Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Menggarap Ladang Berkah dan Memupuk Pahala


“Saya sangat gembira berkesempatan untuk kembali bersama para komisaris kehormatan ini. Semoga Master selalu sehat,”
kata Chen Tian-feng relawan Tzu Chi.

“Akibat pandemi, banyak aktivitas yang tertunda. Meski demikian, kami tetap menjaga kekompakan tim. Setiap minggu, meski tidak bisa benar-benar berkumpul bersama, kami selalu mengadakan kegiatan bedah buku daring. Anak-anak dari keluarga kurang mampu tidak mampu membeli komputer. Karena itu, kami meminta para pengusaha mengerahkan kekuatan cinta kasih agar murid dari keluarga kurang mampu juga dapat menggunakan computer,” kata Wang Xian-cong relawan Tzu Chi.

“Saat itu, India berada dalam kondisi darurat. Karena itu, kita berharap dapat menggalang hati dan cinta kasih bagi India. Kita menggalang cinta kasih secara luas. Baik yang kita kenal maupun tidak, semuanya kita ajak untuk bersumbangsih. Jadi, banyak orang yang menjadi donatur kita. Yang penting bukan besarnya donasi mereka, melainkan niat untuk bersumbangsih. Master memberi tahu kita bahwa kita harus bervegetaris, menggalang hati dan cinta kasih, serta terus membangkitkan niat baik dan berbuat baik. Jadi, kali ini, ada lebih dari dua ratus karyawan di perusahaan saya yang turut menggalang hati dan cinta kasih,” kata Fang Han-wu relawan Tzu Chi.

Mendengar apa yang kalian bagikan, saya bisa melihat kecemerlangan hati kalian yang bagaikan bintang-bintang. Kalian melakukannya bukan demi kepentingan pribadi. Kalian juga tidak memikirkan apa yang bisa kalian peroleh dari perbuatan kalian. Kalian tidak menginginkan atau kehilangan apa pun. Jadi, tanpa menginginkan sesuatu, kita akan memperoleh pencapaian dengan sendirinya. Jika tidak bersumbangsih, kita tidak akan memperoleh apa pun meski menginginkannya.


Dengan bersumbangsih, kita telah melakukan hal yang benar. Jangan memiliki pamrih dan lakukanlah hal yang benar. Dengan demikian, kita secara alami akan memperoleh pencapaian. Pencapaian yang kita peroleh adalah sukacita dalam Dharma. Berapa berkah yang bisa diperoleh dari bersumbangsih? Kita tidak perlu bertanya demikian. Kita cukup bertanya pada diri sendiri, "Apakah saya dipenuhi sukacita? Dengan bersumbangsih seperti ini, apakah saya dipenuhi sukacita?" Jika kita dipenuhi sukacita, berarti sukacitalah pencapaian kita.

Saya sering berkata bahwa setiap hari, saya membina rasa syukur di dalam hati. Hidup aman dan tenteram adalah berkah. Kita yang hidup aman dan tenteram hendaklah bersumbangsih. Sumbangsih kita akan menjadi milik kita sesungguhnya. Jika kita tidak bersumbangsih, uang sebanyak apa pun yang dihasilkan hanya akan disimpan di bank. Meski jumlah angka nol di tabungan kalian terus bertambah, yang kalian miliki tetaplah nol. Apa yang kalian peroleh dalam hidup kalian? Nol.

“Master berkata bahwa jika kita tidak menjalankan usaha hari ini, masih ada orang lain yang akan menjalankannya. Jadi, berkurangnya satu atau dua orang tidak akan membawa dampak besar bagi bidang usaha. Namun, dengan bertambahnya satu orang yang melakukan kebajikan, orang ini akan bagaikan jembatan penghubung yang membuat makin banyak orang melihat tekad awal dan niat baiknya sehingga orang-orang bisa beralih dari yang buruk ke yang baik,” kata Yuan Tian-long relawan Tzu Chi.

Banyak orang yang membahas tentang kekayaan mereka. Sesungguhnya, kekayaan tidak perlu dipamerkan. Membahas tentang kekayaan tidak akan membuat kita dipenuhi sukacita. Kita hendaknya membahas cinta kasih berkesadaran. Artinya, kita hendaknya membahas ajaran Buddha serta pandangan hidup dan arah tujuan kita.


Belakangan ini, saya sering mengulas tentang arah. Di manakah arah tujuan hidup kita? Saya mengganti topik saya dari waktu ke waktu. Kalian harus mengikutinya dengan saksama. Belakangan ini, saya terus mengulas tentang arah tujuan hidup. Sungguh, kita harus menuju arah yang benar. Jika tidak, menyimpang sedikit saja, kita akan jauh tersesat. Jika kita sepanjang hari hanya membahas tentang berapa banyak uang yang kita hasilkan, kita tidak akan dipenuhi sukacita. Yang paling membuat saya dipenuhi sukacita ialah mendengar para relawan kita menggulung kaki celana untuk menggarap ladang berkah. Benar, kehidupan hendaknya seperti ini.

Kita harus membungkukkan badan dan berlutut untuk mencabut rumput sambil bergerak maju. Jadi, kita hendaknya sering memamerkan kebajikan yang kita lakukan. Kita harus memamerkan kebajikan yang berbeda-beda. Kita bisa berkata, "Saya telah melakukan ini. Saya melakukannya dengan penuh sukacita. Saya juga melakukan itu. Saya akan memberitahumu kesulitan yang saya hadapi di sini. Saya mengajak banyak orang melakukannya bersama. Saya sangat tersentuh." Orang lain juga akan tersentuh oleh kita.

Kita harus bersungguh-sungguh bersumbangsih, lalu berbagi dengan orang-orang. Melihat apa yang kita lakukan, orang lain juga akan terinspirasi untuk bersumbangsih bersama, bahkan saling memuji. Setiap kali bersumbangsih, sukacita yang kita rasakan selalu berbeda-beda. Kisah yang kita bagikan membuat orang-orang heran mengapa kita dipenuhi sukacita sehingga mereka juga mencoba untuk bersumbangsih bersama. Demikianlah kita membimbing orang-orang.

Saya sering berkata bahwa kalian harus menggalang Bodhisatwa dunia. Jika kalian menggalang donasi sejuta dolar NT dari seseorang, dia mungkin akan berdonasi, tetapi dia tidak memahami Tzu Chi. Dia hanya berdonasi karena kalian menggalang donasi darinya dan dia tahu bahwa Tzu Chi melakukan kebajikan. Namun, dia tidak memahami Tzu Chi dan tidak memiliki perasaan yang mendalam terhadap hal ini.

Saya sering mengulas tentang menggalang Bodhisatwa. Bodhisatwa adalah makhluk berkesadaran. Kita harus menyadarkan orang-orang agar mereka tahu betapa sulitnya kehidupan orang-orang yang menderita dan mereka sangat beruntung karena mampu menolong sesama. Ini juga akan membuat mereka dipenuhi sukacita. Setelah memberikan bantuan pada seseorang dan melihat kesulitannya teratasi, kita juga mendoakannya.


Kita bersumbangsih tanpa pamrih dan berharap dia dapat benar-benar memperoleh manfaat. Setelah kehidupannya membaik, dia pun menemui kita dan berkata bahwa dia hendak bergabung untuk bersumbangsih bersama kita. Inilah yang disebut memperbaiki kehidupan dan membangkitkan kekayaan batin orang kurang mampu.

Lebih dari dua ribu tahun yang lalu, Buddha mengajarkan Jalan Bodhisatwa, tetapi belum ada jalinan jodoh untuk dipraktikkan. Pada abad ini, jalinan jodoh telah matang. Kini populasi dunia hampir mencapai 8 miliar orang. Dengan populasi dunia yang hampir mencapai 8 miliar, jika para relawan kita dapat mengajak orang-orang untuk berdonasi, baik 100, 50, maupun 5 dolar, kita dapat menyelamatkan dunia.

Tetesan air dapat memenuhi guci. Dengan adanya setetes air kita dalam guci tersebut, kita dapat menjalin jodoh baik secara luas. Ini disebut menggarap ladang berkah, berbuat baik, dan membimbing semua makhluk secara luas.

Seseorang memiliki jalinan jodoh untuk memasukkan setetes air ke dalam guci karena kita memberitahunya bahwa setetes air juga sangat berarti. Setetes airnya yang turut memenuhi guci dapat membawa manfaat bagi banyak orang. Intinya, dengan membangkitkan sebersit niat baik, niat tersebut akan menjadi air embun yang paling murni dan tersebar luas di dunia.

Saya hendak memberi tahu kalian bahwa asalkan sesuatu itu benar, maka lakukan saja. Kalian tidak akan menyesal mengikuti langkah saya. Dalam menjalankan Tzu Chi, setiap langkah kita sangatlah mantap dan perbuatan kita selalu benar. Namun, janganlah kita menyia-nyiakan kehidupan. Kini saya berkata demikian karena sisa waktu saya tidaklah banyak. Saat ini, saya hendak memberi tahu kalian bahwa kalian harus mendengarkan saya, jangan menyia-nyiakan kehidupan.

Bersumbangsih tanpa pamrih dan memperoleh sukacita dalam Dharma
Membimbing semua makhluk menjadi makhluk berkesadaran
Menolong orang-orang yang kekurangan dan membangkitkan cinta kasih mereka
Tekun menggarap ladang berkah dan menjadi orang yang kaya batin

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 26 Juni 2022
Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia
Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina, Shinta
Ditayangkan tanggal 28 Juni 2022
Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -