Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Menapaki Jalan Bodhisatwa dan Menuju Kebajikan


“Depo pendidikan daur ulang harus selaras dengan tiga harapan Master yang berkaitan dengan menyucikan hati manusia. Pertama, untuk memberikan edukasi pelestarian lingkungan. Kedua, untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Kita merupakan edukator pelestarian lingkungan, bukan sekadar relawan daur ulang. Tentu saja, kita tetap menjadi teladan dengan melakukan daur ulang secara nyata,”
kata Xiao Yi-guang relawan Tzu Chi.

“Kita berharap setiap orang dapat memulai langkahnya dari melakukan daur ulang dan perlahan-lahan menerapkan konsep pelestarian lingkungan dalam keseharian, baik dengan memanfaatkan kembali maupun memperbaiki barang yang dimiliki. Jika bisa lebih mendalaminya, suatu hari nanti, konsep ini akan meresap ke dalam hati kita,” lanjutnya.

“Kita tidak perlu memiliki barang yang tidak kita butuhkan. Jika sungguh membutuhkan sesuatu, kita akan memilih barang-barang yang bisa digunakan berulang kali. Setelah itu, barulah kita mendaur ulang barang-barang itu,” pungkasnya.

Para insan Tzu Chi memiliki jalinan jodoh untuk bergabung dengan Tzu Chi. Di Tzu Chi, kita membimbing orang banyak dan belajar satu sama lain.

“Kotak makanan kertas bisa didaur ulang, tetapi harus dicuci hingga bersih, tidak boleh ada sisa makanan sedikit pun. Kita memulainya dari anak-anak agar setelah tumbuh dewasa, mereka dapat membawa manfaat bagi pelestarian lingkungan,” kata Xu Xian-hai relawan Tzu Chi.

“Suatu hari nanti, mungkin sampah di lautan akan lebih banyak daripada ikan.”

“Membeli sarapan mungkin hanya butuh lima menit, tetapi butuh 500 tahun untuk mengurai semua sampah plastik dari sarapan saya. Saya tidak berharap kelak, di tahun 2050, plastik di lautan lebih banyak daripada ikan,” kata Peng Yi-zhen Murid SMK Keperawatan Daojiang.


Kita sering berinteraksi dengan orang-orang dan berusaha untuk menggalang Bodhisatwa dunia. Ini karena kita telah memahami kebenaran. Untuk membimbing orang lain, kita harus berbicara. Saat berbicara dengan orang lain, kita harus mengenal dan memahami banyak hal. Untuk itu, kita harus belajar dengan tekun. Kita juga harus memikirkan apa yang akan kita katakan serta menulisnya satu per satu dengan prinsip kebenaran yang terkandung di dalamnya.

Jalan kebenaran harus dipraktikkan. Saat hendak menapaki suatu jalan, kita harus terlebih dahulu mengenal jalan tersebut. Setelah mengenal jalan tersebut, kita harus meratakannya karena yang akan menapakinya bukan hanya kita, tetapi juga orang lain. Jika kita bisa melangkah di jalan ini dengan lancar, saat menapakinya bersama orang lain, langkah kita akan makin lancar.

Saat kita terus berjalan maju untuk membentangkan jalan, jalan di depan kita mungkin berliku-liku. Namun, kita terus membentangkannya hingga jalan ini menjadi rata. Kita terus membentangkan jalan ke depan sehingga orang yang berada di belakang kita dapat menapaki jalan yang rata.

Pada masa-masa awal menjalankan Tzu Chi, kita harus tidak takut bekerja keras. Untuk memulai langkah pertama, kita harus membangun tekad dan ikrar agung untuk memikul tanggung jawab di pundak kita. Kita tidak takut bekerja keras. Untuk membawa sukacita bagi orang-orang, kita harus mengajarkan praktik Bodhisatwa dan menggalang Bodhisatwa dunia. Dalam ajaran Buddha, ini disebut membimbing semua makhluk secara luas.

Bodhisatwa membimbing semua makhluk dengan mengajari mereka. Bagaimana Bodhisatwa mengajari mereka? Bodhisatwa mengajari mereka untuk memahami kebenaran dan menapaki jalan kebajikan. Inilah tujuan utama Buddha datang ke dunia, yakni mengajari semua makhluk menapaki Jalan Bodhisatwa. Semua makhluk bertujuan untuk menjadi Bodhisatwa dan memiliki kehidupan yang paling bernilai.


Saudara sekalian, kini kita semua memiliki kehidupan yang sangat bernilai. Setiap orang bersumbangsih dengan sepenuh hati dan telah membimbing banyak orang untuk bergabung. Kalian memberi tahu orang-orang untuk tidak boros dan hendaknya hidup hemat. Jika bersungguh hati menyaksikan Da Ai TV, kalian akan tahu apa yang sering saya katakan. Saya selalu mengulas tentang orang-orang yang menderita dan bagaimana cara menciptakan berkah. Dengan menyaksikan Da Ai TV, kalian akan memahami ucapan saya.

Di dunia ini, Bodhisatwa muncul karena adanya makhluk yang menderita. Ada banyak orang yang menderita di dunia ini. Di manakah Bodhisatwa berada? Saya, Anda, dan dia, kita semua merupakan Bodhisatwa dunia. Setiap orang bisa menjadi Bodhisatwa dunia. Setiap orang hendaklah berpartisipasi. Setiap orang hendaknya mengambil bagian untuk bersumbangsih bagi dunia dengan cinta kasih. Ini membutuhkan partisipasi setiap orang.

Kehidupan tidak kekal dan penuh dengan penderitaan. Kita memiliki jalinan jodoh untuk mendengar dan meyakini ajaran Buddha serta berikrar untuk bersumbangsih bagi dunia dan memikul tanggung jawab. Untuk memikul tanggung jawab ini, kita harus memiliki keyakinan dan ikrar.

Kita harus berikrar dan melakukan praktik nyata. Untuk melakukan praktik nyata, kita harus melangkah. Kita harus terus maju selangkah demi selangkah dengan tekun. Perjalanan jauh dimulai dari langkah pertama. Jadi, kita harus terus melangkah dengan tekun.

Lewat siaran Da Ai TV, kita sering melihat relawan berseragam biru putih dan abu-abu putih yang tengah bersumbangsih. Setiap kali melihatnya, saya selalu mengucap syukur kepada mereka yang terlihat di layar televisi. Saya bersyukur kepada murid-murid saya itu. Mereka merupakan Bodhisatwa dunia yang sesungguhnya.


Setiap orang bagaikan guru tak diundang yang berinisiatif untuk bersumbangsih saat melihat ada orang yang membutuhkan. Tanpa diminta, relawan kita berinisiatif mencurahkan perhatian kepada orang-orang yang membutuhkan. Demikianlah Bodhisatwa.

Cinta kasih yang dibangkitkan orang-orang adalah berkah. Cinta kasih yang diwujudkan dalam tindakan nyata akan membentuk kekuatan berkah. Jadi, saat orang-orang menghimpun cinta kasih, keharmonisan akan terwujud. Saat orang-orang bersedia mengerahkan tenaga, maka akan terbentuk kekuatan untuk menciptakan berkah. Berkah dapat meredam bencana. Karena itu, kita harus menciptakan berkah. Buddha datang ke dunia demi mengajarkan praktik Bodhisatwa dan membimbing orang-orang menciptakan berkah bagi masyarakat.

Saudara sekalian, kalian semua adalah Bodhisatwa. Saya mengakui bahwa saya juga hendak menjadi Bodhisatwa. Saya, Anda, dan dia, kita semua hendaknya menyemangati satu sama lain. Bodhisatwa bersumbangsih tanpa pamrih dan selalu bersyukur satu sama lain. Sebagai Bodhisatwa dunia, kita bersyukur satu sama lain. "Syukur" merupakan kata terbaik dan doa terbaik bagi orang-orang.

Sulit untuk terlahir sebagai manusia. Kita memiliki jalinan jodoh untuk bergabung dalam kelompok Bodhisatwa ini. Bodhisatwa hendaknya saling mendoakan dan menyemangati. Inilah yang paling membuat kita merasa sukacita setiap hari. Kita dipenuhi sukacita dalam Dharma.

Saya berbagi metode ini dengan kalian dan kalian semua menggunakan metode ini untuk menjalankan Tzu Chi. Jadi, dengan kesatuan hati dan ikrar, kita menjalankan Tzu Chi dengan sepenuh hati dan tekad. Saya mendoakan kalian semua. Terima kasih.    

Menjangkau semua makhluk yang menderita dengan menapaki Jalan Bodhisatwa
Berikrar untuk memikul tanggung jawab dan menjalankannya secara nyata
Berpola hidup hemat dan tekun melatih diri
Membina berkah dan kebijaksanaan dengan meneruskan kebajikan

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 01 April 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Devi
Ditayangkan tanggal 03 April 2022  
Keindahan kelompok bergantung pada pembinaan diri setiap individunya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -