Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Menabur Benih Kebajikan


“Sulit untuk kembali ke sana dengan tenang. Apa yang kami alami saat itu, saya akan ingat selamanya. Kini, saya bahkan masih bisa mendengar suara orang-orang meminta tolong. Sungguh menakutkan sekali,”
kata penyintas.

“Pascasiklon tropis kali ini, kita bisa melihat bahwa kasus kolera mulai meningkat. Meski jumlahnya tidak banyak, tetapi dibandingkan dengan dua minggu sebelumnya, kasusnya jelas-jelas meningkat. Saya merasa bahwa ini dipicu oleh siklon tropis tersebut,” kata Perawat.

Kita telah melihat dan mendengar di Malawi, warga yang menderita karena kekurangan menjadi makin menderita karena bencana yang kerap terjadi. Bagaimana kita memulai penyaluran bantuan? Kita harus menentukan arah. Asalkan memiliki tekad, apa pun yang ingin kita lakukan, kita pasti bisa melakukannya suatu hari nanti dan memperoleh hasil atau mencapai tujuan kita.

Kita pasti bisa melakukannya asalkan memiliki tekad. Dengan adanya tekad, kita bisa menolong orang-orang dan memperbaiki kehidupan mereka. Dahulu, saya selalu berkata bahwa ini harus pelan-pelan. Namun, belakangan ini, saya merasa bahwa kita harus melangkah dengan cepat.

Bagaikan petani yang ingin menggarap sawah, saat musimnya tiba, petani harus segera melakukan persiapan untuk membajak sawah, menabur benih, merawat tanaman, memberikan pupuk, dan lain-lain. Kita harus menggenggam jalinan jodoh, seperti para petani yang menggenggam waktu untuk bercocok tanam.

“Dalam kesempatan yang luar biasa hari ini, kita yang berada di Malawi dan Griya Jing Si dapat melihat dan mendengar satu sama lain. Saya juga mengajak semuanya berkeliling,” kata Yuan Ya-qi Relawan Tzu Chi.

“Sebelum dikonsumsi, sayuran ini akan dicuci dengan banyak air. Kami selalu menampung air bekas mencuci sayuran untuk menyiram tanaman di kebun. Di sebagian negara, para relawan tidak berkesempatan untuk kembali ke Griya Jing Si. Lewat telekonferensi kali ini, mereka dapat lebih memahami bagaimana kami menjalani hidup secara mandiri di sini,” kata Guru De Yuan Bhiksuni Griya Jing Si.

“Saya berharap dapat menggunakan pengalaman hari ini dalam bidang pertanian di Malawi,” kata Hallen Khembo relawan Malawi.

“Orang-orang di Malawi sungguh perlu belajar mengasihi dan berbagi serta terus menyebarkan semangat Tzu Chi,” kata Mike Kachimanea Relawan Malawi.


Setelah membangun tekad dan ikrar, kita harus segera melakukan tindakan nyata, seperti petani yang dengan cepat menabur benih pada musimnya. Jangan menunda hingga tahun depan. Saya merasa bahwa sebelumnya, saya sedikit menunda waktu. Kini, kita harus bergerak dengan cepat. Saya tidak bisa melakukannya seorang diri. Ini membutuhkan kerja sama semua orang.

“Master, ini adalah tepung jagung dari jagung hasil panen para relawan di Malawi,” kata salah seorang relawan Tzu Chi.

“Mengapa kami menanam jagung? Karena jagung adalah makanan utama warga Afrika. Ini adalah kacang merah hasil panen kami. Kacang-kacangan mengandung banyak protein. Kami dapat membagikannya di Malawi dan negara lainnya di wilayah selatan Afrika,” kata Mike Kachimanea Relawan Malawi.

Kita bisa melihat para Bodhisatwa yang begitu bersungguh hati. Kini, mereka dapat hidup mandiri. Selain itu, hasil panen mereka juga dapat digunakan untuk menolong warga setempat yang membutuhkan. Masih ada banyak orang yang menanti dukungan dan bimbingan kita. Jadi, kita harus bersungguh hati.

“Di Chigojo, Kakak Mike menghimpun material sendiri untuk membangun pos kesehatan bagi komunitas. Pembangunan dimulai pada Januari tahun ini. Saat ini, struktur utama bangunan sudah terbentuk. Di bawah kerja keras para relawan dan kepala komunitas, pemerintah akhirnya berjanji bahwa setelah pembangunan pos kesehatan rampung, mereka akan mengutus dokter dan perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan di sana agar warga setempat dapat memperoleh pengobatan dan obat-obatan secara gratis,” kata relawan Tzu Chi.


Setelah pembangunannya rampung, pos kesehatan ini dapat melindungi kesehatan dan kehidupan warga setempat dengan cinta kasih. Dengan demikian, fisik dan batin mereka akan sehat. Jika ada jalinan jodoh, kita hendaknya juga membangun sekolah bagi anak-anak setempat. Jadi, asalkan kita bersumbangsih dengan kesungguhan hati, cinta kasih, dan ketulusan, saya yakin kita dapat menciptakan berkah bagi warga setempat dan semangat ini dapat diwariskan dari generasi ke generasi. Asalkan ada orang yang bergerak, maka akan ada orang yang terinspirasi dan orang yang penuh cinta kasih akan terus bergabung. Saat ini, kita harus membangkitkan cinta kasih orang-orang.

Bodhisatwa sekalian, kini kita harus membangkitkan cinta kasih orang-orang, bagai petani yang membungkukkan badan untuk menabur benih. Dengan demikian, akan selalu ada orang yang bergabung setiap tahun. Saya yakin, ini akan membawa manfaat besar dan memperbaiki kehidupan warga setempat. Inilah nilai kehidupan kita.

Dapat menginspirasi orang-orang untuk meneruskan semangat dan filosofi Tzu Chi, inilah nilai kehidupan kita sebagai generasi pertama. Jadi, Bodhisatwa sekalian, kita harus menggenggam jalinan jodoh. Penderitaan yang terlihat di sana sungguh membuat saya merasa tidak tega. Namun, kita bisa melihat para relawan lokal yang sangat tekun dan bersemangat, bagai petani yang membungkukkan badan untuk menabur benih. Saya yakin bahwa beberapa bulan kemudian, mereka akan memperoleh hasil panen yang berlimpah. Kita juga harus tekun dan bersemangat. Saya sangat bersyukur.


Bodhisatwa sekalian, mari kita lebih tekun dan bersemangat, menggenggam jalinan jodoh yang ada, dan terus mengembangkan nilai kehidupan. Melihat ketekunan dan semangat kalian, saya yakin bahwa semangat Tzu Chi bisa diwariskan selamanya. Kalian harus bersungguh-sungguh menabur benih seperti seorang petani. Kalian juga harus membawa manfaat bagi dunia, bagai petani yang memperoleh hasil panen setiap musim. Inilah harapan terbesar saya.

Mendengar kalian menyanyikan lagu "Janji Bakti", saya bisa merasakan keteguhan kalian. Kalian hendaknya bukan hanya menyanyikannya, tetapi juga memahami makna di dalamnya serta menghimpun kekuatan untuk bersumbangsih bersama bagi Afrika.

Kita harus menggenggam kehidupan kita untuk menabur benih kebajikan agar misi Tzu Chi dapat dijalankan selamanya. Demikianlah pemikiran saya sekarang. Saya bersyukur kepada para Bodhisatwa di Afrika yang mendukung satu sama lain dengan kekuatan cinta kasih. 

Memulai langkah untuk melenyapkan penderitaan
Tekun menabur benih kebajikan
Menciptakan berkah dan membangkitkan cinta kasih orang-orang
Membawa manfaat bagi dunia hingga selamanya     
                                                               
Ceramah Master Cheng Yen Tanggal 06 April 2023
Sumber: Lentera Kehidupan - Daai Tv Indonesia
Penerjemah: Hendry, Marlina, Shinta, Janet, Heryanto
Ditayangkan Tanggal 08 April 2023
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -