan kembali pada pandangan benar. Seperti inilah kita menjalani kehidupan.

“Dahulu, saya terus memikirkan untuk mencari lebih banyak uang. Namun, akhirnya tak sesuai keinginan saya. Pada saat terjadinya gempa 21 September 1999, saya kehilangan semuanya,” kata Zhang Ming-an, relawan Tzu Chi.

“Sebelum bergabung dengan Tzu Chi, ayah saya tidak akan mendengarkan pendapat kami. Dalam melakukan sesuatu, dia hanya akan mengikuti kehendaknya saja,” kata Zhang Jing-yuan, putra Zhang Ming-an.

“Kami melihat bagaimana Tzu Chi membantu orang lain. Ayah kami sering memberi tahu kami bahwa lebih baik menjadi pemberi daripada menjadi penerima,” kata Chen Wen-ting, menantu Zhang Ming-an.

“Satu kotak nasi kotak saya jual dengan harga 40 dolar NT karena ingin mendorong lebih banyak orang makan makanan vegetaris. Bervegetaris baik bagi kesehatan, juga dapat melindungi kehidupan dan mengasihi Bumi,” kata Zhang Ming-an.

 

Hidup berdampingan dengan alam, inilah pandangan benar. Kita jangan melukai kehidupan makhluk lainnya. Kita harus hidup harmonis, saling menghormati, dan tidak bertikai. Dengan demikian, semua orang dapat hidup dengan damai. Kita juga harus memiliki keyakinan. Dengan keyakinan, kita berikrar untuk mempelajari semua pintu Dharma. Kita harus mempelajari Dharma. Mempelajari pintu Dharma sangat penting. Kita harus menyelami Sutra agar bisa memahami pandangan dan hati Buddha. Kita harus tahu bahwa semua orang memiliki hakikat Kebuddhaan.

Kita jangan melanggar sifat hakiki kita. Jika tidak, kita akan terjerumus dalam delusi. Jadi, kita harus memiliki ketulusan, kebenaran, dan keyakinan. Kita juga harus melatih diri dengan mantap. Dengan kesungguhan, kita berikrar untuk mencapai Kebuddhaan. Tujuan semua orang mempelajari ajaran Buddha ialah untuk mencapai Kebuddhaan. Untuk mencapai Kebuddhaan, kita harus melatih diri dalam waktu yang sangat panjang. Buddha dengan tulus memberi tahu kita bagaimana Beliau melatih diri di Jalan Bodhisatwa dari kehidupan ke kehidupan. Kita tidak dapat mencapai Kebuddhaan dalam satu kehidupan, tetapi setelah banyak kehidupan. Berhubung kita adalah makhluk awam, kita harus terus melindungi kehidupan diri sendiri.

Kita juga harus melindungi kehidupan, kesehatan, dan ketenteraman masyarakat serta membangkitkan cinta kasih mereka. Inilah yang harus kita pelajari dalam menapaki Jalan Bodhisatwa. Saat tiba di ujung Jalan Bodhisatwa, berarti kita telah mencapai Kebuddhaan. Kita harus tahu bahwa itu akan memakan waktu yang sangat lama. Kita berjalan di Jalan Bodhisatwa tidak hanya dalam kehidupan ini saja, tetapi dari kehidupan ke kehidupan. Saya berharap Bodhisatwa sekalian tetap teguh di jalan ini selamanya.

 

Baik atau buruk bergantung pada sebersit niat

Mendengar Dharma agar terbebas dari delusi

Tekun melatih diri dengan ketulusan, kebenaran, keyakinan, dan kesungguhan

Menapaki Jalan Bodhisattva dari kehidupan ke kehidupan

 

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 28 Februari 2019

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Li Lie, Marlina

Ditayangkan tanggal 2 Maret 2019

Editor: Hadi Pranoto

Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -