Ceramah Master Cheng Yen: Tekun Menjalankan Praktik Kebajikan

Melihat pemandangan seperti itu, kita bisa merasakan betapa besarnya kekuatan gempa bumi ini. Bencana alam bisa terjadi kapan saja. Terhadap ketidakselarasan unsur tanah, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Akibat perubahan iklim yang ekstrem, empat unsur alam menjadi tidak selaras.

Kita juga melihat insan Tzu Chi di Turki bersungguh hati membantu anak-anak pengungsi agar mereka dapat menerima pendidikan. Beberapa tahun belakangan ini, anak-anak bisa bersekolah dengan tenang tanpa kerisauan. Awalnya, kita memanfaatkan ruang di 6 sekolah. Namun, karena anak pengungsi terus bertambah dan ruang di 6 sekolah tersebut terbatas, kini ruang yang kita miliki sudah tidak cukup. Agar anak-anak bisa bersekolah dengan tenang, dibutuhkan ruang yang lebih besar.

Di Sultangazi, ada seorang pengusaha yang penuh cinta kasih. Setelah mengetahui bahwa dia baru membangun sebuah gedung, Relawan Hu dan wali kota Sultangazi menemuinya untuk mendiskusikan hal ini. Melihat dedikasi Relawan Hu dan Relawan Yu, dia bersedia menyewakan gedungnya pada Tzu Chi dan menyekat ruangan sesuai kebutuhan sekolah.

Anak-anak turut menjadi relawan untuk membantu mengangkat material bangunan. Bisa membantu mendirikan sekolah di sana, anak-anak dipenuhi rasa pencapaian. Mereka membantu mengangkat material untuk pembangunan sekolah sendiri dengan gembira.

doc tzu chi

“Saya melakukannya untuk sekolah saya. Mereka juga melakukannya untuk sekolah mereka,” petikan wawancara Muhammad, murid Sekolah Dasar dan Menengah Menahel.

“Saya berterima kasih kepada kalian yang datang ke Turki demi kami dan mendirikan sekolah di Turki bagi kami,” petikan wawancara Fadel Shabo, murid Sekolah Dasar dan Menengah Menahel.

“Mereka berharap suatu hari nanti, saat mereka belajar di sini, mereka bisa berkata, “Saya yang mengangkat batako ini.” Bagi mereka, ini adalah sesuatu yang istimewa,” petikan wawancara Hu Guang-zhong, relawan Tzu Chi.

“Saya yakin lewat hal ini, anak-anak kita akan mengalami kemajuan besar, baik dari sisi karakter maupun akademik. Kelak, mereka akan menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat,” petikan wawancara Ahmed Aliyan, Kepala Sekolah Dasar dan Menengah Menahel.

Dengan adanya gedung baru ini, anak-anak di enam sekolah bisa belajar di satu tempat yang sama. Jadi, anak-anak bisa belajar dengan tenang tanpa terkekang oleh waktu. Pengusaha itu juga merasa sangat terhibur.


doc tzu chi

“Saat berusia 11 atau 12 tahun, saya juga mengalami hal yang sama seperti anak-anak dari Suriah ini. Karena itu, saya bisa merasakan penderitaan mereka dan sangat tersentuh oleh sumbangsih kalian,” petikan wawancara Ayhan Narin, pemilik gedung baru Sekolah Menahel.

“Anak-anak Suriah ini menerima pendidikan yang baik di sini. Semoga setelah perang berakhir dan mereka pulang ke kampung halaman, pengalaman mereka di sini dapat mereka kenang untuk selamanya,” petikan wawancara Nurettin Narin, pemilik gedung baru Sekolah Menahel.

“Beliau tidak mengambil keuntungan, bahkan mengajak perusahaan material untuk membantu kita karena merasa bahwa sekolah ini adalah sebuah tempat yang penuh cinta kasih di mana orang-orang membalas cinta kasih dengan cinta kasih,” petikan wawancara Hu Guang-zhong, relawan Tzu Chi.

“Hari ini kita telah menandatangani perjanjian. Saya sangat bersyukur. Sebulan kemudian, kegiatan belajar mengajar di sekolah ini akan dimulai dan anak-anak bisa menerima pendidikan dalam bahasa ibu mereka,” petikan wawancara Ali Uslanmaz, Walikota Sultangazi.

“Hari ini, kita dipenuhi kebahagiaan. Ini semua berkat Master Cheng Yen yang terhormat dan terkasih,” petikan wawancara Ibrahim Demir, Kepala Dinas Pendidikan Sultangazi.


doc tzu chi

Wali kota setempat, kepala dinas pendidikan setempat, dan Profesor Cuma, semuanya sangat bersyukur. Demi masa depan anak-anak, mereka sangat bersungguh hati. Inilah cinta kasih. Meski anak-anak itu berasal dari negara lain, tetapi saat mereka dilanda bencana akibat ulah manusia, ada banyak orang yang memperhatikan mereka. Bukankah ini adalah kebijaksanaan yang mendukung pencapaian segala aktivitas?

Belakangan ini, saya terus menekankan bagaimana mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari untuk mendatangkan manfaat besar. Dalam melatih diri, kita harus memahami Dharma dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kali ini, jadwal relawan kita di Turki sangat padat. Mereka akan segera kembali ke Taiwan. Inilah kekuatan cinta kasih.

Kita juga bisa melihat Myanmar. Hari ini, Ketua Pelaksana Lin, Kepala RS Chien, dr. Hou Chung-hung dari departemen gawat darurat RS Tzu Chi Dalin, dan dr. Ho Cheng-mao yang merupakan ahli penyakit menular di RS Tzu Chi Taichung bersama-sama pergi ke Myanmar. Karena mewabahnya virus di Myanmar, Myanmar membutuhkan dokter untuk memberikan bimbingan.

Virus SARS pernah mewabah di Taiwan. Jadi, saya berharap dokter kita bisa berbagi tentang pencegahan penularan dan penanganan gawat darurat. Kita bisa melihat di RS Tzu Chi Taipei, perlengkapan medis dikemas dengan cepat. Selain itu, bahan pangan juga disiapkan di Taipei.

Dokter kita akan memberikan bimbingan untuk mencegah penyebaran penyakit di Myanmar. Para dokter kita sudah bergerak. Pagi ini, Ketua Pelaksana Lin dan Kepala RS Chien sudah berada dalam penerbangan menuju Myanmar dan relawan di Turki akan segera pulang ke Taiwan. Inilah penyaluran bantuan internasional kita. Kerja sama insan Tzu Chi Taiwan dan Malaysia masih belum berakhir.

Saya sangat bersyukur di berbagai negara, relawan kita selalu bergerak saat dibutuhkan. Insan Tzu Chi Sichuan juga sedang melakukan persiapan untuk memberikan bantuan. Saat ada yang membutuhkan bantuan, relawan kita pasti akan muncul. Baiklah, kisah seperti ini sangatlah banyak. Saat ada yang membutuhkan, relawan kita menggunakan kebijaksanaan untuk mempraktikkan Dharma lewat sumbangsih nyata. Saya sungguh sangat bersyukur.

Meningkatkan kewaspadaan dan menyelaraskan pikiran
Menghimpun cinta kasih untuk menolong anak-anak pengungsi
Tekun menjalankan praktik kebajikan
Memberikan bantuan di Myanmar tanpa takut pada virus penyakit

Ceramah Master Cheng Yen tanggal 10 Agustus 2017

Sumber: Lentera Kehidupan - DAAI TV Indonesia, Penerjemah: Hendry, Karlena, Marlina

Ditayangkan tanggal 12 Agustus 2017

Melihat pemandangan seperti itu, kita bisa merasakan betapa besarnya kekuatan gempa bumi ini. Bencana alam bisa terjadi kapan saja. Terhadap ketidakselarasan unsur tanah, kita harus meningkatkan kewaspadaan. Akibat perubahan iklim yang ekstrem, empat unsur alam menjadi tidak selaras.

 

Kita juga melihat insan Tzu Chi di Turki bersungguh hati membantu anak-anak pengungsi agar mereka dapat menerima pendidikan. Beberapa tahun belakangan ini, anak-anak bisa bersekolah dengan tenang tanpa kerisauan. Awalnya, kita memanfaatkan ruang di 6 sekolah. Namun, karena anak pengungsi terus bertambah dan ruang di 6 sekolah tersebut terbatas, kini ruang yang kita miliki sudah tidak cukup. Agar anak-anak bisa bersekolah dengan tenang, dibutuhkan ruang yang lebih besar.

 

Di Sultangazi, ada seorang pengusaha yang penuh cinta kasih. Setelah mengetahui bahwa dia baru membangun sebuah gedung, Relawan Hu dan wali kota Sultangazi menemuinya untuk mendiskusikan hal ini. Melihat dedikasi Relawan Hu dan Relawan Yu, dia bersedia menyewakan gedungnya pada Tzu Chi dan menyekat ruangan sesuai kebutuhan sekolah.

 

Anak-anak turut menjadi relawan untuk membantu mengangkat material bangunan. Bisa membantu mendirikan sekolah di sana, anak-anak dipenuhi rasa pencapaian. Mereka membantu mengangkat material untuk pembangunan sekolah sendiri dengan gembira.

 

“Saya melakukannya untuk sekolah saya. Mereka juga melakukannya untuk sekolah mereka,” petikan wawancara Muhammad, murid Sekolah Dasar dan Menengah Menahel.

 

“Saya berterima kasih kepada kalian yang datang ke Turki demi kami dan mendirikan sekolah di Turki bagi kami,” petikan wawancara Fadel Shabo, murid Sekolah Dasar dan Menengah Menahel.

 

“Mereka berharap suatu hari nanti, saat mereka belajar di sini, mereka bisa berkata, “Saya yang mengangkat batako ini.” Bagi mereka, ini adalah sesuatu yang istimewa,” petikan wawancara Hu Guang-zhong, relawan Tzu Chi.

 

“Saya yakin lewat hal ini, anak-anak kita akan mengalami kemajuan besar, baik dari sisi karakter maupun akademik. Kelak, mereka akan menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat,” petikan wawancara Ahmed Aliyan, Kepala Sekolah Dasar dan Menengah Menahel.

 

Dengan adanya gedung baru ini, anak-anak di enam sekolah bisa belajar di satu tempat yang sama. Jadi, anak-anak bisa belajar dengan tenang tanpa terkekang oleh waktu. Pengusaha itu juga merasa sangat terhibur.

 

“Saat berusia 11 atau 12 tahun, saya juga mengalami hal yang sama seperti anak-anak dari Suriah ini. Karena itu, saya bisa merasakan penderitaan mereka dan sangat tersentuh oleh sumbangsih kalian,” petikan wawancara Ayhan Narin, pemilik gedung baru Sekolah Menahel.

 

“Anak-anak Suriah ini menerima pendidikan yang baik di sini. Semoga setelah perang berakhir dan mereka pulang ke kampung halaman, pengalaman mereka di sini dapat mereka kenang untuk selamanya,” petikan wawancara Nurettin Narin, pemilik gedung baru Sekolah Menahel.

 

“Beliau tidak mengambil keuntungan, bahkan mengajak perusahaan material untuk membantu kita karena merasa bahwa sekolah ini adalah sebuah tempat yang penuh cinta kasih di mana orang-orang membalas cinta kasih dengan cinta kasih,” petikan wawancara Hu Guang-zhong, relawan Tzu Chi.

 

“Hari ini kita telah menandatangani perjanjian. Saya sangat bersyukur. Sebulan kemudian, kegiatan belajar mengajar di sekolah ini akan dimulai dan anak-anak bisa menerima pendidikan dalam bahasa ibu mereka,” petikan wawancara Ali Uslanmaz, Walikota Sultangazi.

 

“Hari ini, kita dipenuhi kebahagiaan. Ini semua berkat Master Cheng Yen yang terhormat dan terkasih,” petikan wawancara Ibrahim Demir, Kepala Dinas Pendidikan Sultangazi.

 

Wali kota setempat, kepala dinas pendidikan setempat, dan Profesor Cuma, semuanya sangat bersyukur. Demi masa depan anak-anak, mereka sangat bersungguh hati. Inilah cinta kasih. Meski anak-anak itu berasal dari negara lain, tetapi saat mereka dilanda bencana akibat ulah manusia, ada banyak orang yang memperhatikan mereka. Bukankah ini adalah kebijaksanaan yang mendukung pencapaian segala aktivitas?

 

Saat bencana terjadi, kita harus melakukan sesuatu untuk menolong orang-orang yang menderita dan tidak berdaya serta mengatasi masalah pendidikan anak-anak. Untuk itu, dibutuhkan perenungan yang matang. Inilah kebijaksanaan dalam mengamati. Dengan kebijaksanaan dan kesadaran Buddha dan Bodhisatwa, kita bisa bersumbangsih bagi orang-orang yang tidak memiliki hubungan apa pun dengan kita. Inilah yang disebut kebajikan yang berwujud.

 

Belakangan ini, saya terus menekankan bagaimana mempraktikkan ajaran Buddha dalam kehidupan sehari-hari untuk mendatangkan manfaat besar. Dalam melatih diri, kita harus memahami Dharma dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Kali ini, jadwal relawan kita di Turki sangat padat. Mereka akan segera kembali ke Taiwan. Inilah kekuatan cinta kasih.

 

Kita juga bisa melihat Myanmar. Hari ini, Ketua Pelaksana Lin, Kepala RS Chien, dr. Hou Chung-hung dari departemen gawat darurat RS Tzu Chi Dalin, dan dr. Ho Cheng-mao yang merupakan ahli penyakit menular di RS Tzu Chi Taichung bersama-sama pergi ke Myanmar. Karena mewabahnya virus di Myanmar, Myanmar membutuhkan dokter untuk memberikan bimbingan.

 

Virus SARS pernah mewabah di Taiwan. Jadi, saya berharap dokter kita bisa berbagi tentang pencegahan penularan dan penanganan gawat darurat. Kita bisa melihat di RS Tzu Chi Taipei, perlengkapan medis dikemas dengan cepat. Selain itu, bahan pangan juga disiapkan di Taipei.

 

Beberapa hari yang lalu, insan Tzu Chi Malaysia telah mengirimkan lebih dari 10.000 masker N95 ke Myanmar. Secara keseluruhan, dibutuhkan 40.000 masker dan insan Tzu Chi Malaysia telah menyiapkannya. Sarung tangan medis juga disiapkan oleh insan Tzu Chi Malaysia. Singkat kata, insan Tzu Chi Taiwan dan Malaysia bekerja sama ntuk mengatasi masalah penyebaran virus H1N1 di Myanmar.

 

Dokter kita akan memberikan bimbingan untuk mencegah penyebaran penyakit di Myanmar. Para dokter kita sudah bergerak. Pagi ini, Ketua Pelaksana Lin dan Kepala RS Chien sudah berada dalam penerbangan menuju Myanmar dan relawan di Turki akan segera pulang ke Taiwan. Inilah penyaluran bantuan internasional kita. Kerja sama insan Tzu Chi Taiwan dan Malaysia masih belum berakhir.

 

Saya sangat bersyukur di berbagai negara, relawan kita selalu bergerak saat dibutuhkan. Insan Tzu Chi Sichuan juga sedang melakukan persiapan untuk memberikan bantuan. Saat ada yang membutuhkan bantuan, relawan kita pasti akan muncul. Baiklah, kisah seperti ini sangatlah banyak. Saat ada yang membutuhkan, relawan kita menggunakan kebijaksanaan untuk mempraktikkan Dharma lewat sumbangsih nyata. Saya sungguh sangat bersyukur.

 

Meningkatkan kewaspadaan dan menyelaraskan pikiran

Menghimpun cinta kasih untuk menolong anak-anak pengungsi

Tekun menjalankan praktik kebajikan

Memberikan bantuan di Myanmar tanpa takut pada virus penyakit

 

 

Memandang ke seluruh dunia,kini ingin meminum seteguk air bersih saja semakin sulit karena air terus mongering. Berhubung hujan tak kunjung turun,air tanah pun mengering. Para ilmuwan menyatakan bahwa kini ada ratusan juta orang di seluruh dunia

yang terjangkit penyakit kolera. Selain itu, juga ada yang terkena tifus. Berhubung tidak ada air bersih, maka sumber penyakit semakin banyak. Tanpa air bersih, lingkungan semakin kotor dan tercemar sehingga muncul banyak penyakit,

seperti kolera dan tifus. Ini sungguh membuat orang khawatir melihatnya.

 

Wilayah yang terkena dampak terbesar dari penyebaran penyakit menular akibat pencemaran air adalah Asia, Afrika, dan Amerika Latin.

 

Dengan berkurangnya air bersih, penyakit menular terus muncul.

Di beberapa benua itu, kita bisa melihat dengan jelas bahwa semuanya karena pencemaran air. Curah hujan yang tidak merata

juga bisa mendatangkan bencana. Kita bisa melihat

terjangan satu demi satu topan di seluruh dunia. Baik Asia maupun Amerika, semuanya terus diterjang topan. Beberapa hari belakangan ini, pengaruh Topan Malou dan Topan Lionrock juga mengakibatkan banjir di Tainan dan tanah longsor di Baihe.

 

Tanah longsor kali ini cukup parah sehingga beberapa keluarga harus dievakuasi. Setelah menerima kabar ini,

insan Tzu Chi segera menyurvei lokasi bencana dan mencurahkan perhatian. Hari ini tanggal 8 September. Kalian pasti masih ingat dua bulan yang lalu, tepatnya tanggal 8 Juli, Topan Nepartak menerjang Taitung dan mendatangkan bencana besar.

Namun, setelah meninggalkan Taitung, topan ini mendarat di Provinsi Fujian, Tiongkok dan juga mendatangkan bencana besar di berbagai kabupaten.

 

Pada tanggal 12 Juli, insan Tzu Chi sudah mulai melakukan survei

dan membagikan barang bantuan. Para relawan kita terus-menerus mencurahkan perhatian. Beberapa hari ini, relawan kita kembali melakukan survei. Pembagian bantuan musim dingin tahun ini

akan dipercepat. Relawan kita akan mulai membagikan bantuan

pada musim gugur karena terjangan Topan Nepartak kali ini

telah mendatangkan bencana yang sangat besar.

 

Banyak rumah yang runtuh dan semua perabot rumah tangga

terendam air. Warga kehilangan segalanya. Relawan kita juga meminta persetujuan dari pemerintah setempat. Pemerintah setempat juga berharap pembagian bantuan musim dingin dapat dipercepat. Jadi, mereka bermusyawarah. Sesungguhnya, kita bukan mempercepat, melainkan mengadakan pembagian bantuan ekstra

sebelum musim dingin. Kita sudah mulai mempersiapkan

pembagian bantuan pada musim gugur karena musim gugur sudah mulai dingin.

 

Berhubung warga telah kehilangan segalanya,

seperti pakaian dan selimut yang dapat menghangatkan tubuh,

maka kita mulai bersiap-siap untuk membagikan barang bantuan

pada musim gugur ini. Saat kembali menyurvei lokasi bencana,

relawan kita melihat bahwa ada orang yang belum bisa melapangkan hati. Contohnya bapak ini. Dia berniat untuk bunuh diri.

Dia terkena dampak bencana yang parah dan enggan berbicara.

 

Anda harus percaya bahwa di dunia ini, masih ada banyak orang penuh cinta kasih yang akan memperhatikan kalian. Jika kita masih diberi kehidupan, kita tidak boleh berpikir untuk mengakhirinya. Kita bisa mencari jalan keluar bersama. Kondisi Anda pasti akan perlahan-lahan membaik. Kita tidak membawa apa-apa hari ini. Hanya sebuah bingkisan yang berisi doa dari orang-orang di seluruh dunia. Semoga Anda sehat selalu dan panjang umur. Anda harus menjaga kesehatan Anda dengan baik.

 

Istrinya jatuh sakit dan kondisi kesehatan putranya juga tidak baik. Kesehatannya juga tidak begitu baik. Selain itu, rumah mereka juga runtuh. Karena itu, dia kehilangan harapan.

Kedatangan kalian hari ini telah memberinya harapan dan kekuatan untuk bertahan hidup.

 

Insan Tzu Chi menggunakan kasih sayang penu

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -