Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Menggalakkan Vegetarisme dengan Kekuatan Ikrar

Lihatlah ke seluruh dunia, ada banyak hal yang terjadi, terlebih ketidakkekalan lingkungan. Bumi ini sangatlah rentan dan hidup manusia tidak kekal. Kini, selain bencana alam dan bencana akibat ulah manusia yang terlihat, juga ada wabah penyakit yang tidak bisa dilihat ataupun diraba. Kondisi ekonomi di seluruh dunia terkena dampaknya dan orang yang kekurangan semakin banyak.

“Sebelumnya, saya punya pekerjaan di Shenzhen. Karena wabah, saya tidak bisa pulang,” kata seorang warga.

“Sebelumnya, saya bekerja sebagai petugas kebersihan paruh waktu. Karena wabah, saya tidak bisa bekerja,” kata warga lainnya.

“Kupon makanan bisa ditukarkan dengan mi atau nasi goreng. Dengan bantuan kecil ini, kita harap semua orang mendapat makanan. Kita telah mengurus bantuan biaya hidup bagi 17 orang. Kita juga menyediakan kupon makanan vegetaris. Kita harap dengan kupon makanan senilai 30 dolar HK ini, ada semakin banyak nonvegetarian yang bisa bervegetaris,” kata Wu Wanli, relawan Tzu Chi.

“Akibat pandemi, banyak orang kehilangan pekerjaan. Saya berharap bisa membantu para pengangguran dan tunawisma. Mereka bisa datang ke sini untuk menikmati makanan di bawah 40 dolar HK. Saya sangat mendukung para relawan dan kegiatan ini,” kata Weng Mingwei, pemilik rumah makan vegetaris.


Sejak COVID-19 mewabah hingga kini, saya terus berkata bahwa manusia tidak bisa menahannya. Untuk mengakhirinya, setiap orang harus tulus. Orang-orang dapat menunjukkan ketulusan lewat sikap mereka dalam keseharian. Keseharian kita tak lepas dari sandang, pangan, papan, dan transportasi.

Dalam berpakaian, kini kita harus melindungi seluruh tubuh kita. Para dokter dan relawan yang keluar masuk rumah sakit harus lebih berhati-hati. Para dokter dan perawat mengenakan alat pelindung diri. Mereka yang bekerja di garis terdepan harus meningkatkan kewaspadaan.

Para relawan kita yang bersumbangsih di rumah sakit serta berada di dekat para dokter dan pasien juga tidak boleh lengah. Para relawan juga harus waspada dan mengenakan alat pelindung diri. Terlebih, kita harus mengenakan masker dan rajin mencuci tangan. Kita harus memperhatikan apa yang harus diperhatikan. Ingatlah untuk mengenakan alat pelindung diri, termasuk masker. Janganlah kita lengah.

Selain itu, makan juga harus diperhatikan. Usahakanlah untuk makan di rumah. Belakangan ini, ada sekelompok insan Tzu Chi yang kembali ke Griya Jing Si untuk membantu mencabut rumput dan merapikan lingkungan. Mereka bekerja di bawah terik matahari. Setelah pukul 9 pagi, saya akan meminta para bhiksuni untuk mengajak para relawan masuk dan beristirahat. Namun, mereka sangat berdedikasi.


Mereka berkata, “Tidak apa-apa. Di bawah pohon sangat sejuk.” Sesungguhnya, sinar matahari sangatlah panas. Namun, semua orang bersumbangsih dengan sukarela demi menjaga kerapian, keindahan, dan kebersihan lingkungan serta mencegah serangga berkembang biak di tengah rumput yang tinggi. Orang yang digigit nyamuk mungkin akan terjangkit penyakit. Berhubung kini teknologi semakin canggih, maka pengetahuan orang-orang meningkat. Kita tahu bagaimana melindungi tubuh kita. Inilah cara untuk menjaga kesehatan kita.

Saat para relawan kita akan meninggalkan Griya Jing Si, saya berkata, “Makanlah di sini dahulu sebelum naik kereta api. Jangan membawa nasi kotak dan makan di kereta api.” Bagaimanapun, makan di rumah jauh lebih aman dan bersih. Makan di tempat umum pasti lebih mengkhawatirkan. Terlebih para relawan rumah sakit, mereka juga harus meningkatkan kewaspadaan.

Jadi, dalam berpakaian, kita harus memperhatikan pakaian kita untuk mencegah penularan wabah; dalam mengonsumsi makanan, kita harus lebih memperhatikan kebersihan ruangan, apa yang dimakan, dan sebagainya. Insan Tzu Chi menjangkau tempat yang bisa dan seharusnya dijangkau dengan tetap menaati aturan untuk tidak pergi ke tempat yang dilarang.

Dengan menaati aturan barulah kita bisa membimbing keluarga pasien dengan berkata, “Di rumah sakit, Anda harus menaati aturan.” Ini juga demi melindungi keselamatan keluarga pasien. Setelah memiliki pengetahuan ini, mereka bisa melindungi diri sendiri dan pulang ke rumah dengan selamat. Kini, kita harus sangat berhati-hati menghadapi pandemi kali ini.


Wabah COVID-19 tidak bisa dilihat, tetapi ia belum berhenti dan masih terus menyebar. Para ilmuwan juga mengingatkan orang-orang untuk tidak meremehkan pandemi kali ini ataupun lengah karena mengira bahwa ia sudah berakhir. Kita harus meningkatkan kewaspadaan untuk menghadapi wabah gelombang kedua.

Kemarin, sekelompok relawan dari Nantou, wilayah tengah Taiwan kembali ke Griya Jing Si. Mereka berbagi tentang pengalaman mereka dalam menggalakkan vegetarisme. Mengajak orang berbuat baik lebih mudah dari mengajak orang bervegetaris, tetapi para relawan kita tidak menyerah dan akan terus menggalakkan vegetarisme. Mereka memahami kebenaran di balik vegetarisme.

Saya berkata bahwa kita harus menggalakkan vegetarisme. Mereka telah memahami kebenaran di balik vegetarisme dan kembali ke Griya Jing Si untuk membangun tekad dan ikrar. Sungguh, setiap orang harus membangun tekad dan ikrar. Di dunia ini, tidak ada barang yang tidak berguna, juga tidak ada orang yang tidak berguna. Setiap orang berguna. Namun, kita hendaknya berbuat baik. Kita harus berbuat baik untuk memperbaiki ekosistem Bumi. Kita juga harus melindungi kebersihan dan kesehatan Bumi. Ini tak lepas dari apa yang kita makan.

Pandemi membuat orang-orang kehilangan sumber penghasilan
Mengantisipasi wabah dengan memperhatikan pangan, sandang, papan, dan transportasi
Berdisiplin dan mengendalikan nafsu makan
Tekun menggalakkan vegetarisme dengan kekuatan ikrar

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 15 Juni 2020     
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Stella
Ditayangkan tanggal 17 Juni 2020
Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -