Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Menabur Benih Kebajikan

Sungguh, setiap orang harus membangkitkan cinta kasih berkesadaran. Kita berharap diri sendiri dapat menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan dengan baik. Setelah pensiun, kita harus memanfaatkan kehidupan untuk bersumbangsih. Jika berhenti bersumbangsih, kita akan menjadi tidak berguna. Kehidupan yang tidak berguna sungguh menyedihkan.

Kini saya juga berusaha memanfaatkan kehidupan untuk bersumbangsih. Kalian hendaknya bisa merasakan bahwa saya harus mengerahkan tenaga saya untuk memberikan ceramah. Kita sungguh harus menggenggam waktu dan memanfaatkan kehidupan. Jika saya tidak menggenggam waktu, waktu akan berlalu sia-sia. Saya menggenggam setiap detik untuk memberikan ceramah agar orang-orang dapat memiliki pemahaman yang mendalam.

Saya berharap kalian dapat memahami apa yang saya katakan. Saya bertekad dan berikrar untuk mewujudkan setiap ucapan saya. Sejak saya masih muda, ikrar apa pun yang saya bangun, saya selalu mewujudkannya meski menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan. Masa-masa sulit dengan relawan dan sumber daya yang terbatas pun telah saya lalui.

 

Kini saya semakin merasa bahwa saya harus menggenggam sisa waktu saya, bagai lilin yang membagikan cahaya hingga detik terakhir. Semoga kalian dapat menghargai ajaran Jing Si dan semangat Tzu Chi. Terlebih, janganlah kita menyia-nyiakan kehidupan kita. Kita harus kembali pada tekad awal kita. Kini saya juga berusaha mengenang bagaimana saya menjalankan Tzu Chi saat saya berusia 30-an tahun. Bagaimanapun kondisi kesehatan saya, saya tetap harus memanfaatkan tubuh ini karena waktu yang sudah berlalu tidak akan kembali.

Jadi, setiap orang hendaknya memanfaatkan kehidupan dengan baik. Insan Tzu Chi yang tersebar di seluruh dunia hendaknya membawa manfaat bagi wilayah masing-masing. Cara terbaik ialah dengan menyucikan hati manusia dan membangkitkan cinta kasih orang-orang. Bagi insan Tzu Chi, donasi kecil pun sangat berarti. Tzu Chi selalu menghimpun tetes demi tetes donasi.

Selama lebih dari 50 tahun ini, saya sangat menghargai tetes-tetes donasi. Karena itu, saya selalu mengingat bagaimana kita menghimpun donasi-donasi kecil pada masa-masa awal. Janganlah kita melupakan tekad awal dan asal mula berdirinya Tzu Chi. Saya berharap insan Tzu Chi dapat lebih memedulikan dunia ini. Sumbangsih kecil pun sangat bermakna. Saya memedulikan setiap tempat di seluruh dunia.

Saya juga berharap kalian dapat memedulikan setiap orang dan setiap tempat di seluruh dunia. Jadi, semoga kalian lebih bersungguh hati. Kelak dunia ini akan penuh bencana. Kita harus membina ketulusan. Berhubung kalian menetap di suatu negara dan memiliki anak cucu di sana, kalian harus memperhatikan wilayah itu agar masyarakat setempat harmonis dan anak cucu kalian bisa belajar dan meniti karier di sana serta hidup aman dan tenteram dari generasi ke generasi.

 

Sebagai generasi pertama, jika kita tidak menggenggam jalinan jodoh untuk menabur benih kebajikan, maka itu sungguh disayangkan. Semoga kalian dapat memahami apa yang saya ulas. Ini bukan hal yang mustahil. Kalian semua tahu bahwa mazhab Tzu Chi sudah diresmikan dan ajaran Jing Si sudah diwariskan. Saat Tzu Chi memperingati ultah ke-40, saya berkata bahwa kita harus meresmikan mazhab Tzu Chi dan mewariskan ajaran Jing Si. Saat Tzu Chi memperingati ultah ke-50, kita meresmikan mazhab Tzu Chi dan mewariskan ajaran Jing Si.

Hari ini, saya ingin kembali mengingatkan kalian bahwa ajaran Jing Si ialah giat mempraktikkan Jalan Kebenaran. Kita harus tekun mempraktikkan ajaran Jing Si. Inilah semangat dan filosofi Tzu Chi. Kalian semua merupakan murid Jing Si generasi pertama. Kita harus bertekad untuk tekun mempraktikkan Jalan Kebenaran sesuai ajaran Jing Si.

Mazhab Tzu Chi ialah Jalan Bodhisattva di dunia. Kita harus membuka dan membentangkan Jalan Bodhisattva. Kalian telah membawa benih kebajikan ke seluruh dunia dan menaburnya. Menabur benih kebajikan diulas dalam Sutra Bunga Teratai. Jika kalian mengikuti ceramah saya, pasti pernah mendengar saya berkata bahwa inilah semangat Sutra Bunga Teratai. Kalian hendaknya menabur benih kebajikan tanpa membeda-bedakan negara. Saya berharap kalian dapat menyerap ajaran saya ke dalam hati.

 

Dahulu, saya pernah berkata bahwa dunia ini penuh dengan Lima Kekeruhan. Akibat kekeruhan kalpa, pikiran manusia menjadi bergejolak. Kalpa adalah waktu yang panjang. Kini, kita berada pada masa kekeruhan kalpa yang penuh pergolakan. Di manakah pergolakan terjadi?

Dunia ini penuh dengan pergolakan. Di seluruh dunia, kita bisa melihat para pengungsi yang tidak bersalah dan banyak keindahan alam yang mengalami kerusakan. Inilah kekeruhan kalpa. Kekeruhan kalpa membuat pikiran manusia bergejolak. Jika pikiran manusia tidak bergejolak, maka pada zaman sekarang tidak akan timbul begitu banyak kerusakan. Pikiran manusialah

yang menimbulkan semua kerusakan itu. Karena itulah, saya terus mengulas tentang menyucikan hati manusia. Agar dapat terus bertahan hidup, manusia membutuhkan lingkungan yang baik. Berada di negara mana pun, kita hendaknya bersungguh-sungguh melindungi lingkungan. Agar tidak menimbulkan kerusakan, masyarakat harus harmonis. Agar masyarakat harmonis, kita harus menyucikan hati manusia. Kita harus menginspirasi orang-orang di sekitar kita.

Saudara sekalian, kita harus menggenggam saat ini untuk melakukannya. Setiap orang adalah sebutir benih. Singkat kata, di mana pun kalian berada, kalian harus menabur benih kebajikan di dalam hati setiap orang.

Bersumbangsih tanpa takut kesulitan dan tidak menyia-nyiakan waktu
Menyucikan hati manusia dan mempertahankan tekad awal
Memiliki pemahaman mendalam dan menghimpun cinta kasih
Tekun menabur benih kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 September 2019
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, 
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina
Ditayangkan tanggal 28 September 2019
Beramal bukanlah hak khusus orang kaya, melainkan wujud kasih sayang semua orang yang penuh ketulusan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -